Bahaya Nifak, Lubang Tikus yang Membuat Sahabat Nabi Takut
Selasa, 20 Oktober 2020 - 05:00 WIB
Lubang tikus. Foto/Ilustrasi/Ist
NIFAK secara bahasa berarti salah satu jalan keluar yarbu’ (hewan sejenis tikus) dari sarangnya. Karena yarbu’, jika dicari dari lubang yang satu, maka ia lari dan akan keluar dari lobang yang lain. Ada juga yang mengatakan bahwa kata nifaq berasal dari kata النَّفَقُ (nafaq) yaitu lubang tempat bersembunyi. (
)
Sedangkan nifak menurut syara’ berarti menampakkan keislaman dan kebaikan serta menyembunyikan kekufuran dan kejahatan . Perbuatan seperti ini dinamakan nifak karena dia masuk dalam syari’at dari satu pintu lalu keluar dari pintu yang lain. Oleh karena itu, Allâh Azza wa Jalla memperingatkan dengan firman-Nya:
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
Sesungguhnya orang-orang munafiq itu mereka adalah orang-orang yang fasiq. [At-Taubah/9:67]
Al-fasiqun maksudnya orang-orang yang keluar dari syari’at Allah Ta'ala hukumi orang-orang munafik itu lebih jelek dari orang-orang kafir. ( )
Allah Azza wa Jalla berfirman:
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا
Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari Neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka. [An-Nisâ’/4:145]
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ
Sesungguhnya orang-orang munafiq itu menipu Allâh dan Allâh akan membalas tipuan mereka… [An-Nisâ’/4:142]
Allah Azza wa Jalla juga berfirman:
يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ ﴿٩﴾ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ
Mereka hendak menipu Allâh dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allâh penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. [Al-Baqarah/2:9-10]
Surga dan Neraka
Dikisahkan dari buku “Himpunan Fadhilah Amal” karya Maulana Muhammad Zakariyya al-Kandahlawi bahwa suatu ketika Hanzhalah dan para sahabat berada di majelis Rasulullah SAW . Beliau menasehati mereka mengenai sesuatu yang membuat hati mereka menjadi lembut dan air mata bercucuran. Seolah-olah mereka melihat hakikat yang sebenarnya. Selesai dari majelis Rasulullah SAW, Hanzhalah kembali ke rumah dan berkumpul dengan anak beserta istrinya. ( )
Lalu mulailah mereka berbicara mengenai masalah dunia, seperti bercanda dengan anak-anaknya dan bermesraan dengan sang istri. Ketika itu keadaanya sangat berbeda jika dibandingkan ketika berada di majelis Rasulullah SAW. Maka, terlintas di dalam pikiran dan hatinya, “Keadaanku ternyata berbeda dengan keadaan pada waktu itu. Sebenarnya aku ini seorang munafik , sebab ketika di majelis Rasulullah SAW keadaanku berbeda dengan ketika berada di tengah anak dan istriku.”
Ia sangat kecewa ketika menyadari hal ini, dan sulit menerimanya. Dengan pikiran kalut, ia ke luar rumah seraya berkata, “Hanzhalah kamu telah munafik.” Saat itu Abu Bakar RA menyaksikan dan segera menghampirinya. Ia berkata kepada Abu Bakar RA, “Hanzhalah telah menjadi munafik.” Mendengar perkataan itu Abu Bakar tidak membenarkannya. ( )
Kemudian Hanzhalah bercerita kepada Abu Bakar mengenai kegundahan yang ia alami. Abu Bakar menyahut, “Ya, hal itu juga terjadi pada kami (sahabat lainnnya).” Keduanya lantas menemui Rasulullah SAW.
Hanzhalah bercerita kepada Rasulullah SAW, “Ya Rasulullah, jika kami berada di hadapanmu dan engkau menceritakan surga dan neraka kepada kami, seolah-olah keduanya berada di hadapan kami. Namun, jika kami berpisah dengan engkau dan bercanda dengan anak istri kami, maka apa yang terjadi dengan engkau kami lupakan.”
Sedangkan nifak menurut syara’ berarti menampakkan keislaman dan kebaikan serta menyembunyikan kekufuran dan kejahatan . Perbuatan seperti ini dinamakan nifak karena dia masuk dalam syari’at dari satu pintu lalu keluar dari pintu yang lain. Oleh karena itu, Allâh Azza wa Jalla memperingatkan dengan firman-Nya:
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
Sesungguhnya orang-orang munafiq itu mereka adalah orang-orang yang fasiq. [At-Taubah/9:67]
Al-fasiqun maksudnya orang-orang yang keluar dari syari’at Allah Ta'ala hukumi orang-orang munafik itu lebih jelek dari orang-orang kafir. ( )
Allah Azza wa Jalla berfirman:
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا
Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari Neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka. [An-Nisâ’/4:145]
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ
Sesungguhnya orang-orang munafiq itu menipu Allâh dan Allâh akan membalas tipuan mereka… [An-Nisâ’/4:142]
Allah Azza wa Jalla juga berfirman:
يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ ﴿٩﴾ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ
Mereka hendak menipu Allâh dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allâh penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. [Al-Baqarah/2:9-10]
Surga dan Neraka
Dikisahkan dari buku “Himpunan Fadhilah Amal” karya Maulana Muhammad Zakariyya al-Kandahlawi bahwa suatu ketika Hanzhalah dan para sahabat berada di majelis Rasulullah SAW . Beliau menasehati mereka mengenai sesuatu yang membuat hati mereka menjadi lembut dan air mata bercucuran. Seolah-olah mereka melihat hakikat yang sebenarnya. Selesai dari majelis Rasulullah SAW, Hanzhalah kembali ke rumah dan berkumpul dengan anak beserta istrinya. ( )
Lalu mulailah mereka berbicara mengenai masalah dunia, seperti bercanda dengan anak-anaknya dan bermesraan dengan sang istri. Ketika itu keadaanya sangat berbeda jika dibandingkan ketika berada di majelis Rasulullah SAW. Maka, terlintas di dalam pikiran dan hatinya, “Keadaanku ternyata berbeda dengan keadaan pada waktu itu. Sebenarnya aku ini seorang munafik , sebab ketika di majelis Rasulullah SAW keadaanku berbeda dengan ketika berada di tengah anak dan istriku.”
Ia sangat kecewa ketika menyadari hal ini, dan sulit menerimanya. Dengan pikiran kalut, ia ke luar rumah seraya berkata, “Hanzhalah kamu telah munafik.” Saat itu Abu Bakar RA menyaksikan dan segera menghampirinya. Ia berkata kepada Abu Bakar RA, “Hanzhalah telah menjadi munafik.” Mendengar perkataan itu Abu Bakar tidak membenarkannya. ( )
Kemudian Hanzhalah bercerita kepada Abu Bakar mengenai kegundahan yang ia alami. Abu Bakar menyahut, “Ya, hal itu juga terjadi pada kami (sahabat lainnnya).” Keduanya lantas menemui Rasulullah SAW.
Hanzhalah bercerita kepada Rasulullah SAW, “Ya Rasulullah, jika kami berada di hadapanmu dan engkau menceritakan surga dan neraka kepada kami, seolah-olah keduanya berada di hadapan kami. Namun, jika kami berpisah dengan engkau dan bercanda dengan anak istri kami, maka apa yang terjadi dengan engkau kami lupakan.”
Lihat Juga :