Teladan Indah Rasulullah Ketika Mengoreksi Sahabat
Rabu, 21 Oktober 2020 - 09:05 WIB
Ustaz Muhammad Syafi'ie el-Bantanie
Penulis 52 Buku, Founder Ekselensia Tahfizh School
Mengapa seorang guru selain mesti menguasai bidang keilmuannya, yang lebih penting lagi ia juga mesti memiliki adab sebagai guru? Karena, gurulah garda terdepan dalam proses pendidikan dan pembentukkan adab muridnya.
Salah satu hal penting dalam proses pendidikan adalah bagaimana guru menampilkan adab dalam mengoreksi kesalahan muridnya. Hal ini penting diperhatikan oleh para guru . Karena, tujuan mengoreksi adalah munculnya perubahan sikap seorang murid menjadi lebih baik. Bukan mempermalukan murid di depan teman-temannya.
Dalam hal ini, marilah kita belajar dari uswah hasanah kita, Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم. Bagaimana cara Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengoreksi kesalahan sahabatnya. Indah sekali. ( )
Imam Al-Hakim, dalam Kitabnya Al-Mustadrak meriwayatkan, suatu ketika Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersama muslimin melakukan perjalanan. Singgahlah di sebuah tempat, Marru Zhahran namanya, antara Makkah dan Madinah.
Seorang sahabat, Khawad namanya, tak sengaja melihat sekelompok gadis tengah berlalu. Khawad yang masih lajang ini menghampiri gadis-gadis itu dan menyapanya ramah. Pada saat yang sama, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersama rombongan hendak melanjutkan perjalanan. Menyadari Khawad tak ada dalam rombongan, Rasulullah صلى الله عليه وسلم mencarinya. Rupanya Khawad sedang berbincang dengan gadis-gadis itu.
"Khawad, sedang apa kau di sini?" tanya Baginda Rasulullah.
Khawad gelagapan: "Ehhmm, saya sedang mencari unta saya yang hilang ya, Rasulullah," jawab Khawad berusaha menyelamatkan muka di depan Rasulullah صلى الله عليه وسلم.
Rasulullah tahu Khawad berdusta. Namun, alangkah mulianya akhlak beliau. Rasulullah tidak mencecar Khawad, apalagi memarahinya di depan gadis-gadis itu yang bisa menyebabkan harga dirinya runtuh, atau menjustifikasinya sebagai pendusta. Lantas, apa yang dilakukan Rasulullah ?
Beliau tersenyum dan berkata, "Ayo, kita lanjutkan perjalanan. Kita cari untamu sambil berjalan."
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersama muslimin melanjutkan perjalanan. Sepanjang perjalanan, Rasulullah berulang kali menanyakan kepada Khawad perihal untanya yang hilang. Apakah sudah ketemu? Jelas saja, Khawad menjadi bingung mau menjawab apa. Khawad merasa bersalah membohongi Rasulullah صلى الله عليه وسلم.
Sesampainya di Madinah, Khawad segera menuju Masjid Nabawi dan salat sunnah dua rakaat. Dalam hatinya, dia berjanji untuk berterus terang kepada Rasulullah. Rasulullah tahu Khawad sudah mulai sadar. Inilah waktu yang tepat untuk menasihatinya. Mengoreksi kesalahannya.
Maka, Rasulullah صلى الله عليه وسلم masuk ke Masjid Nabawi. Hanya ada beliau dan Khawad. Tak ada yang lain. Di situlah Khawad menangis dan meminta maaf kepada Rasulullah . Apa respons Rasulullah? Memarahinya? Menghukumnya?
"Rahimakallah, rahimakallah, rahimakallah," ucap Rasulullah.(Semoga Allah merahmatimu, semoga Allah merahmatimu, semoga Allah merahmatimu). ( )
Indah nian akhlak Rasulullah صلى الله عليه وسلم , junjungan kita tercinta. Poin-poin penting sebagai pelajaran:
1. Saat Rasulullah tahu Khawad berdusta, beliau tidak langsung mencecar apalagi menjatuhkan harga dirinya di depan umum (gadis-gadis itu). Karena, Rasulullah tahu Khawad tidak sepenuh hati ingin berdusta.
2. Rasulullah menunggu waktu yang tepat untuk menasihati dan memperbaiki (Di Masjid Nabawi dalam kondisi Khawad sudah merasa bersalah) dan tak ada siapapun.
3. Dan, ketika Khawad mengakui kesalahan dan meminta maaf, Rasulullah صلى الله عليه وسلم tidak memperpanjang urusan. Beliau memaafkan dan bahkan mendoakannya. Pun, tidak menceritakan kepada para sahabat lainnya.
Inilah adab bagaimana seorang guru mengoreksi kesalahan muridnya. Rasulullah صلى الله عليه وسلم adalah guru terbaik bagi para sahabatnya. Maka, pantas jika generasi sahabat menjadi generasi terbaik sepanjang masa.
Maka, kita bertanya, adakah para guru di sekolah dan madrasah menampilkan adab saat mengoreksi kesalahan murid-muridnya? Karena, guru adalah sang arsitek peradaban.
