Mengapa Imam Syafi'i Dijuluki Nashir As-Sunnah (Pembela Sunnah)?
Kamis, 17 September 2020 - 21:05 WIB
I mam Asy-Syafi'i (150-204 Hijriyah) bernama asli Abu Abdullah Muhammad bin Idris Asy-Syafi'i. Beliau adalah seorang mufti besar Islam Sunni yang juga pendiri mazhab Syafi'i. Kita biasa memanggilnya dengan Imam Asy-Syafi'i . Salah satu keutamaan Beliau mendapat gelar "Nashir As-Sunnah" (pembela Sunnah Nabi ).
Kenapa Imam Syafi'i diujuluki "Pembela Sunnah"? Seperti tercatat dalam sejarah dan biografi beliau, Imam Syafi'i usia 7 tahun sudah hafal Al-Qur'an. Beliau belajar Bahasa Arab umur 9 atau 10 tahun. Beliau mempelajari ilmu Fiqih kepada ulama-ulama di zaman beliau. Kemudian belajar kepada Imam Malik bin Anas, lalu belajar kepada murid Imam Abu Hanifah, dan belajar di Yaman. [
]
Nasab beliau bertemu dengan kakeknya Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم yakni Abdul Manaf. Berikut nasabnya: Muhammad bin Idris bin Al-Abbas bin Utsman bin Syafi' bin As-Sa'ib bin Ubaid bin Abdi Yazid bin Hasyim bin al-Muththalib bin Abdul Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin Adbab.
( )
Dikisahkan, Imam Syafi'i pernah meminjam Kitab Al-Muwatha' karya Imam Malik yang isinya 2.000 Hadis lebih. Masya Allah, dalam 9 malam beliau hafal. Sampai disebutkan Imam Syafi'i kalau belajar, halaman sebelahnya ditutup karena kalau tidak ditutup, beliau bisa langsung hafal. ( )
Kembali ke pertanyaan di atas, kenapa beliau digelari "Nashir As-Sunnah" (pembela Sunnah Nabi )? Berikut penjelasan Ustaz Farid Nu'man Hasan , dai lulusan Sastra Arab Universitas Indonesia.
Ustaz Farid menukil perkataan dari Syeikh Mushthafa as-Siba'i rahimahullah,beliau berkata:
وللشافعي – عدا مكانته الفقهية- مكانه ممتازة عند اهل الحديث فهو الذى وضع قواعد الرواية ودافع عن السنّه دفاعا مجيدا واعلن رأيه الذى يخالف فيه مالكا وابو حنيفه،وهو ان الحديث متى صح بالسند المتصل الى النبى صلى الله عليه وسلم يجب العمل به من غير تقييده بموافقة عمل اهل المدينة كما اشترط مالك وابو حنيفه، وبذلك كان فى جانب اهل الحديث مما جعلهم يطلقون عليه لقب (ناصر السنّه).
Artinya: Imam asy-Syafi'i –selain kedudukannya yang istimewa dalam fiqih– juga memiliki kedudukan istimewa di sisi ahli hadits. Dialah yang meletakkan dasar-dasar periwayatan dan pembelaan terhadap sunnah dengan pembelaan yang cemerlang. Dia pun yang mengiklankan pemikirannya yang menyelisihi Imam Malik dan Imam Abu Hanifah, bahwa hadits jika shahih sanadnya dan bersambung kepada Nabi صلى الله عليه وسلم maka wajib mengamalkannya tanpa harus terikat aturan mesti sesuai amalan penduduk Madinah sebagaimana disyaratkan Imam Malik dan Imam Abu Hanifah. Oleh karena itu, di mata ahli hadits inilah yang menjadikannya digelari dengan NASHIRUS SUNNAH. (As-Sunnah an-Nabawiyah wa Makanatuha fit Tasyri’il Islami, Hal 451. Cetakan 1, Tahun 2018 M. Dar Ibn al-Jauzi, Kairo)
Maka, tidakmengherankan jika para imam-imam besar ahli hadits rata-rata menganut mazhab Syafi'i secara fiqih, seperti Imam Al Humaidi, Muslim, At Tirmidzi, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, Al Baihaqi, Al Hakim, Ad Daruqthni, Al Baghawi, Ibnush Shalah, An Nawawi, Ibnu Hajar, Al Mizzi, As Sakhawi, Ibnul Mulaqin, Ibnu Katsir, Adz Dzahabi, dll.
