Hukum Tajwid Surat Saba Ayat 1-5, Lengkap dengan Penjelasan, Cara Membaca dan Tafsirnya
Rabu, 06 November 2024 - 09:57 WIB
Hukum Tajwid Surat Saba Ayat 1-5, penting dipahami dalam membaca Al-Qur'an, seperti untuk menjaga kesucian bacaan Al-Qur'an dan memahami maknanya.
Surat Saba merupakan surat ke 34 dalam Al-Qur’an, terdapat 54 ayat dalam surat Saba. Surat ini disebut surat al makkiyah karena surat ini diturunkan di kota Makkah. Surah ini membahas tentang kehidupan Sulaiman dan Daud, Surat ini dinamakan Saba' karena di dalamnya terdapat kisah penduduk Sheba, tantangan dan peringatan terhadap orang-orang kafir serta janji-janji yang berkaitan dengan Hari Kiamat .
Surat Saba' ayat 1-5 memberikan gambaran awal tentang kehebatan dan kekuasaan Allah SWT. Ayat-ayat ini juga menyajikan pengantar kisah kaum Saba', sebuah peradaban maju yang kemudian binasa akibat kesombongan dan kekafiran mereka.
Alhamdu lillaahil lazii lahuu maa fis samaawaati wamaa fil ardhi wa lahul hamdu fil akhirah; waHuwal Hakimul Khabir
Artinya : “Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan segala puji di akhirat bagi Allah. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana, Maha Mengetahui.” (QS. Saba’ 34: Ayat 1)
Ya'lamu maa yaliju fil ardhi wa maa yakhruju minha wa maa yanzilu minas sama'i wa maa yakhruju fiha; wa Huwar Rahiimul Ghofur
Artinya : “Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi, apa yang keluar darinya, apa yang turun dari langit, dan apa yang naik kepadanya. Dan Dialah Yang Maha Penyayang, Maha Pengampun.” (QS. Saba’ 34: Ayat 2)
Wa qoolal laziina kafaruu laa taatiinas Saa'ah; qul balaa wa Rabbii lataatiyannakum 'Aalimul Ghaib; laa ya'zubu 'anhu misqoolu zarratin fis samaawaati wa laa fil ardi wa laaa asgharu min zaalika wa laaa akbaru illaa fii kitaabim mubiin
Artinya :“Dan orang-orang yang kafir berkata, Hari Kiamat itu tidak akan datang kepada kami. Katakanlah, Pasti datang, demi Tuhanku yang mengetahui yang gaib, Kiamat itu pasti akan datang kepadamu. Tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya sekalipun seberat zarrah baik yang di langit maupun yang di bumi, yang lebih kecil dari itu atau yang lebih besar, semuanya (tertulis) dalam Kitab yang jelas (Lauh Mahfuz),” (QS. Saba’ 34: Ayat 3)
Liyajziyal laziina aamanuu wa 'amilus saalihaat; ulaaa'ika lahum maghfiratunw wa rizqun kariim
Artinya:“agar Dia (Allah) memberi balasan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga).” (QS. Saba’ 34: Ayat 4)
Wallaziina sa'aw fiii aayaatinaa mu'aajiziina ulaaa 'ika lahum 'azaabum mir irjzin aliim
Artinya : “Dan orang-orang yang berusaha untuk (menentang) ayat-ayat Kami dengan anggapan mereka dapat melemahkan (menggagalkan azab Kami), mereka itu akan memperoleh azab, yaitu azab yang sangat pedih.” (QS. Saba’ 34: Ayat 5)
Terdapat dua hukum tajwid : Pertama Alif lam qomariyah, sebab alif lam bertemu huruf ha. Kedua Idzhar syafawi, sebab mim sukun bertemu huruf dal.
Terdapat dua hukum tajwid : Pertama Alif Tarqiq, sebab lafadz Allah didahului oleh kasrah. Kedua Mad thabi’i, sebab huruf ya disukun oleh kasrah.
Terdapat dua hukum tajwid : Pertama Mad shilah qashirah, sebab Ha dlomir berharakat dlommah terbalik dan tidak bertemu huruf mad. Kedua Mad thabi’i, sebab alif di sukun oleh fathah.
Terdapat dua hukum tajwid : Pertama Alif lam syamsiyah, sebab alif lam bertemu huruf sin. Kedua Mad ashli, sebab ada fathah berdiri.
Terdapat dua hukum tajwid : Pertama Mad thabi’i., sebab alif lam bertemu huruf sin. Kedua Alif lam qomariyah, sebab alif lam bertemu huruf hamzah.
