Nikmat Sakit dan Adab Menjalaninya

Senin, 21 September 2020 - 06:21 WIB
Sakit merupakan momen yang tepat untuk mengintropeksi diri dan membenahi segala kekurangan yang banyak diperbuat ketika sehat. Foto ilustrasi/ist
Salah satu kenikmatan hidup yang dirasakan manusia adalah hidup sehat . Nikmat sehat ini akan terasa besarnya, justru ketika mengalami sakit. Terlebih sakit yang susah untuk disembuhkan. Ketika sehat, kita jarang bersyukur padahal sehat adalah anugerah yang sangat besar dalam kehidupan.

Untuk itu, sangat penting menjadikan momentum sakit menjadi lebih berharga bukan sekedar keluhan, apalagi sampai berasumsi negatif tentang Allah Ta'ala. Seharusnya, jadikan sakit juga sebagai anugerah yang mampu mendatangkan manfaat dan hikmah.

Di antara bukti kesempurnaan Islam, Rasulullah Shallallahu alihi wa sallam menuntunkan adab-adab yang baik ketika seorang hamba tertimpa sakit . Sehingga, dalam keadaan sakit sekalipun, seorang muslim masih bisa mewujudkan penghambaan diri kepada Allah Ta'ala.

(Baca juga : Inilah Masjid Terbaik Bagi Muslimah )

Dalam kitab “al-Adab fid Din” Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad al-Ghazali mencatat beberapa adab yang harus dilakukan oleh seseorang ketika menderita sakit, di antaranya:

1. Sebagai alarm untuk mengingat kematian

Mukmin sejati akan senantiasa mengingat kematian, sebab, hal itu akan mendorongnya pada kesadaran bahwa hidup tak boleh disia-siakan, sedetik pun, kecuali untuk kebaikan. Ketika merasakan sakit, semestinya manusia mampu menumbuhkan kesadaran bahwa sebelum menemui ajal, manusia harus memiliki persiapan bekal yang matang. Mengingat kematian diibaratkan seperti layaknya kita akan tidur, terpisah dari unsur duniawi .

(Baca juga : Bila Hijrah Terhalang Masa Lalu, Apa yang Harus Dilakukan? )

2. Bertaubat

Setiap manusia pasti pernah melakukan dosa yang dilakukan sengaja maupun tidak sengaja. Dan sakit merupakan moment yang tepat untuk mengintropeksi diri dan membenahi segala kekurangan yang banyak diperbuat ketika sehat. Ketika sakit Allah akan menggugurkan berbagai dosa dan inilah menjadi momentum untuk selalu memohon ampun dan bertaubat.

3. Senantiasa memuji Allah dengan kerendahan hati

Allah Ta'ala berfirman :“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan.” (QS al-A’raf: 55-56).

(Baca juga : Pandemi Corona, Komnas HAM Keluarkan Rekomendasi agar Pilkada Ditunda )

Ucapkanlah pujian (tahmid) dengan penuh keikhlasan karena dengan memuji Allah, manusia memosisikan diri dengan kerendahan diri. Dengan demikian, tiada lagi kesombongan dan keangkuhan yang bersemayam dalam diri manusia tatkala mencurahkan segala isi hati melalui doa.

Sebagai manusia, kita harus menyadari bahwasanya manusia merupakan mahluk yang lemah yang membutuhkan pertolongan Allah. Sakit merupakan tanda bahwa manusia mahluk yang lemah. Allah berfirman mengenai fitrah manusia.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ أَنتُمُ ٱلْفُقَرَآءُ إِلَى ٱللَّهِ ۖ وَٱللَّهُ هُوَ ٱلْغَنِىُّ ٱلْحَمِيدُ

“Wahai manusia, kamulah yang butuh kepada Allah dan Allah, Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.” (QS Fathir: 15).

(Baca juga : Identitas Korban Kecelakaan Maut KM 177 Tol Cipali )

4. Ikhtiar sembuh dengan berobat

Setiap manusia diwajibkan untuk terus berikhtiar untuk mencapai kesembuhannya. Senantiasa berusaha mencari obat dibarengi dengan berdoa kepada Allah, karena pada hakikatnya kesembuhan merupakan milik Allah yang diturunkan pada manusia yang dikehendakinya.

5. Tetap bersyukur

Di tengah sakit yang dirasa manusia masih dikaruniai energy maka hendaknya kita mensyukuri anugerah tersebut, mengingat banyaknya manusia yang diberikan sakit hingga tak sadarkan diri. Terlebih jika telah diberikan kesembuhan hendaknya manusia mensyukuri atas nikmat yang Allah karuniakan kepadanya.

(Baca juga : BPS: Tidak Dibantu Pemerintah, 19% Pengusaha Terancam Bangkrut )

6. Sedikit mengeluh

Mengeluh sebenarnya memang sikap yang manusiawi, terlebih jika manusia tersebut menderita sakit. Namun perlu diingat, manusia juga tidak diperbolehkan mengeluh secara terus menerus, karena hal itu bisa dianggap sebagai sikap yang kurang mensyukuri.

Keluhan yang berlebihan akan merusak kejiwaan bagi penderita sakit maupun orang-orang disekitarnya. Keluhan dirasa akan memperkeruh kondisi dan mambuat badan semakin merasa sakit.

Wallahu A'lam
(wid)
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
وَذَرُوۡا ظَاهِرَ الۡاِثۡمِ وَبَاطِنَهٗ‌ؕ اِنَّ الَّذِيۡنَ یَکْسِبُوۡنَ الۡاِثۡمَ سَيُجۡزَوۡنَ بِمَا كَانُوۡا يَقۡتَرِفُوۡنَ
Dan tinggalkanlah dosa yang terlihat ataupun yang tersembunyi. Sungguh, orang-orang yang mengerjakan (perbuatan) dosa kelak akan diberi balasan sesuai dengan apa yang mereka kerjakan.

(QS. Al-An'am Ayat 120)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More