Tsarid, Menu Sehat yang Sering Dimasak Aisyah
Minggu, 27 September 2020 - 06:58 WIB
Gaya hidup sehat sudah menjadi gaya hidup baru di era saat ini. Semua orang terus mengkampanyekan gerakan hidup sehat ini di semua kalangan. Dan, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam sudah melakukan 1.500 tahun yang lalu.
Lantas, apa saja makanan sehat yang digemari Rasulullah ini? Rasulullah sangat menyukai daging, sayuran dan buah-buahan. Tentang makanan yang disukai Rasulullah ini, Imam Al-Ghazali menjelaskannya dalam kitab 'Mutiara Ihya’ Ulumuddin’.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Daging itu dapat menambah pendengaran, dan itu merupakan makanan utama di dunia dan di akhirat. Seandainya aku memohon kepada Tuhanku agar Dia memberiku makanan daging setiap hari, niscaya Dia akan memberi.”
(Baca juga : Bagaimana Hukum Memotong Rambut Muslimah? )
Kemudian, Rasulullah pun biasa makan roti berkuah dengan daging dan labu air. Beliau menyukai labu air, dan Beliau berkata bahwa labu air itu adalah pohon saudaranya, Yunus alaihissalam .
Sebuah riwayat menyebutkan bahwa Aisyah radhiyalahu'anha berkata, “Jika kamu memasak sayur, perbanyaklah di dalamnya labu air, karena labu air dapat menguatkan hati orang yang susah.”
"Itulah tsarid yang merupakan salah satu makanan kesukaan Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam,"Ungkap Ustad Zaidul Akbar, seorang dokter yang kini berdakwah itu di laman instagram pribadinya. Tsarid seperti yang digambarkan Aisyah radhiyallahu'anha ini merupakan campuran roti gandum dan sayuran dengan kuah daging di atasnya.
(Baca juga : Berkata Kotor dan Keji, Dosa yang Sering Diremehkan )
Di antara sayuran, Rasulullah sangat menyukai al-handaba, al-badzruj, dan sayuran al-hamqa. Sedangkan, buah-buahan yang paling beliau sukai adalah kurma, semangka, dan anggur. Kadang-kadang beliau memakan buah anggur dengan mengigit dari tangkainya sehingga tampak air anggur itu menempel pada janggutnya seperti mutiara. Paling sering menu makan Rasulullah SAW adalah air dan kurma. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam memakan al-qatsa (buah sejenis mentimun) dengan kurma dan garam.
Tsarid, Menu Lengkap yang Sehat
Dirangkum dari berbagai sumber, tsarid adalah makanan yang terbuat dari roti yang diremukkan, kemudian dibasahi/dicampur dengan kuah daging. Lafaz “tsarid” berasal dari kata “tsaroda” yang bermakna “meremukkan”.
(Baca juga : Pemerintah Optimalkan Pariwisata untuk Bangkitkan Ekonomi yang Terkontraksi )
Tsarid adalah makanan yang paling istimewa bagi orang Arab , karena komposisi utamanya terdiri dari roti dan daging. Kata Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah, roti adalah makanan pokok terbaik, sementara daging adalah lauk terbaik. Jika dua jenis makanan ini bertemu, maka tidak ada makanan lain yang bisa menandinginya.
Hasyim, kakek buyut Nabi Muhammad Shallahu alaihi wa sallam adalah Arab Quraisy, yang dikenal pertama kali membuat tsarid untuk orang-orang Makkah, yang kelaparan di masa paceklik sebagaimana pernah disinggung dalam catatan yang berjudul “I’tifad, Tradisi “Harakiri” Arab Jahiliyyah ”
Di antaranya, peristiwa di mana Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam dilayani budaknya, dengan disajikan makanan berupa tsarid yang mengandung labu yang diletakkan di sebuah piring besar (qosh’ah).
(Baca juga : Viral, Ustaz Abdul Somad Dikawal Ketat TNI saat Berdakwah di Lampung )
Termasuk juga, peristiwa Siti Aisyah saat menjamu kerabatnya yang berta’ziyah. Di ceritakan dalam riwayat itu, Aisyah menjamu dengan membuatkan tsarid, yang dituangi semacam kuah berwarna putih yang dibuat dari tepung yang kadang dicampuri susu dan madu. Kuah putih semacam ini dinamakan “talbinah” (التلبينة).
Ada juga riwayat saat Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam dihidangi tsarid, yang mengandung daging lengan kaki kambing. Beliau mengambil lengan kambing itu, menyantapnya sambil mengajar, yakni menceritakan bagaimana kedudukan beliau pada hari kiamat yang akan menjadi pemuka seluruh umat manusia.
Ada juga riwayat kisih Abdullah bin Sirjis ,yang menceritakan pernah makan tsarid bersama-sama dengan Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam.