Terdapat dua hukum tajwid : Pertama Alif lam qomariyah, sebab alif lam bertemu huruf ha. Kedua Idzhar syafawi, sebab mim sukun bertemu huruf dal.
Terdapat dua hukum tajwid : Pertama Alif lam qomariyah, sebab alif lam bertemu huruf hamzah. Kedua Mad badal, sebab alif fathah berdiri. Panjangnya adalah 1 alif atau 2 harakat.
Terdapat tiga hukum tajwid pada akhir ayat pertama surat Saba : PertamaAlif lam qomariyah, sebab alif lam bertemu huruf ha dan kha. Kedua Mad thabi’i, sebab ya disukun oleh kasrah. Ketiga Mad ‘aridl lissukun, sebab mad thabi’i bertemu huruf hidup kemudian bacaannya waqaf. Panjang mad ini antara 2-6 harakat.
Terdapat dua hukum tajwid : Pertama Mad thabi’i. Kedua Alif lam qomariyah.
Terdapat dua hukum tajwid : Pertama Mad thabi’i. Kedua Idzhar halqi, sebab nun sukun bertemu huruf Ha.
Terdapat dua hukum tajwid : Pertama Mad thabi’i. Kedua Ikhfa haqiqi, sebab nun sukun bertemu huruf Za.
Terdapat Tiga hukum tajwid : Pertama Alif lam syamsiyah, sebab alif lam bertemu huruf sin. Kedua Mad wajib muttashil, sebab mad thabi’i bertemu hamzah dalam 1 kata. Ketiga Panjang mad wajib muttashil adalah 5 harakat.
Terdapat satu hukum tajwid : Mad thabi’i, sebab alif difathah dan ya dikasrah.
Terdapat Tiga hukum tajwid pada akhir ayat kedua surat Saba: Pertama Alif lam syamsiyah, sebab alif lam bertemu huruf ra. Kedua Mad thabi’i, sebab ya disukun oleh kasrah dan wawu oleh dlommah. Ketiga Alif lam qomariyah, sebab alif lam bertemu huruf ghoin.
Hukum tajwid pada kalimat diatas adalah Mad thabi’i, sebab huruf alif disukun oleh fathah, Ya disukun kasrah dan wawu disukun dlommah.
Terdapat dua hukum tajwid : Pertama Mad Thabi’i. Kedua Alif lam syamsiyah, sebab alif lam bertemu huruf sin.
Hukum tajwid pada kalimat diatas adalah mad ashli/mad thabi’i, sebab ada fathah berdiri dan ya disukun oleh kasrah.
Terdapat lima hukum tajwid : Pertama Ghunnah, sebab huruf nun ditasydid. Kedua Idzhar syafawi, sebab mim sukun bertemu huruf ‘ain. Ketiga Mad ashli, sebab fathah berdiri. Keempat Alif lam qomariyah, sebab alif lam bertemu huruf Ghoin. Kelima Huruf lin, sebab Ya disukun oleh fathah.
Terdapat dua hukum tajwid : Pertama Mad Thabi’i. Kedua Idzhar halqi, sebab nun sukun bertemu huruf Ha.
Terdapat lima hukum tajwid : Pertama Mad thabi’i. Kedua Huruf ra dibaca tafkhim. Ketiga Ikhfa haqiqi, sebab tanwin bertemu huruf fa. Keempat Alif lam syamsiyah, sebab alif lam bertemu huruf sin. Kelima Mad ashli, sebab fathah berdiri.
Terdapat dua hukum tajwid : Pertama Mad Thabi’i. Kedua Alif lam qomariyah, sebab alif lam bertemu hamzah.
Hukum tajwid pada kalimat diatas adalah Mad Jaiz Munfashil, sebab mad thabi’ bertemu hamzah pada lain kata. Panjang mad jaiz munfashil antara 2-5 harakat.
Terdapat dua hukum tajwid : Pertama Ikhfa haqiqi, sebab nun sukun bertemu huruf Dzal. Kedua Mad ashli.
Hukum tajwid pada kalimat diatas adalah Mad Jaiz Munfashil, sebab mad thabi’ bertemu hamzah pada lain kata. Panjang mad jaiz munfashil antara 2-5 harakat.
Terdapat Tiga hukum tajwid pada akhir ayat ketiga surat saba : Pertama Mad thabi’i. Kedua Idgham bighunnah, sebab tanwin bertemu huruf mim. Ketiga Mad ‘aridl lissukun, sebab mad thabi’i bertemu huruf hidup kemudian bacaannya waqaf.
Terdapat dua hukum tajwid : Pertama Qolqolah sughra, sebab huruf Jim sukun asli. Kedua Mad thabi’i, sebab Ya disukun oleh kasrah.
