5 Amalan untuk Mengobati Hati yang Sakit

Senin, 18 November 2024 - 10:22 WIB
Dalam satu Hadis diterangkan bahwa apabila hati seorang baik maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad.
Ada beberapa amalan untuk mengobati hati yang sedang 'sakit' dalam diri kita. Dalam satu Hadis diterangkan bahwa apabila hati seorang baik maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad.

Tak dipungkiri, banyak di antara manusia yang secara zahir kelihatan bahagia, namun hatinya sebenarnya sedang 'sakit'. Ia sering merasa tertekan dengan kehidupan, gundah gulana, bahkan diselimuti stres. Jika demikian, maka masalannya ada di hati.

Bagi yang ingin meng- obati hati -nya, setidaknnya ada lima amalan yang dapat dilakukan. Berikut kalam Syekh Abu Ishaq Ibrahim bin Ahmad Ismail Al-Khawwash (wafat 291 H), Beliau berkata: " Obat hati ada lima perkara, yaitu:

1. Membaca Al-Qur'an dengan tadabbur (merenungkan isi dan maknanya).

2. Sering mengosongkan perut (berpuasa atau mengurangi makan).

3. Bangun malam untuk beribadah.

4. Tadharru’ (berdoa merendahkan diri) di waktu sahur.

5. Berkumpul dengan orang-orang sholeh.

Salah satu obat hati yang paling mujarab adalah berkumpul dengan orang-orang saleh atau membaca kisah-kisah orang saleh. Bahkan Imam Junaid Al-Baghdadi berkata: membaca Hikayat (kisah orang-orang sholeh) dan para auliya-Nya sangat membantu mengobati hati.

Allah berfirman:

وَكُلًّا نَّقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنۢبَآءِ ٱلرُّ‌سُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِۦ فُؤَادَكَ


"Dan tiap-tiap berita dari berita Rasul-rasul itu, kami ceritakan kepadamu (wahai Muhammad), untuk menguatkan hatimu dengannya." (Surah Hud: 120)

Imam Abu Hanifah berkata: Hikayat-hikayat mengenai para ulama dan kebaikan mereka, lebih aku sukai daripada banyaknya ilmu fiqih. Karena hikayat-hikayat ini memuat adab-adab dan akhlak mereka.

لَقَدْ كَانَ فِى قَصَصِهِمْ عِبْرَ‌ةٌ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَـٰبِ


"Sesungguhnya, kisah mereka (para Nabi) itu mengandungi pelajaran yang mendatangkan iktibar bagi orang-orang yang mempunyai akal..." (QS Yusuf: 111)

Muhammad bin Yunus berkata: Tiada aku melihat akan seuatu yang lebih manfaat bagi hati daripada mengingati riwayat hidup orang-orang soleh.

Sufyan bin Uyainah mengatakan bahawa ketika menyebut orang-orang sholeh akan bercucuran rahmat. Maka duduk bersama orang-orang saleh atau mendengar percakapan (nasihat) mereka atau mendengar hadits dari mereka dan keutamaan mereka akan membuat hati tenang. Dada menjadi lapang dan membaguskan akhlaq dan amalan.

Al-Hafidz Al-Qurasyi pada pembukaan Kitab beliau Al-Jawahir al-Mudhiyyah, beliau berkata: Segolongan salaf menafsirkan firman Allah "Ketahuilah dengan zikrullah itu, tenteramlah hati manusia". Yaitu menyebut kemuliaan para sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. Karena mereka pernah melihat langsung Rasulullah. Mereka mengikuti Rasulullah dengan sebaik-baiknya.

Para Tabi'in juga memiliki kemuliaan yang sedemikian, maka dengan menyebut mereka tenteramlah dengannya hati-hati. Dan demikian juga orang-orang yang sesudah mereka yang mengikuti mereka sebaik-baiknya sehingga hari kiamat.

Sayyiduna Umar bin Khattab pernah berkata: "Hendaklah kalian mendengar cerita-cerita tentang orang-orang yang memiliki keutamaan, karena hal itu termasuk dari kemuliaan dan padanya terdapat kedudukan dan kenikmatan bagi jiwa."
Halaman :
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bertanya kepada para sahabat: Tahukah kalian, siapakah orang yang bangkrut itu?  Para sahabat menjawab: Menurut kami, orang yang bangkrut diantara kami adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta kekayaan.  Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya umatku yang bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang lain serta membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka hingga pahalanya habis, sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi. Selanjutnya, sebagian dosa dari setiap orang dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga akhirnya ia dilemparkan ke neraka.

(HR. Muslim No. 4678)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More