Hukum Salat Berjamaah Bagi Laki-laki Menurut Mazhab Syafi'i
Kamis, 07 Mei 2020 - 08:15 WIB
Banyak Hadis yang menjelaskan tentang keutamaan salat berjamaah di masjid terutama bagi kaum laki-laki. Selain mendapat pahala berlipatganda, salat berjamaah di masjid akan menghapus dosa dan meninggikan derajat.
Lalu, bagaimana hukum salat berjamaah di masjid menurut Mazhab Syafi'i? Berikut penjelasan Dai lulusan Sastra Arab Universitas Indonesia, Ustaz Farid Nu'man Hasan . Beliau menukil beberapa pendapat imam dan ulama Mazhab Syafi'iyah.
1. Imam Abul Hasan Al-Mawardi rahimahullah mengatakan:
فأما الجماعة لسائر الصلوات المفروضات فلا يختلف مذهب الشافعي وسائر أصحابه أنها ليست فرضا على الأعيان، واختلف أصحابنا هل هي فرض على الكفاية أم سنة؟ فذهب أبو العباس بن سريج، وجماعة من أصحابنا إلى أنها فرض على الكفاية، وذهب أبو علي بن أبي هريرة، وسائر أصحابنا إلى أنها سنة
Ada pun salat berjamaah di semua salat wajib, tidak ada perbedaan pendapat Madzhab Syafi'i dan semua sahabatnya (Syafi’iyah) bahwa itu bukan Fardhu 'Ain. Para sahabat kami (Syafi’iyah) berbeda pendapat apakah itu fardhu kifayah atau sunnah? Abul ‘Abbas bin Suraij dan segolongan sahabat-sahabat kami mengatakan fardhu kifayah. Sedangkan Abu Ali bin Abi Hurairah dan semua sahabat kami mengatakan itu sunnah. (Al-Hawi Al Kabir, 2/297)
2. Imam An-Nawawi rahimahullah mengatakan:
فالجماعة مأمور بها للأحاديث الصحيحة المشهورة وإجماع المسلمين وفيها ثلاثة أوجه لأصحابنا (أحدها) أنها فرض كفاية (والثاني) سنة وذكر المصنف دليلهما (والثالث) فرض عين لكل ليست بشرط لصحة الصلاة وهذا الثالث قول اثنين من كبار أصحابنا المتمكنين في الفقه والحديث وهما أبو بكر ابن خزيمة وابن المنذر قال الرافعي وقيل إنه قول للشافعي والصحيح أنها فرض كفاية وهو الذي نص عليه الشافعي في كتاب الإمامة كما ذكره المصنف وهو قولي شيخي المذهب ابن سريج وأبي اسحق وجمهور أصحابنا المتقدمين وصححه أكثر المصنفين وهو الذي تقتضيه الأحاديث الصحيحة وصححت طائفة كونها سنة منهم الشيخ أبو حامد …
Salat berjamaah adalah hal yang diperintahkan, berdasarkan hadis-hadis sahih yang terkenal dan ijma' kaum muslimin. Dalam masalah ini, ada 3 pendapat sahabat-sahabat kami (Syafi’iyah):
1. Fardhu Kifayah
2. Sunnah, seperti yang disebutkan Al Mushannif (Imam Abu Ishaq Asy-Syirazi)
3. Fardhu 'Ain, tetapi bukan syarat sahnya salat.
Pendapat ketiga (fardhu 'ain) adalah pendapat dua imam besar madzhab kami yang begitu mumpuni fiqih dan haditsnya, yaitu Imam Abu Bakar bin Khuzaimah dan Imam Ibnul Mundzir.
Imam Ar-Rafi'i mengatakan: "Disebutkan bahwa itu (fardhu 'ain) adalah perkataan Imam Syafi'i." Namun yang benar adalah Fardhu Kifayah. Itulah yang dikatakan Imam Syafi'i dalam kitab Al-Imaamah, seperti yang disebutkan Al-Mushannif.