Terdapat dua hukum tajwid yaitu mad : Pertama Mad Badal, sebab alif fathah berdiri. Panjangnya adalah 1 alif atau 2 harakat. Kedua Mad thabi’i, sebab huruf wawu disukun oleh dlommah.
Terdapat dua hukum tajwid : Pertama Alif lam syamsiyah, sebab alif lam bertemu huruf shad. Kedua Mad ashli.
Hukum tajwid pada kalimat diatas adalah Mad wajib muttashil, sebab mad thabi’i bertemu hamzah dalam 1 kata. Panjang mad wajib muttashil adalah 5 harakat.
Terdapat empat hukum tajwid : Pertama Idgham mimi, sebab mim sukun bertemu huruf mim. Kedua Idgham bighunnah, sebab tanwin bertemu huruf wawu. Ketiga Ikhfa haqiqi, sebab tanwin bertemu huruf Kaf. Keempat Mad ‘aridl lissukun.
Ayat 5
Terdapat empat hukum tajwid : Pertama Mad thabi’i, sebab ya disukun oleh kasrah, alif olah fathah. Kedua Huruf lin, sebab wawu disukun oleh fathah. Ketiga Mad jaiz munfashil, sebab mad thabi’i bertemu hamzah pada lain kata. Keempat Mad badal, sebab alif fathah berdiri.
Terdapat dua hukum tajwid : Pertama Mad ashli. Kedua Mad wajib muttashil.
Terdapat enam hukum tajwid : Pertama Idzhar syafawi, sebab mim sukun bertemu huruf ‘ain. Kedua Mad thabi’i. Ketiga Idgham bila ghunnah,sebab nun sukun bertemu huruf ra. KeempatQolqolah sughra, sebab huruf jim sukun asli. Kelima Idzhar halqi, sebab tanwin bertemu huruf hamzah. Keenam Mad ‘aridl lissukun.
Ayat ini menegaskan bahwa Allah-lah yang berhak menerima segala pujian karena Dia yang menciptakan semua yang ada di langit dan di bumi. Dialah pemilik yang sebenarnya, tidak ada seorang pun yang bersekutu dengan Allah dalam menciptakan dan memilikinya.
Allah pula yang mengatur dan mengurusnya serta melimpahkan karunia-Nya agar semuanya berjalan dengan tertib dan teratur. Oleh sebab itu, tidak ada yang patut memperoleh pujian kecuali Allah, tidak ada yang patut disembah dan dipanjatkan doa kecuali kepada Allah. Adapun orang-orang yang menyembah dan memuja patung-patung atau yang lainnya adalah orang-orang yang tidak mempergunakan akal.
Dengan kemahatelitian-Nya, Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi, seperti binatang-binatang, air, dan lain-lain. Dia juga mengetahui apa yang keluar darinya seperti benih yang tumbuh, air yang memancar, dan lain-lain. Allah pun mengetahui apa yang turun dari langit seperti malaikat, hujan, dan sebagainya, dan apa yang naik kepadanya seperti uap, doa dan lain-lain. Dan Dialah Yang Maha Penyayang kepada semua hamba-Nya, Maha Pengampun kepada siapa pun yang bertobat.
Pada ayat ini, Allah menjelaskan bagaimana luas dan dalamnya ilmu-Nya. Dia mengetahui semua yang masuk ke dalam bumi, semua yang keluar daripadanya, semua yang turun dari langit dan semua yang naik ke atasnya. Dengan kata-kata yang ringkas dan pendek ini, Allah menggambarkan betapa luas ilmu-Nya. Andaikata semua penghuni bumi ini menghabiskan waktunya untuk mengetahui apa yang terjadi di langit dan bumi dalam satu saat saja, niscaya mereka tidak akan sanggup mencatat untuk membuat statistiknya. Betapa banyaknya bibit dan benih tumbuh-tumbuhan yang masuk dan bersembunyi di dalam tanah. Betapa banyaknya binatang kecil seperti ulat, cacing, dan berbagai jenis serangga di dalam perut bumi yang amat luas ini. Betapa banyaknya bahan-bahan tambang yang selalu berproses dan berkembang di perut bumi seperti emas, perak, tambang minyak, gas, dan lain sebagainya.