( )
۞ اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞
Penulis 52 Buku, Founder Ekselensia Tahfizh School
Mengapa seorang guru selain mesti menguasai bidang keilmuannya, yang lebih penting lagi ia juga mesti memiliki adab sebagai guru? Karena, gurulah garda terdepan dalam proses pendidikan dan pembentukkan adab muridnya.
Salah satu hal penting dalam proses pendidikan adalah bagaimana guru menampilkan adab dalam mengoreksi kesalahan muridnya. Hal ini penting diperhatikan oleh para guru . Karena, tujuan mengoreksi adalah munculnya perubahan sikap seorang murid menjadi lebih baik. Bukan mempermalukan murid di depan teman-temannya.
Dalam hal ini, marilah kita belajar dari uswah hasanah kita, Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم. Bagaimana cara Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengoreksi kesalahan sahabatnya. Indah sekali. ( )
Imam Al-Hakim, dalam Kitabnya Al-Mustadrak meriwayatkan, suatu ketika Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersama muslimin melakukan perjalanan. Singgahlah di sebuah tempat, Marru Zhahran namanya, antara Makkah dan Madinah.
Seorang sahabat, Khawad namanya, tak sengaja melihat sekelompok gadis tengah berlalu. Khawad yang masih lajang ini menghampiri gadis-gadis itu dan menyapanya ramah. Pada saat yang sama, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersama rombongan hendak melanjutkan perjalanan. Menyadari Khawad tak ada dalam rombongan, Rasulullah صلى الله عليه وسلم mencarinya. Rupanya Khawad sedang berbincang dengan gadis-gadis itu.
"Khawad, sedang apa kau di sini?" tanya Baginda Rasulullah.
Khawad gelagapan: "Ehhmm, saya sedang mencari unta saya yang hilang ya, Rasulullah," jawab Khawad berusaha menyelamatkan muka di depan Rasulullah صلى الله عليه وسلم.
Rasulullah tahu Khawad berdusta. Namun, alangkah mulianya akhlak beliau. Rasulullah tidak mencecar Khawad, apalagi memarahinya di depan gadis-gadis itu yang bisa menyebabkan harga dirinya runtuh, atau menjustifikasinya sebagai pendusta. Lantas, apa yang dilakukan Rasulullah ?
Beliau tersenyum dan berkata, "Ayo, kita lanjutkan perjalanan. Kita cari untamu sambil berjalan."
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersama muslimin melanjutkan perjalanan. Sepanjang perjalanan, Rasulullah berulang kali menanyakan kepada Khawad perihal untanya yang hilang. Apakah sudah ketemu? Jelas saja, Khawad menjadi bingung mau menjawab apa. Khawad merasa bersalah membohongi Rasulullah صلى الله عليه وسلم.
Sesampainya di Madinah, Khawad segera menuju Masjid Nabawi dan salat sunnah dua rakaat. Dalam hatinya, dia berjanji untuk berterus terang kepada Rasulullah. Rasulullah tahu Khawad sudah mulai sadar. Inilah waktu yang tepat untuk menasihatinya. Mengoreksi kesalahannya.
Maka, Rasulullah صلى الله عليه وسلم masuk ke Masjid Nabawi. Hanya ada beliau dan Khawad. Tak ada yang lain. Di situlah Khawad menangis dan meminta maaf kepada Rasulullah . Apa respons Rasulullah? Memarahinya? Menghukumnya?
"Rahimakallah, rahimakallah, rahimakallah," ucap Rasulullah.(Semoga Allah merahmatimu, semoga Allah merahmatimu, semoga Allah merahmatimu). ( )
Indah nian akhlak Rasulullah صلى الله عليه وسلم , junjungan kita tercinta. Poin-poin penting sebagai pelajaran:
1. Saat Rasulullah tahu Khawad berdusta, beliau tidak langsung mencecar apalagi menjatuhkan harga dirinya di depan umum (gadis-gadis itu). Karena, Rasulullah tahu Khawad tidak sepenuh hati ingin berdusta.
2. Rasulullah menunggu waktu yang tepat untuk menasihati dan memperbaiki (Di Masjid Nabawi dalam kondisi Khawad sudah merasa bersalah) dan tak ada siapapun.
3. Dan, ketika Khawad mengakui kesalahan dan meminta maaf, Rasulullah صلى الله عليه وسلم tidak memperpanjang urusan. Beliau memaafkan dan bahkan mendoakannya. Pun, tidak menceritakan kepada para sahabat lainnya.
Inilah adab bagaimana seorang guru mengoreksi kesalahan muridnya. Rasulullah صلى الله عليه وسلم adalah guru terbaik bagi para sahabatnya. Maka, pantas jika generasi sahabat menjadi generasi terbaik sepanjang masa.
Maka, kita bertanya, adakah para guru di sekolah dan madrasah menampilkan adab saat mengoreksi kesalahan murid-muridnya? Karena, guru adalah sang arsitek peradaban.
( )
۞ اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞
(rhs)