Ini (fardhu kifayah) juga pendapat dua ulama Mazhab Syafi’i yaitu Ibnu Suraij dan Abu Ishaq. Mayoritas Syafi'iyah terdahulu (mutaqadimin), dan dishahihahkan oleh mayoritas penyusun kitab, dan itulah yang ditetapkan oleh hadits-hadits sahih. Segolongan ulama (Syafi’iyah) menshahihkan bahwa itu Sunnah, di antaranya Abu Hamid (Al Ghazaliy). (Imam An Nawawi, Al Majmu’ Syarh Al Muhadzdzab, 5/212)
3. Syeikh Wahbah Az-Zuhailiy rahimahullah, pakarnya fiqih mazhab Syafi'i mengatakan:
وهي في الصلاة المؤداة للرجال المقيمين لا المسافرين في الأصح، في الفرائض غير الجمعة وفي الحمعة فرض عين
Berjamaah dalam salat adalah Kifayah bagi laki-laki mukimin (tidak bepergian), bukan bagi yang sedang safar menurut pendapat yang lebih sahih, yaitu pada salat-salat wajib selain salat Jumat. Adapun untuk salat Jumat hukumnya adalah Fardhu 'Ain. (Syeikh Wahbah Az Zuhailiy, Al Fiqh Asy Syafi’iyyah Al Muyassar, 1/239)
Beliau juga berkata: "Berjamaah itu sudah cukup dengan salatnya seorang laki-laki di rumahnya bersama istrinya, anak-anaknya, atau selain mereka. Tetapi laki-laki di masjid adalah lebih utama, dan jamaah yang lebih banyak jg lebih utama. (Ibid, 1/239)
4. Dalam Kitab Al-Fiqh Al-Manhajiy 'ala Madzhabi Imam Asy-Syafi’i, yang disusun Syikh Mushthafa Al-Bugha, Syeikh Mushthafa Al-Khin, dan Syeikh Ali Syarbajiy, dikatakan:
الصحيح أنها – فيما عدا صلاة الجمعة – فرض كفاية، لا تسقط فرضيتها عن أهل البلدة إلا حيث يظهر شعارها؛ فإن لم تؤد فيها مطلقا أو أديت في خفاء أثم أهل البلدة كلهم، ووجب على الإمام قتالهم.
Yang benar salat jamaah adalah fardhu kifayah, kecuali salat Jumat. Kewajiban salat berjamaah tidak gugur bagi penduduk sebuah negeri kecuali jika telah nampak syiar salat Jamaah. Jika di negeri tersebut tidak ada shalat jamaah atau ada tapi tersembunyi, maka berdosa semua penduduknya, dan penguasa wajib memerangi mereka. (Al Fiqhu Al Manhajiy fi Madzhabi Al Imam Asy Syafi’iy, 1/177)
Kesimpulan:
1. Yang paling dikuatkan dalam Mazhab Syafi'i, salat berjamaah adalah Fardhu Kifayah. Boleh dilakukan di rumah bersama keluarga, tapi di masjid lebih utama.
2. Sebagian kecil mengatakan fardhu 'Ain, dan banyak pula yang mengatakan sunnah.
3. Jika tidak ada salat Jamaah di sebuah daerah atau ada tapi sembunyi-sembunyi, maka negara wajib memerangi daerah tersebut. Demikian dalam Mazhab Syafi'i.
Wallahu A'lam
Lalu, bagaimana hukum salat berjamaah di masjid menurut Mazhab Syafi'i? Berikut penjelasan Dai lulusan Sastra Arab Universitas Indonesia, Ustaz Farid Nu'man Hasan . Beliau menukil beberapa pendapat imam dan ulama Mazhab Syafi'iyah.
1. Imam Abul Hasan Al-Mawardi rahimahullah mengatakan:
فأما الجماعة لسائر الصلوات المفروضات فلا يختلف مذهب الشافعي وسائر أصحابه أنها ليست فرضا على الأعيان، واختلف أصحابنا هل هي فرض على الكفاية أم سنة؟ فذهب أبو العباس بن سريج، وجماعة من أصحابنا إلى أنها فرض على الكفاية، وذهب أبو علي بن أبي هريرة، وسائر أصحابنا إلى أنها سنة
Ada pun salat berjamaah di semua salat wajib, tidak ada perbedaan pendapat Madzhab Syafi'i dan semua sahabatnya (Syafi’iyah) bahwa itu bukan Fardhu 'Ain. Para sahabat kami (Syafi’iyah) berbeda pendapat apakah itu fardhu kifayah atau sunnah? Abul ‘Abbas bin Suraij dan segolongan sahabat-sahabat kami mengatakan fardhu kifayah. Sedangkan Abu Ali bin Abi Hurairah dan semua sahabat kami mengatakan itu sunnah. (Al-Hawi Al Kabir, 2/297)
2. Imam An-Nawawi rahimahullah mengatakan:
فالجماعة مأمور بها للأحاديث الصحيحة المشهورة وإجماع المسلمين وفيها ثلاثة أوجه لأصحابنا (أحدها) أنها فرض كفاية (والثاني) سنة وذكر المصنف دليلهما (والثالث) فرض عين لكل ليست بشرط لصحة الصلاة وهذا الثالث قول اثنين من كبار أصحابنا المتمكنين في الفقه والحديث وهما أبو بكر ابن خزيمة وابن المنذر قال الرافعي وقيل إنه قول للشافعي والصحيح أنها فرض كفاية وهو الذي نص عليه الشافعي في كتاب الإمامة كما ذكره المصنف وهو قولي شيخي المذهب ابن سريج وأبي اسحق وجمهور أصحابنا المتقدمين وصححه أكثر المصنفين وهو الذي تقتضيه الأحاديث الصحيحة وصححت طائفة كونها سنة منهم الشيخ أبو حامد …
Salat berjamaah adalah hal yang diperintahkan, berdasarkan hadis-hadis sahih yang terkenal dan ijma' kaum muslimin. Dalam masalah ini, ada 3 pendapat sahabat-sahabat kami (Syafi’iyah):