Demikianlah bukti luasnya ilmu Allah. Allah lalu menegaskan kepastian datangnya hari Kiamat, Betapapun orang kafir mengingkarinya. Dan orang-orang kafir berkata, "Hari Kiamat itu tidak akan datang kepada kami dan tidak juga kepada semua manusia." Katakanlah, wahai Nabi Muhammad! "Hari kiamat itu pasti datang, dan tidak ada seorang pun tahu kapan tepatnya. Demi tuhanku yang mengetahui yang gaib, Kiamat itu pasti akan datang kepadamu. Tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya sekalipun seberat zarrah, yakni jenis terkecil dari semut atau sesuatu yang paling kecil, baik yang di langit maupun yang di bumi, yang lebih kecil dari itu atau yang lebih besar, semuanya tertulis dalam Kitab yang jelas (Lauh Mahfudz), yakni dalam pengetahuan Allah yang Maha luas"
Pada ayat ini, Allah menerangkan bagaimana kesesatan orang-orang kafir yang mengingkari hari Kiamat dan mengatakan bahwa hidup ini hanya sebatas di dunia saja. Mereka mengatakan bahwa kehidupan akhirat yang diberitakan Muhammad saw adalah omong kosong belaka, sesuatu yang tidak mungkin terjadi karena tubuh manusia setelah masuk kubur akan hancur luluh tidak berbekas apalagi setelah melalui masa yang panjang.
Kedatangan hari Kiamat itu tiada lain agar Dia memberi balasan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan semasa di dunia. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia, yakni surga.
Adapun orang-orang yang beriman percaya kepada hari kebangkitan dan membuktikan keimanan mereka dengan mengerjakan amal saleh serta menjauhi perbuatan yang dilarang Allah. Mereka akan memperoleh ampunan dari Allah Yang Maha Pengampun. Allah akan mengampuni kesalahan mereka dan menghapuskan dosa mereka sesuai dengan firman-Nya:
Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah). (Hud/11: 114)
Dan orang-orang yang berusaha untuk menentang ayat-ayat Kami, baik yang terbentang di alam raya maupun yang termaktub dalam Al-Qur’an, dengan anggapan mereka dapat melemahkan dan menggugurkan azab Kami—sungguh anggapan mereka salah—mereka itu pasti akan memperoleh azab sebagai hukuman atas kedurhakaan mereka, yaitu jenis azab yang sangat pedih.
Sebaliknya orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Allah, berusaha menghalang-halangi orang lain untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan mendustakan hari kebangkitan serta memperolok-olokkan orang yang mempercayainya, menyangka bahwa mereka akan luput dari azab Allah.
Karena kesombongan dan keingkaran, mereka akan memperoleh azab yang sangat pedih dan akan dilemparkan ke dalam neraka Jahim. Demikianlah hikmah kebijaksanaan dan keadilan Allah menyediakan hari kebangkitan supaya manusia menerima balasan sesuai dengan perbuatannya. Mustahil Allah akan menyamakan hamba-Nya yang berbuat baik dengan hamba-Nya yang berbuat jahat.
Itulah hukum tajwid surat saba ayat 1-5 serta tafsir yang terdapat dalam ayat tersebut. Semoga bermanfaat.MG/Salwa Puspita
Baca juga: Keistimewaan Surah Saba, Salah Satunya Terhindar dari Bencana
Surat Saba merupakan surat ke 34 dalam Al-Qur’an, terdapat 54 ayat dalam surat Saba. Surat ini disebut surat al makkiyah karena surat ini diturunkan di kota Makkah. Surah ini membahas tentang kehidupan Sulaiman dan Daud, Surat ini dinamakan Saba' karena di dalamnya terdapat kisah penduduk Sheba, tantangan dan peringatan terhadap orang-orang kafir serta janji-janji yang berkaitan dengan Hari Kiamat .
Surat Saba' ayat 1-5 memberikan gambaran awal tentang kehebatan dan kekuasaan Allah SWT. Ayat-ayat ini juga menyajikan pengantar kisah kaum Saba', sebuah peradaban maju yang kemudian binasa akibat kesombongan dan kekafiran mereka.
