Tak Mudah bagi Umar bin Khattab untuk Jalankan Wasiat Khalifah Abu Bakar

Rabu, 09 September 2020 - 16:30 WIB
Ilustrasi/Ist
PADA hari ketiga wafatnya Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq , waktu salat asar , ketika Khalifah Umar bin Khattab datang ke Masjid . Pada hari itu, setelah salat asar, khalifah berencana mengadakan mobilisasi untuk diberangkatkan ke Irak , sebagaimana diwasiatkan Khalifah Abu Bakar sebelum wafat. ( )


Tetapi umat Islam di Madinah tampaknya masih tampak enggan. Ketika itu panglima perang muslim di Irak yang diangkat Khalifah Abu Bakar, Al-Musanna bin Harisah asy-Syaibani , turut hadir. Dia meninggalkan posnya dan kembali ke Madinah untuk mendesak khalifah yang baru, Umar bin Khattab, agar kaum murtad yang sudah jelas-jelas bertobat diperbantukan kepadanya. Al-Musanna meyakini; mereka lebih mampu dalam memerangi Persia . Ia makin keras mendesak tatkala Umar memerintahkan para tawanan perang keluarga kaum murtad dikembalikan kepada keluarga-keluarga mereka. Yakin dia bahwa perintah ini akan membuat mereka lebih siap berangkat bersama dia. ( )


Melihat Umar tidak segera menjawab permintaannya itu dan melihat orang makin banyak yang menyetujui Umar dan pemerintahannya, harapannya mereka akan segera maju sesuai dengan seruan Khalifah untuk bergabung kepadanya.

Hanya saja, kala itu kaum muslim Arab engan menghadapi orang Persia yang terkenal bengis. Mereka ngeri atas tindakan pada pemimpin Persia yang sewenang-wenang dan keserakahannya menguasai bangsa-bangsa lain.( )


Bermaksud memberikan semangat, Musanna yang sudah berpengalaman menghadapi pasukan Persia tampil berpidato di hadapan mereka:



"Saudara-saudara! Saudara-saudara jangan takut menghadapi wajah mereka. Kami sudah menjelajahi desa Persia dan kami dapat mengalahkan mereka di kanan kiri Sawad, kami hadapi dan kami hancurkan mereka. Jadi yang sebelum kita sudah mempunyai keberanian menghadapi mereka, maka yang sesudahnya juga insya Allah demikian." ( )


Umar bin Khattab menyimak kata-kata Musanna itu dan melihat dampaknya yang baik pada pendengarnya.

Setelah berdiri dan berpidato di hadapan mereka, di antaranya ia mengatakan: "Di Hijaz sudah tak ada lagi rumah buat kita kecuali di tempat mencari rumput, dan kekuatan penduduknya hanya dengan itu. Manalah orang-orang asing kaum Muhajirin itu dari yang sudah dijanjikan Allah.” ( )


“Mengembaralah di muka bumi, bumi yang akan diwariskan kepada kamu sekalian, seperti dijanjikan Allah dalam Kitab-Nya. Ia berfirman untuk memenangkannya di atas semua agama. Allah akan memenangkan agama-Nya, akan memuliakan pembelanya dan mewariskan bangsa-bangsa kepada yang berhak. Manakah hamba-hamba Allah yang saleh itu!"



Sesudah menyimak kata-kata Musanna dan Umar, orang banyak itu merasa sangat tercela dengan sikap mereka yang masih malas-malas itu. Mereka sudah membela Rasulullah SAW dan memuliakan agama Allah, tetapi mengapa dengan seruan Umar mereka tak mau beranjak? ( )


Dalam keadaan umat yang masih ragu-ragu, tiba-tiba Abu Ubaid bin Mas'ud bin Anu as-Saqafi tampil. Ia menyatakan siap berangkat ke Irak. Dialah orang pertama yang menyambut tugas ini.



Menyusul kemudian orang kedua, Salit bin Qais. Ketika itulah orang baru datang mengerumuni mereka dan mereka sepakat akan berangkat bersama-sama. Jumlah mereka mencapai seribu orang dari Madinah.

Umar senang sekali melihat mereka sudah berkumpul demikian. Jantungnya tergetar karena rasa bersyukur kepada Allah, bahwa kaum Muslimin sekarang sudah tergugah dari kebekuannya selama ini, yang tadinya hampir saja merusak suasana. ( )

Abu Ubaid

Masalah selanjutnya adalah siapa yang akan ditunjuk untuk menjadi pimpinan ekspedisi itu? Kalangan Muhajirin dan Anshar sama-sama berminat akan jabatan tersebut. Keadaan ini menjadi pemikiran mereka yang tadinya masih ragu memenuhi seruan itu. Mereka khawatir jika Khalifah Umar menyerahkan pimpinan pasukan kepada satu orang yang bukan dari Madinah sementara kebanyakan anggota pasukannya terdiri dari orang-orang Madinah.

Cepat-cepat mereka berkata kepada Khalifah: "Pimpinan mereka hendaknya seorang sahabat yang mula-mula, dari Muhajirin dan Anshar ."

Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
cover top ayah
وَلَقَدۡ يَسَّرۡنَا الۡقُرۡاٰنَ لِلذِّكۡرِ فَهَلۡ مِنۡ مُّدَّكِرٍ
Dan sungguh, telah Kami mudahkan Al-Qur'an untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?

(QS. Al-Qamar Ayat 22)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More