1. Fardhu Kifayah
2. Sunnah, seperti yang disebutkan Al Mushannif (Imam Abu Ishaq Asy-Syirazi)
3. Fardhu 'Ain, tetapi bukan syarat sahnya salat.
Pendapat ketiga (fardhu 'ain) adalah pendapat dua imam besar madzhab kami yang begitu mumpuni fiqih dan haditsnya, yaitu Imam Abu Bakar bin Khuzaimah dan Imam Ibnul Mundzir.
Imam Ar-Rafi'i mengatakan: "Disebutkan bahwa itu (fardhu 'ain) adalah perkataan Imam Syafi'i." Namun yang benar adalah Fardhu Kifayah. Itulah yang dikatakan Imam Syafi'i dalam kitab Al-Imaamah, seperti yang disebutkan Al-Mushannif.
Ini (fardhu kifayah) juga pendapat dua ulama Mazhab Syafi’i yaitu Ibnu Suraij dan Abu Ishaq. Mayoritas Syafi'iyah terdahulu (mutaqadimin), dan dishahihahkan oleh mayoritas penyusun kitab, dan itulah yang ditetapkan oleh hadits-hadits sahih. Segolongan ulama (Syafi’iyah) menshahihkan bahwa itu Sunnah, di antaranya Abu Hamid (Al Ghazaliy). (Imam An Nawawi, Al Majmu’ Syarh Al Muhadzdzab, 5/212)
3. Syeikh Wahbah Az-Zuhailiy rahimahullah, pakarnya fiqih mazhab Syafi'i mengatakan:
وهي في الصلاة المؤداة للرجال المقيمين لا المسافرين في الأصح، في الفرائض غير الجمعة وفي الحمعة فرض عين
Berjamaah dalam salat adalah Kifayah bagi laki-laki mukimin (tidak bepergian), bukan bagi yang sedang safar menurut pendapat yang lebih sahih, yaitu pada salat-salat wajib selain salat Jumat. Adapun untuk salat Jumat hukumnya adalah Fardhu 'Ain. (Syeikh Wahbah Az Zuhailiy, Al Fiqh Asy Syafi’iyyah Al Muyassar, 1/239)
Beliau juga berkata: "Berjamaah itu sudah cukup dengan salatnya seorang laki-laki di rumahnya bersama istrinya, anak-anaknya, atau selain mereka. Tetapi laki-laki di masjid adalah lebih utama, dan jamaah yang lebih banyak jg lebih utama. (Ibid, 1/239)
4. Dalam Kitab Al-Fiqh Al-Manhajiy 'ala Madzhabi Imam Asy-Syafi’i, yang disusun Syikh Mushthafa Al-Bugha, Syeikh Mushthafa Al-Khin, dan Syeikh Ali Syarbajiy, dikatakan:
الصحيح أنها – فيما عدا صلاة الجمعة – فرض كفاية، لا تسقط فرضيتها عن أهل البلدة إلا حيث يظهر شعارها؛ فإن لم تؤد فيها مطلقا أو أديت في خفاء أثم أهل البلدة كلهم، ووجب على الإمام قتالهم.
Yang benar salat jamaah adalah fardhu kifayah, kecuali salat Jumat. Kewajiban salat berjamaah tidak gugur bagi penduduk sebuah negeri kecuali jika telah nampak syiar salat Jamaah. Jika di negeri tersebut tidak ada shalat jamaah atau ada tapi tersembunyi, maka berdosa semua penduduknya, dan penguasa wajib memerangi mereka. (Al Fiqhu Al Manhajiy fi Madzhabi Al Imam Asy Syafi’iy, 1/177)
Kesimpulan:
1. Yang paling dikuatkan dalam Mazhab Syafi'i, salat berjamaah adalah Fardhu Kifayah. Boleh dilakukan di rumah bersama keluarga, tapi di masjid lebih utama.
2. Sebagian kecil mengatakan fardhu 'Ain, dan banyak pula yang mengatakan sunnah.
3. Jika tidak ada salat Jamaah di sebuah daerah atau ada tapi sembunyi-sembunyi, maka negara wajib memerangi daerah tersebut. Demikian dalam Mazhab Syafi'i.
Wallahu A'lam
(rhs)