Surat Saba Ayat 1-5
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ وَلَهُ الْحَمْدُ فِى الْاٰخِرَةِۗ وَهُوَ الْحَكِيْمُ الْخَبِيْرُ
Alhamdu lillaahil lazii lahuu maa fis samaawaati wamaa fil ardhi wa lahul hamdu fil akhirah; waHuwal Hakimul Khabir
Artinya : “Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan segala puji di akhirat bagi Allah. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana, Maha Mengetahui.” (QS. Saba’ 34: Ayat 1)
يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِى الْاَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاۤءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيْهَاۗ وَهُوَ الرَّحِيْمُ الْغَفُوْرُ
Ya'lamu maa yaliju fil ardhi wa maa yakhruju minha wa maa yanzilu minas sama'i wa maa yakhruju fiha; wa Huwar Rahiimul Ghofur
Artinya : “Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi, apa yang keluar darinya, apa yang turun dari langit, dan apa yang naik kepadanya. Dan Dialah Yang Maha Penyayang, Maha Pengampun.” (QS. Saba’ 34: Ayat 2)
وَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَا تَأْتِيْنَا السَّاعَةُ ۗقُلْ بَلٰى وَرَبِّيْ لَتَأْتِيَنَّكُمْۙ عٰلِمِ الْغَيْبِۙ لَا يَعْزُبُ عَنْهُ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ فِى السَّمٰوٰتِ وَلَا فِى الْاَرْضِ وَلَآ اَصْغَرُ مِنْ ذٰلِكَ وَلَآ اَكْبَرُ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍۙ
Wa qoolal laziina kafaruu laa taatiinas Saa'ah; qul balaa wa Rabbii lataatiyannakum 'Aalimul Ghaib; laa ya'zubu 'anhu misqoolu zarratin fis samaawaati wa laa fil ardi wa laaa asgharu min zaalika wa laaa akbaru illaa fii kitaabim mubiin
Artinya :“Dan orang-orang yang kafir berkata, Hari Kiamat itu tidak akan datang kepada kami. Katakanlah, Pasti datang, demi Tuhanku yang mengetahui yang gaib, Kiamat itu pasti akan datang kepadamu. Tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya sekalipun seberat zarrah baik yang di langit maupun yang di bumi, yang lebih kecil dari itu atau yang lebih besar, semuanya (tertulis) dalam Kitab yang jelas (Lauh Mahfuz),” (QS. Saba’ 34: Ayat 3)
لِّيَجْزِيَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِۗ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّرِزْقٌ كَرِيْمٌ
Liyajziyal laziina aamanuu wa 'amilus saalihaat; ulaaa'ika lahum maghfiratunw wa rizqun kariim
Artinya:“agar Dia (Allah) memberi balasan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga).” (QS. Saba’ 34: Ayat 4)
وَالَّذِيۡنَ سَعَوۡ فِىۡۤ اٰيٰتِنَا مُعٰجِزِيۡنَ اُولٰٓٮِٕكَ لَهُمۡ عَذَابٌ مِّنۡ رِّجۡزٍ اَلِيۡمٌ
Wallaziina sa'aw fiii aayaatinaa mu'aajiziina ulaaa 'ika lahum 'azaabum mir irjzin aliim
Artinya : “Dan orang-orang yang berusaha untuk (menentang) ayat-ayat Kami dengan anggapan mereka dapat melemahkan (menggagalkan azab Kami), mereka itu akan memperoleh azab, yaitu azab yang sangat pedih.” (QS. Saba’ 34: Ayat 5)
Hukum Tajwid Surat Saba Ayat 1-5
Ayat 1
اَلْحَمْدُ
Terdapat dua hukum tajwid : Pertama Alif lam qomariyah, sebab alif lam bertemu huruf ha. Kedua Idzhar syafawi, sebab mim sukun bertemu huruf dal.
لِلّٰهِ الَّذِيْ
Terdapat dua hukum tajwid : Pertama Alif Tarqiq, sebab lafadz Allah didahului oleh kasrah. Kedua Mad thabi’i, sebab huruf ya disukun oleh kasrah.
لَهٗ مَا
Terdapat dua hukum tajwid : Pertama Mad shilah qashirah, sebab Ha dlomir berharakat dlommah terbalik dan tidak bertemu huruf mad. Kedua Mad thabi’i, sebab alif di sukun oleh fathah.
فِى السَّمٰوٰتِ
Terdapat dua hukum tajwid : Pertama Alif lam syamsiyah, sebab alif lam bertemu huruf sin. Kedua Mad ashli, sebab ada fathah berdiri.
وَمَا فِى الْاَ رْضِ
Terdapat dua hukum tajwid : Pertama Mad thabi’i., sebab alif lam bertemu huruf sin. Kedua Alif lam qomariyah, sebab alif lam bertemu huruf hamzah.
وَلَـهُ الْحَمْدُ
Terdapat dua hukum tajwid : Pertama Alif lam qomariyah, sebab alif lam bertemu huruf ha. Kedua Idzhar syafawi, sebab mim sukun bertemu huruf dal.
فِى الْاٰ خِرَةِ ۗ
Terdapat dua hukum tajwid : Pertama Alif lam qomariyah, sebab alif lam bertemu huruf hamzah. Kedua Mad badal, sebab alif fathah berdiri. Panjangnya adalah 1 alif atau 2 harakat.