Ada pun Imam Al-Bukhari, menurut As-Subki dia adalah Syafi'i dalam ilmu Fiqih. Sementara yang lain mengatakan bahwa Imam Al-Bukhari mujtahid Muthlaq, punya mazhabnya sendiri. Sedangkan Imam Ibnu Majah, Ad Dahlawi mengatakan dia Hambali, Al Kasymiri mengatakan dia Syafi'i. Demikian. (Baca Juga: Kisah Wafatnya Imam Syafi'i di Pengujung Bulan Rajab)
Wallahu Ta'ala A'lam
Kenapa Imam Syafi'i diujuluki "Pembela Sunnah"? Seperti tercatat dalam sejarah dan biografi beliau, Imam Syafi'i usia 7 tahun sudah hafal Al-Qur'an. Beliau belajar Bahasa Arab umur 9 atau 10 tahun. Beliau mempelajari ilmu Fiqih kepada ulama-ulama di zaman beliau. Kemudian belajar kepada Imam Malik bin Anas, lalu belajar kepada murid Imam Abu Hanifah, dan belajar di Yaman. [
Baca Juga
Nasab beliau bertemu dengan kakeknya Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم yakni Abdul Manaf. Berikut nasabnya: Muhammad bin Idris bin Al-Abbas bin Utsman bin Syafi' bin As-Sa'ib bin Ubaid bin Abdi Yazid bin Hasyim bin al-Muththalib bin Abdul Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin Adbab.
( )
Dikisahkan, Imam Syafi'i pernah meminjam Kitab Al-Muwatha' karya Imam Malik yang isinya 2.000 Hadis lebih. Masya Allah, dalam 9 malam beliau hafal. Sampai disebutkan Imam Syafi'i kalau belajar, halaman sebelahnya ditutup karena kalau tidak ditutup, beliau bisa langsung hafal. ( )
Kembali ke pertanyaan di atas, kenapa beliau digelari "Nashir As-Sunnah" (pembela Sunnah Nabi )? Berikut penjelasan Ustaz Farid Nu'man Hasan , dai lulusan Sastra Arab Universitas Indonesia.
Ustaz Farid menukil perkataan dari Syeikh Mushthafa as-Siba'i rahimahullah,beliau berkata:
وللشافعي – عدا مكانته الفقهية- مكانه ممتازة عند اهل الحديث فهو الذى وضع قواعد الرواية ودافع عن السنّه دفاعا مجيدا واعلن رأيه الذى يخالف فيه مالكا وابو حنيفه،وهو ان الحديث متى صح بالسند المتصل الى النبى صلى الله عليه وسلم يجب العمل به من غير تقييده بموافقة عمل اهل المدينة كما اشترط مالك وابو حنيفه، وبذلك كان فى جانب اهل الحديث مما جعلهم يطلقون عليه لقب (ناصر السنّه).
Artinya: Imam asy-Syafi'i –selain kedudukannya yang istimewa dalam fiqih– juga memiliki kedudukan istimewa di sisi ahli hadits. Dialah yang meletakkan dasar-dasar periwayatan dan pembelaan terhadap sunnah dengan pembelaan yang cemerlang. Dia pun yang mengiklankan pemikirannya yang menyelisihi Imam Malik dan Imam Abu Hanifah, bahwa hadits jika shahih sanadnya dan bersambung kepada Nabi صلى الله عليه وسلم maka wajib mengamalkannya tanpa harus terikat aturan mesti sesuai amalan penduduk Madinah sebagaimana disyaratkan Imam Malik dan Imam Abu Hanifah. Oleh karena itu, di mata ahli hadits inilah yang menjadikannya digelari dengan NASHIRUS SUNNAH. (As-Sunnah an-Nabawiyah wa Makanatuha fit Tasyri’il Islami, Hal 451. Cetakan 1, Tahun 2018 M. Dar Ibn al-Jauzi, Kairo)
Maka, tidakmengherankan jika para imam-imam besar ahli hadits rata-rata menganut mazhab Syafi'i secara fiqih, seperti Imam Al Humaidi, Muslim, At Tirmidzi, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, Al Baihaqi, Al Hakim, Ad Daruqthni, Al Baghawi, Ibnush Shalah, An Nawawi, Ibnu Hajar, Al Mizzi, As Sakhawi, Ibnul Mulaqin, Ibnu Katsir, Adz Dzahabi, dll.
Ada pun Imam Al-Bukhari, menurut As-Subki dia adalah Syafi'i dalam ilmu Fiqih. Sementara yang lain mengatakan bahwa Imam Al-Bukhari mujtahid Muthlaq, punya mazhabnya sendiri. Sedangkan Imam Ibnu Majah, Ad Dahlawi mengatakan dia Hambali, Al Kasymiri mengatakan dia Syafi'i. Demikian. (Baca Juga: Kisah Wafatnya Imam Syafi'i di Pengujung Bulan Rajab)
Wallahu Ta'ala A'lam
(rhs)