(Baca juga : Persib Bandung Kembali Menangi Laga Uji Coba)
Ada juga kisah bagaimana Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam memerintahkan sahabat makan tsarid dari pinggirannya, jangan dari tengahnya, karena berkah itu turun dari bagian atasnya.
Wallahu A'lam
Lantas, apa saja makanan sehat yang digemari Rasulullah ini? Rasulullah sangat menyukai daging, sayuran dan buah-buahan. Tentang makanan yang disukai Rasulullah ini, Imam Al-Ghazali menjelaskannya dalam kitab 'Mutiara Ihya’ Ulumuddin’.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Daging itu dapat menambah pendengaran, dan itu merupakan makanan utama di dunia dan di akhirat. Seandainya aku memohon kepada Tuhanku agar Dia memberiku makanan daging setiap hari, niscaya Dia akan memberi.”
(Baca juga : Bagaimana Hukum Memotong Rambut Muslimah? )
Kemudian, Rasulullah pun biasa makan roti berkuah dengan daging dan labu air. Beliau menyukai labu air, dan Beliau berkata bahwa labu air itu adalah pohon saudaranya, Yunus alaihissalam .
Sebuah riwayat menyebutkan bahwa Aisyah radhiyalahu'anha berkata, “Jika kamu memasak sayur, perbanyaklah di dalamnya labu air, karena labu air dapat menguatkan hati orang yang susah.”
"Itulah tsarid yang merupakan salah satu makanan kesukaan Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam,"Ungkap Ustad Zaidul Akbar, seorang dokter yang kini berdakwah itu di laman instagram pribadinya. Tsarid seperti yang digambarkan Aisyah radhiyallahu'anha ini merupakan campuran roti gandum dan sayuran dengan kuah daging di atasnya.
(Baca juga : Berkata Kotor dan Keji, Dosa yang Sering Diremehkan )
Di antara sayuran, Rasulullah sangat menyukai al-handaba, al-badzruj, dan sayuran al-hamqa. Sedangkan, buah-buahan yang paling beliau sukai adalah kurma, semangka, dan anggur. Kadang-kadang beliau memakan buah anggur dengan mengigit dari tangkainya sehingga tampak air anggur itu menempel pada janggutnya seperti mutiara. Paling sering menu makan Rasulullah SAW adalah air dan kurma. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam memakan al-qatsa (buah sejenis mentimun) dengan kurma dan garam.
Tsarid, Menu Lengkap yang Sehat
Dirangkum dari berbagai sumber, tsarid adalah makanan yang terbuat dari roti yang diremukkan, kemudian dibasahi/dicampur dengan kuah daging. Lafaz “tsarid” berasal dari kata “tsaroda” yang bermakna “meremukkan”.
(Baca juga : Pemerintah Optimalkan Pariwisata untuk Bangkitkan Ekonomi yang Terkontraksi )
Tsarid adalah makanan yang paling istimewa bagi orang Arab , karena komposisi utamanya terdiri dari roti dan daging. Kata Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah, roti adalah makanan pokok terbaik, sementara daging adalah lauk terbaik. Jika dua jenis makanan ini bertemu, maka tidak ada makanan lain yang bisa menandinginya.
Hasyim, kakek buyut Nabi Muhammad Shallahu alaihi wa sallam adalah Arab Quraisy, yang dikenal pertama kali membuat tsarid untuk orang-orang Makkah, yang kelaparan di masa paceklik sebagaimana pernah disinggung dalam catatan yang berjudul “I’tifad, Tradisi “Harakiri” Arab Jahiliyyah ”
Di antaranya, peristiwa di mana Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam dilayani budaknya, dengan disajikan makanan berupa tsarid yang mengandung labu yang diletakkan di sebuah piring besar (qosh’ah).
(Baca juga : Viral, Ustaz Abdul Somad Dikawal Ketat TNI saat Berdakwah di Lampung )
Termasuk juga, peristiwa Siti Aisyah saat menjamu kerabatnya yang berta’ziyah. Di ceritakan dalam riwayat itu, Aisyah menjamu dengan membuatkan tsarid, yang dituangi semacam kuah berwarna putih yang dibuat dari tepung yang kadang dicampuri susu dan madu. Kuah putih semacam ini dinamakan “talbinah” (التلبينة).
Ada juga riwayat saat Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam dihidangi tsarid, yang mengandung daging lengan kaki kambing. Beliau mengambil lengan kambing itu, menyantapnya sambil mengajar, yakni menceritakan bagaimana kedudukan beliau pada hari kiamat yang akan menjadi pemuka seluruh umat manusia.
Ada juga riwayat kisih Abdullah bin Sirjis ,yang menceritakan pernah makan tsarid bersama-sama dengan Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam.
(Baca juga : Persib Bandung Kembali Menangi Laga Uji Coba)
Ada juga kisah bagaimana Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam memerintahkan sahabat makan tsarid dari pinggirannya, jangan dari tengahnya, karena berkah itu turun dari bagian atasnya.
Wallahu A'lam
(wid)