وَهُوَ الْحَكِيْمُ الْخَبِيْرُ
Terdapat tiga hukum tajwid pada akhir ayat pertama surat Saba : PertamaAlif lam qomariyah, sebab alif lam bertemu huruf ha dan kha. Kedua Mad thabi’i, sebab ya disukun oleh kasrah. Ketiga Mad ‘aridl lissukun, sebab mad thabi’i bertemu huruf hidup kemudian bacaannya waqaf. Panjang mad ini antara 2-6 harakat.
Ayat 2
يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِى الْاَ رْضِ
Terdapat dua hukum tajwid : Pertama Mad thabi’i. Kedua Alif lam qomariyah.
وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا
Terdapat dua hukum tajwid : Pertama Mad thabi’i. Kedua Idzhar halqi, sebab nun sukun bertemu huruf Ha.
وَمَا يَنْزِلُ
Terdapat dua hukum tajwid : Pertama Mad thabi’i. Kedua Ikhfa haqiqi, sebab nun sukun bertemu huruf Za.
مِنَ السَّمَآءِ
Terdapat Tiga hukum tajwid : Pertama Alif lam syamsiyah, sebab alif lam bertemu huruf sin. Kedua Mad wajib muttashil, sebab mad thabi’i bertemu hamzah dalam 1 kata. Ketiga Panjang mad wajib muttashil adalah 5 harakat.
وَمَا يَعْرُجُ فِيْهَا ۗ
Terdapat satu hukum tajwid : Mad thabi’i, sebab alif difathah dan ya dikasrah.
وَهُوَ الرَّحِيْمُ الْغَفُوْرُ
Terdapat Tiga hukum tajwid pada akhir ayat kedua surat Saba: Pertama Alif lam syamsiyah, sebab alif lam bertemu huruf ra. Kedua Mad thabi’i, sebab ya disukun oleh kasrah dan wawu oleh dlommah. Ketiga Alif lam qomariyah, sebab alif lam bertemu huruf ghoin.
Ayat 3
وَقَا لَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا
Hukum tajwid pada kalimat diatas adalah Mad thabi’i, sebab huruf alif disukun oleh fathah, Ya disukun kasrah dan wawu disukun dlommah.
لَا تَأْتِيْنَا السَّا عَةُ ۗ
Terdapat dua hukum tajwid : Pertama Mad Thabi’i. Kedua Alif lam syamsiyah, sebab alif lam bertemu huruf sin.
قُلْ بَلٰى وَرَبِّيْ
Hukum tajwid pada kalimat diatas adalah mad ashli/mad thabi’i, sebab ada fathah berdiri dan ya disukun oleh kasrah.
لَـتَأْتِيَنَّكُمْ ۙ عٰلِمِ الْغَيْبِ ۚ
Terdapat lima hukum tajwid : Pertama Ghunnah, sebab huruf nun ditasydid. Kedua Idzhar syafawi, sebab mim sukun bertemu huruf ‘ain. Ketiga Mad ashli, sebab fathah berdiri. Keempat Alif lam qomariyah, sebab alif lam bertemu huruf Ghoin. Kelima Huruf lin, sebab Ya disukun oleh fathah.
لَا يَعْزُبُ عَنْهُ
Terdapat dua hukum tajwid : Pertama Mad Thabi’i. Kedua Idzhar halqi, sebab nun sukun bertemu huruf Ha.
مِثْقَا لُ ذَرَّةٍ فِى السَّمٰوٰتِ
Terdapat lima hukum tajwid : Pertama Mad thabi’i. Kedua Huruf ra dibaca tafkhim. Ketiga Ikhfa haqiqi, sebab tanwin bertemu huruf fa. Keempat Alif lam syamsiyah, sebab alif lam bertemu huruf sin. Kelima Mad ashli, sebab fathah berdiri.
وَلَا فِى الْاَ رْضِ
Terdapat dua hukum tajwid : Pertama Mad Thabi’i. Kedua Alif lam qomariyah, sebab alif lam bertemu hamzah.
وَلَاۤ اَصْغَرُ
Hukum tajwid pada kalimat diatas adalah Mad Jaiz Munfashil, sebab mad thabi’ bertemu hamzah pada lain kata. Panjang mad jaiz munfashil antara 2-5 harakat.
مِنْ ذٰلِكَ
Terdapat dua hukum tajwid : Pertama Ikhfa haqiqi, sebab nun sukun bertemu huruf Dzal. Kedua Mad ashli.
وَلَاۤ اَكْبَرُ
Hukum tajwid pada kalimat diatas adalah Mad Jaiz Munfashil, sebab mad thabi’ bertemu hamzah pada lain kata. Panjang mad jaiz munfashil antara 2-5 harakat.
اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْن ۙ ٍ
Terdapat Tiga hukum tajwid pada akhir ayat ketiga surat saba : Pertama Mad thabi’i. Kedua Idgham bighunnah, sebab tanwin bertemu huruf mim. Ketiga Mad ‘aridl lissukun, sebab mad thabi’i bertemu huruf hidup kemudian bacaannya waqaf.
Ayat 4
لِّيَجْزِيَ الَّذِيْنَ
Terdapat dua hukum tajwid : Pertama Qolqolah sughra, sebab huruf Jim sukun asli. Kedua Mad thabi’i, sebab Ya disukun oleh kasrah.
اٰمَنُوا
Terdapat dua hukum tajwid yaitu mad : Pertama Mad Badal, sebab alif fathah berdiri. Panjangnya adalah 1 alif atau 2 harakat. Kedua Mad thabi’i, sebab huruf wawu disukun oleh dlommah.
وَعَمِلُوْا الصّٰلِحٰتِ ۗ
Terdapat dua hukum tajwid : Pertama Alif lam syamsiyah, sebab alif lam bertemu huruf shad. Kedua Mad ashli.
اُولٰٓئِكَ
Hukum tajwid pada kalimat diatas adalah Mad wajib muttashil, sebab mad thabi’i bertemu hamzah dalam 1 kata. Panjang mad wajib muttashil adalah 5 harakat.
لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّرِزْقٌ كَرِيْمٌ
Terdapat empat hukum tajwid : Pertama Idgham mimi, sebab mim sukun bertemu huruf mim. Kedua Idgham bighunnah, sebab tanwin bertemu huruf wawu. Ketiga Ikhfa haqiqi, sebab tanwin bertemu huruf Kaf. Keempat Mad ‘aridl lissukun.
Ayat 5
وَا لَّذِيْنَ سَعَوْ فِيْۤ اٰيٰتِنَا
Terdapat empat hukum tajwid : Pertama Mad thabi’i, sebab ya disukun oleh kasrah, alif olah fathah. Kedua Huruf lin, sebab wawu disukun oleh fathah. Ketiga Mad jaiz munfashil, sebab mad thabi’i bertemu hamzah pada lain kata. Keempat Mad badal, sebab alif fathah berdiri.
مُعٰجِزِيْنَ اُولٰٓئِكَ
Terdapat dua hukum tajwid : Pertama Mad ashli. Kedua Mad wajib muttashil.
لَهُمْ عَذَا بٌ مِّنْ رِّجْزٍ اَلِيْمٌ
Terdapat enam hukum tajwid : Pertama Idzhar syafawi, sebab mim sukun bertemu huruf ‘ain. Kedua Mad thabi’i. Ketiga Idgham bila ghunnah,sebab nun sukun bertemu huruf ra. KeempatQolqolah sughra, sebab huruf jim sukun asli. Kelima Idzhar halqi, sebab tanwin bertemu huruf hamzah. Keenam Mad ‘aridl lissukun.
Tafsir Surat Saba
Ayat 1
Pada bagian pungkasan Surah al-Ahzàb Allah menegaskan pentingnya menunaikan amanat. Di sana Allah juga mengancam orang munafik dan kafir dengan azab yang pedih dan mengampuni dosa orang yang bertobat, karena Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Surah Saba’ lantas diawali dengan pujian kepada Allah, Pemilik apa saja yang ada di langit dan bumi. Segala puji bagi Allah yang memiliki, menguasai, dan mengatur apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan segala puji di akhirat juga bagi Allah karena Dialah Penguasa dan Pengendali kehidupan akhirat. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana dalam tindakan dan ciptaan-Nya, Maha Teliti sehingga mengetahui semua urusan secara rinci.Ayat ini menegaskan bahwa Allah-lah yang berhak menerima segala pujian karena Dia yang menciptakan semua yang ada di langit dan di bumi. Dialah pemilik yang sebenarnya, tidak ada seorang pun yang bersekutu dengan Allah dalam menciptakan dan memilikinya.
Allah pula yang mengatur dan mengurusnya serta melimpahkan karunia-Nya agar semuanya berjalan dengan tertib dan teratur. Oleh sebab itu, tidak ada yang patut memperoleh pujian kecuali Allah, tidak ada yang patut disembah dan dipanjatkan doa kecuali kepada Allah. Adapun orang-orang yang menyembah dan memuja patung-patung atau yang lainnya adalah orang-orang yang tidak mempergunakan akal.
Ayat 2
Dengan kemahatelitian-Nya, Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi, seperti binatang-binatang, air, dan lain-lain. Dia juga mengetahui apa yang keluar darinya seperti benih yang tumbuh, air yang memancar, dan lain-lain. Allah pun mengetahui apa yang turun dari langit seperti malaikat, hujan, dan sebagainya, dan apa yang naik kepadanya seperti uap, doa dan lain-lain. Dan Dialah Yang Maha Penyayang kepada semua hamba-Nya, Maha Pengampun kepada siapa pun yang bertobat.
