Ini Mengapa Muhammadiyah tidak Bermazhab
Kamis, 31 Oktober 2024 - 08:46 WIB
Para Imam mazhab utama dalam Islam juga memiliki pandangan senada. Imam Abu Hanifah menyatakan,
Apabila pendapatku berbeda dengan Kitabullah dan Kabar Rasulullah maka tinggalkanlah pendapatku.
Imam Malik pun menegaskan,
Saya adalah manusia yang bisa salah dan benar. Maka perhatikan pendapatku; setiap yang sesuai al-Quran dan Sunnah, maka ambillah. Setiap yang tidak sesuai, tinggalkanlah
Imam asy-Syafi’i menyampaikan sikap yang serupa,
Jika kalian mendapati pada tulisanku sesuatu yang bertentangan dengan sunah Rasulullah, maka berpendapatlah dengan sunah Rasulullah dan tinggalkan pendapatku
Imam Ahmad juga menyarankan agar umat tidak bertaklid buta,
Jangan taqlid padaku, juga tidak pada Malik, asy-Syafi’i. al-Awza’I, dan tidak pun ats-Tsauri. Ambillah panduan dari sumber yang mereka juga merujuk padanya (al-Quran dan Sunnah Nabi saw).
Dalam menghadapi isu-isu kekinian, Muhammadiyah lebih mengedepankan sumber hukum utama, yaitu al-Quran dan Sunnah. Muhammadiyah memandang bahwa sikap ini bukan berarti menolak pandangan mazhab, tetapi justru memfasilitasi ijtihad yang terus relevan bagi kehidupan umat. keterikatan Muhammadiyah pada al-Quran dan Sunnah menggambarkan sikap moderat.
إِذَا قُلْتُ قَوْلًا يُخَالِفُ كِتَابَ اللّهِ وَخَبَرِ الرَّسُولِ صَلّى اللّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاتْرُكُوْا قَوْلَيْ
Apabila pendapatku berbeda dengan Kitabullah dan Kabar Rasulullah maka tinggalkanlah pendapatku.
Imam Malik pun menegaskan,
أَنَا بَشَرٌ أَخْطَىءُ وَأُصِيْبُ فَانْظُرُوْا فِيْ رَأْيِيْ فَكُلُّ مَا وَافَقَ الْكِتَابَ وَالسُنَّةَ فَخُذُوْا بِهِ وَمَا لَمْ يُوَافِقُ الْكِتَابَ وَالسُنَّةَ فَاتْرُكُوْهُ
Saya adalah manusia yang bisa salah dan benar. Maka perhatikan pendapatku; setiap yang sesuai al-Quran dan Sunnah, maka ambillah. Setiap yang tidak sesuai, tinggalkanlah
Imam asy-Syafi’i menyampaikan sikap yang serupa,
إِذَا وَجَدْتُمْ فِيْ كِتَابِيْ خِلَافَ سُنَّةَ رَسُوْلِ اللّهِ صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُوْلُوْا بِسُنَّةِ رَسُوْلِ اللّهِ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَدْعُوْا قَوْلِيْ
Jika kalian mendapati pada tulisanku sesuatu yang bertentangan dengan sunah Rasulullah, maka berpendapatlah dengan sunah Rasulullah dan tinggalkan pendapatku
Imam Ahmad juga menyarankan agar umat tidak bertaklid buta,
لَا تُقَلِّدُنِيْ، وَلَا تُقَلِّدُ مَالِكًا، وَلَا الشَّافِعِي، وَلَا الْأَوْزَاعِيْ، وَلَا الْثَّوْرِيْ، وَخُذْ مِنْ حَيْثُ أَخَذُوْا
Jangan taqlid padaku, juga tidak pada Malik, asy-Syafi’i. al-Awza’I, dan tidak pun ats-Tsauri. Ambillah panduan dari sumber yang mereka juga merujuk padanya (al-Quran dan Sunnah Nabi saw).
Dalam menghadapi isu-isu kekinian, Muhammadiyah lebih mengedepankan sumber hukum utama, yaitu al-Quran dan Sunnah. Muhammadiyah memandang bahwa sikap ini bukan berarti menolak pandangan mazhab, tetapi justru memfasilitasi ijtihad yang terus relevan bagi kehidupan umat. keterikatan Muhammadiyah pada al-Quran dan Sunnah menggambarkan sikap moderat.
(mhy)