Perang Badar (1): Menguji Kesetiaan Kaum Anshar
Kamis, 07 Mei 2020 - 10:59 WIB
Soalnya pada waktu itu Badar merupakan tempat pesta tahunan. Apabila pihak Quraisy menarik diri dari tempat itu setelah perdagangan mereka selamat, bisa jadi akan ditafsirkan oleh orang-orang Arab - menurut pendapat Abu Jahal - bahwa mereka takut kepada Rasulullah SAW dan teman-temannya. Dan ini berarti kekuasaan Rasulullah SAW akan makin terasa, ajarannya akan makin tersebar, makin kuat. Apalagi sesudah adanya satuan Abdullah bin Jahsy, terbunuhnya Ibn'l-Hadzrami, dirampasnya dan ditawannya orang-orang Quraisy.
Mereka jadi ragu-ragu: antara mau ikut Abu Jahal karena takut dituduh pengecut, atau kembali saja setelah kafilah perdagangan mereka selamat. Tetapi yang ternyata kemudian kembali pulang hanya Banu Zuhra, setelah mereka mau mendengarkan saran Akhnas b. Syariq, orang yang cukup ditaati mereka.
Pihak Quraisy yang lain ikut Abu Jahal. Mereka berangkat menuju ke sebuah tempat perhentian, di tempat ini mereka mengadakan persiapan perang, kemudian mengadakan perundingan. Lalu mereka berangkat lagi ke tepi ujung wadi, berlindung di balik sebuah bukit pasir. (Bersambung)
Dinukil dari buku "Sejarah Hidup Muhammad" karya Muhammad Husain Haekal dan diterjemahkan dari bahasa Arab oleh Ali Audah.
Mereka jadi ragu-ragu: antara mau ikut Abu Jahal karena takut dituduh pengecut, atau kembali saja setelah kafilah perdagangan mereka selamat. Tetapi yang ternyata kemudian kembali pulang hanya Banu Zuhra, setelah mereka mau mendengarkan saran Akhnas b. Syariq, orang yang cukup ditaati mereka.
Pihak Quraisy yang lain ikut Abu Jahal. Mereka berangkat menuju ke sebuah tempat perhentian, di tempat ini mereka mengadakan persiapan perang, kemudian mengadakan perundingan. Lalu mereka berangkat lagi ke tepi ujung wadi, berlindung di balik sebuah bukit pasir. (Bersambung)
Dinukil dari buku "Sejarah Hidup Muhammad" karya Muhammad Husain Haekal dan diterjemahkan dari bahasa Arab oleh Ali Audah.
(mhy)
Lihat Juga :