Pada ayat ini, Allah menjelaskan bagaimana luas dan dalamnya ilmu-Nya. Dia mengetahui semua yang masuk ke dalam bumi, semua yang keluar daripadanya, semua yang turun dari langit dan semua yang naik ke atasnya. Dengan kata-kata yang ringkas dan pendek ini, Allah menggambarkan betapa luas ilmu-Nya. Andaikata semua penghuni bumi ini menghabiskan waktunya untuk mengetahui apa yang terjadi di langit dan bumi dalam satu saat saja, niscaya mereka tidak akan sanggup mencatat untuk membuat statistiknya. Betapa banyaknya bibit dan benih tumbuh-tumbuhan yang masuk dan bersembunyi di dalam tanah. Betapa banyaknya binatang kecil seperti ulat, cacing, dan berbagai jenis serangga di dalam perut bumi yang amat luas ini. Betapa banyaknya bahan-bahan tambang yang selalu berproses dan berkembang di perut bumi seperti emas, perak, tambang minyak, gas, dan lain sebagainya.
Ayat 3
Demikianlah bukti luasnya ilmu Allah. Allah lalu menegaskan kepastian datangnya hari Kiamat, Betapapun orang kafir mengingkarinya. Dan orang-orang kafir berkata, "Hari Kiamat itu tidak akan datang kepada kami dan tidak juga kepada semua manusia." Katakanlah, wahai Nabi Muhammad! "Hari kiamat itu pasti datang, dan tidak ada seorang pun tahu kapan tepatnya. Demi tuhanku yang mengetahui yang gaib, Kiamat itu pasti akan datang kepadamu. Tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya sekalipun seberat zarrah, yakni jenis terkecil dari semut atau sesuatu yang paling kecil, baik yang di langit maupun yang di bumi, yang lebih kecil dari itu atau yang lebih besar, semuanya tertulis dalam Kitab yang jelas (Lauh Mahfudz), yakni dalam pengetahuan Allah yang Maha luas"
Pada ayat ini, Allah menerangkan bagaimana kesesatan orang-orang kafir yang mengingkari hari Kiamat dan mengatakan bahwa hidup ini hanya sebatas di dunia saja. Mereka mengatakan bahwa kehidupan akhirat yang diberitakan Muhammad saw adalah omong kosong belaka, sesuatu yang tidak mungkin terjadi karena tubuh manusia setelah masuk kubur akan hancur luluh tidak berbekas apalagi setelah melalui masa yang panjang.
Ayat 4
Kedatangan hari Kiamat itu tiada lain agar Dia memberi balasan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan semasa di dunia. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia, yakni surga.
Adapun orang-orang yang beriman percaya kepada hari kebangkitan dan membuktikan keimanan mereka dengan mengerjakan amal saleh serta menjauhi perbuatan yang dilarang Allah. Mereka akan memperoleh ampunan dari Allah Yang Maha Pengampun. Allah akan mengampuni kesalahan mereka dan menghapuskan dosa mereka sesuai dengan firman-Nya:
Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah). (Hud/11: 114)
Ayat 5
Dan orang-orang yang berusaha untuk menentang ayat-ayat Kami, baik yang terbentang di alam raya maupun yang termaktub dalam Al-Qur’an, dengan anggapan mereka dapat melemahkan dan menggugurkan azab Kami—sungguh anggapan mereka salah—mereka itu pasti akan memperoleh azab sebagai hukuman atas kedurhakaan mereka, yaitu jenis azab yang sangat pedih.
Sebaliknya orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Allah, berusaha menghalang-halangi orang lain untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan mendustakan hari kebangkitan serta memperolok-olokkan orang yang mempercayainya, menyangka bahwa mereka akan luput dari azab Allah.
Karena kesombongan dan keingkaran, mereka akan memperoleh azab yang sangat pedih dan akan dilemparkan ke dalam neraka Jahim. Demikianlah hikmah kebijaksanaan dan keadilan Allah menyediakan hari kebangkitan supaya manusia menerima balasan sesuai dengan perbuatannya. Mustahil Allah akan menyamakan hamba-Nya yang berbuat baik dengan hamba-Nya yang berbuat jahat.
Itulah hukum tajwid surat saba ayat 1-5 serta tafsir yang terdapat dalam ayat tersebut. Semoga bermanfaat.MG/Salwa Puspita
Baca juga: Keistimewaan Surah Saba, Salah Satunya Terhindar dari Bencana
(wid)