Menjadi Istri Penyayang Adalah Perintah Rasulullah

Jum'at, 25 September 2020 - 18:47 WIB
“Menikahlah dengan perempuan yang penyayang dan subur, sebab aku membanggakan banyaknya jumlah kalian kepada seluruh umat.”

(Baca juga : Sri Mulyani: Saya Siap Hadapi Resesi Indonesia )

Kedua, Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

نساء قريش خير نساء ركبن الإبل : أحناه على طفل في صغره ، وأرعاه على زوج في ذات يده

“Kaum perempuan Quraisy adalah sebaik-baik kaum perempuan yang mengendarai unta. Mereka paling menyayangi anak-anak selagi masih kecil, dan paling menjaga harta benda suami.”

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallammenyifati mereka sebagai perempuan yang penuh kasih sayang, mencintai dan bersikap lembut kepada anak-anak mereka, kemudian mereka memperhatikan kondisi suami, mengasihinya dan ikut mengurangi bebannya. Masing-masing perempuan dari mereka, menjaga harta suami, memeliharanya dengan amanah dan menjauhkan diri dari tindakan menghambur-hamburkannya. Jika suami sedang mengalami kesusahan, ia menjadi penolong dan sandaran baginya, bukan menjadi musuh dan pengacau.

Ketiga, Seorang perempuan yang penuh dengan kasih sayang bersikap patuh kepada suaminya, tidak menyelisihi suami terkait diri dan hartanya, dengan melakukan tindakan-tindakan yang tidak disukai suami.

(Baca juga : PKS Minta APBN 2021 Fokus Pada Kesehatan dan Dampak Ekonomi-Sosial )

Iman an-Nasai dan Hakim meriwayatkan hadits yang dinyatakan hasan oleh al-Albani, dari Abu Hurairah radhiyallah ’anhu, ia bertanya, ”Siapakah perempuan yang paling baik?” Nabi Muhammad Shallallahu ’alaihi wa sallam menjawab,

الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ

”Istri yang menyenangkah hati suami bila dipandang, yang menaati jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami terkait dirinya sendiri dan hartanya dengan melakukan tindakan yang tidak disukai suami.”

Keempat, Baihaqi meriwayatkan dari Abu Uzainah as-Shadafi bahwasanya nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

خَيْرُ نِسَاءِكُمُ الْوَدُوْدُ الْوَلُوْدُ، الْمُوَاتِيَةُ الْمُوَاسِيَةُ، إِذَا اتَّقَيْنَ اللهَ

”Sebaik-baik istri kalian adalah perempuan yang penyayang, banyak melahirkan anak, sejalan lagi pandai menghibur (suaminya), apabila ia bertakwa kepada Allah.”

(Baca juga : Vaksin Massal Jadi Sentimen Positif Sektor Pariwisata )

Kelima, Nasa’i meriwayatkan hadis dari Ibnu Abbas dan disebutkan oleh Albani dalam kitab Silsilah ash Shahihah, bahwasanya Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

نِسَاءِكُمْ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ الْوَدُوْدُ الْوَلُوْدُ الْعَؤُوْدُ عَلَى زَوْجِهَا، الَّتِي إِذَا غَضِبَ جَاءَتْ حَتَّى تَضَعَ يَدَهَا فِي يَدِ زَوْجِهَا وَتَقُوْلُ: لاَ أَذُوْقُ غَمْضًا حَتَّى تَرْضَى

”Istri kalian yang termasuk penghuni surga adalah perempuan yang penyayang, banyak melahirkan anak, memberi manfaat kepada suami, yang apabila suami marah maka ia datang kemudian meletakkan tangannya pada tangan suami dan berkata, ”Aku tidak merasakan tidur nyenyak hingga kamu ridha.”

Perempuan yang penyayang adalah perempuan yang dikenal memiliki karakter mencintai dan mengasihi suaminya, serta mengerahkan segenap kemampuannya demi meraih ridha suami. Sehingga, ia dikenal sebagai perempuan dengan emosi yang stabil, pembawaan yang tenang, terjauh dari penyimpangan psikologis, mengasihi anak-anak, dan memelihara hak suami.

Begitulah, tiada ada perhiasan yang paling indah di muka bumi ini, kecuali istri yang shalehah. Perkataan ini bukanlah sekedar kutipan roman picisan melainkan memang benar adanya. Di mana dalam Al-Qur’an sendiri dijelaskan banyak hal mengenai kemuliaan seorang istri yang saleha, yang merupakan idaman seluruh lelaki yang beriman di muka bumi ini.
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abu Qatadah dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: Tidak ada sikap lalai ketika tidur, akan tetapi kelalaian itu hanya ada ketika terjaga, yaitu mengakhirkan shalat hingga datang waktu shalat yang lain.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 373)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More