Tanda Irhashat Menjelang Kelahiran Rasulullah yang Mulia
Rabu, 28 Oktober 2020 - 09:05 WIB
Irhashat adalah pertanda untuk menunjukkan tanda kelahiran seorang Nabi (sebelum kenabian). Irhasat ini merupakan peristiwa luar biasa yang tidak terjadi kecuali pada seorang Nabi .
Menjelang kelahiran Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم, ada beberapa peristiwa luar biasa yang menjadi Irhashat beliau. Hal ini menunjukkan kemuliaan beliau sebagai makhluk teragung sepanjang zaman.( )
Syeikh Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury dalam Sirah Nabawiyah yang bersumber dari Kitab Ar-Rahiqul Makhtum menyebut bahwa Sayyidul Mursalin Rasulullah صلى الله عليه وسلم lahir di tengah kabilah besar, Bani Hasyim di Makkah pada hari Senin, 9 Rabi'ul Awwal, tahun Gajah atau 40 tahun berlalunya kekuasaan Kisra Anusyirwan. Namun, riwayat lain yang populer menyebut kelahiran beliau tanggal 12 Rabi'ul Awwal sebagaimana diperingati kaum muslimin di Indonesia.
Beberapa riwayat menyebutkan telah terjadi irhashat (tanda-tanda awal yang menunjukkan kenabian) ketika beliau shallallahu 'alaihi wa sallam dilahirkan. Di antaranya: (1) Runtuhnya 14 balkon istana kekaisaran. (2) Padamnya api yang sekian lama disembah oleh kaum Majusi. (3) Hancurnya gereja-gereja di sekitar danau Saawah setelah
airnya menyusut. Riwayat ini dilansir oleh Imam ath-Thabari dan Al-Baihaqi.
Tanda Irhashat yang mengiringi peristiwa kelahiran Rasulullah juga diceritakan dalam Kitab 'Dalail Nubuwwah' karya Al-Hafidz al-Mustaghfiry. Salah satu peristiwanya dialami seorang bernama Amru bin Murah al-Jahny yang meriwayatkan sebagai berikut: "Dulu pada masa Jahiliyyah, aku dan rombonganku pernah sedang menunaikan haji di Makkah (versi haji kaum Jahiliyah sebelum masa kenabian).
Pada suatu malam, aku bermimpi melihat cahaya terang benderang memancar dari Ka'bah hingga ke Bukit Tsabir. Tak lama kemudian, terdengarlah suara ghaib dalam bentuk cahaya yang sangat terang benderang mengatakan:
"Telah tersingkap kegelapan. Telah bersinar cahaya yang menerangi. Telah diutus seorang Khatamun an-Anbiyya (Nabi akhir zaman) yang menerangi segala penjuru lain." Tampaklah bagiku istana-istana Hairah dan putihnya Madyan. Cahaya itu menampakkan suara: "Telah datang Islam . Telah tumbang berhala-berhala. Telah tersambung jalinan silaturrahim."
Lantas aku pun terbangun dari tidurku. Aku menceritakan mimpi yang kualami pada rombonganku tentang apa yang akan terjadi di Makkah dari suku Quraisy. Tak lama setelah kami pulang ke negeri kami, kami pun mendengar berita bahwa Ahmad ( Muhammad ) telah diutus ke muka bumi." ( )
Ibnu Sa'ad juga meriwayatkan bahwa ibunda Rasulullah صلى الله عليه وسلم berkata: "Ketika aku melahirkannya, dari farajku keluar cahaya yang menerangi istana-istana negeri Syam". (Imam Ahmad, ad-Darimi)
Setelah dilahirkan, beliau dikirim oleh ibundanya ke rumah kakeknya, Abdul Muththalib dan menginformasikan kepadanya berita gembiraperihal cucunya itu. Kakeknya langsung datang dengan sukacita dan memboyong cucunya masuk ke Ka'bah , berdoa kepada Allah dan bersyukur kepada-Nya.
Kemudian memberinya nama " Muhammad ", padahal nama seperti ini tidak populer di kalangan bangsa Arab ketika itu. Adapun perempuan pertama yang menyusui beliau setelah ibundanya adalah Tsuaibah. Beliau merupakan budak wanita Abu Lahab yang saat itu jugatengah menyusui bayinya yang bernama Masruh. Sebelumnya, ia juga telah menyusui Hamzah bin Abdul Muththalib, kemudian menyusui Abu Salamah bin 'Abdul Asad al-Makhzumi setelah beliau صلى الله عليه وسلم.
Dari peristiwa Irhashat ini tidak diragukan lagi bahwa Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم memiliki Nur yang mengiringi sebelum, saat dan sesudah kelahiran Beliau. Inilah kemuliaan baginda Nabi صلى الله عليه وسلم sebelum beliau dilahirkan ke dunia. Tak hanya penduduk bumi, penduduk langit pun bergembira menyambut kalahiran Rasulullah صلى الله عليه وسلم yang mulia. ( )
Menjelang kelahiran Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم, ada beberapa peristiwa luar biasa yang menjadi Irhashat beliau. Hal ini menunjukkan kemuliaan beliau sebagai makhluk teragung sepanjang zaman.( )
Syeikh Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury dalam Sirah Nabawiyah yang bersumber dari Kitab Ar-Rahiqul Makhtum menyebut bahwa Sayyidul Mursalin Rasulullah صلى الله عليه وسلم lahir di tengah kabilah besar, Bani Hasyim di Makkah pada hari Senin, 9 Rabi'ul Awwal, tahun Gajah atau 40 tahun berlalunya kekuasaan Kisra Anusyirwan. Namun, riwayat lain yang populer menyebut kelahiran beliau tanggal 12 Rabi'ul Awwal sebagaimana diperingati kaum muslimin di Indonesia.
Beberapa riwayat menyebutkan telah terjadi irhashat (tanda-tanda awal yang menunjukkan kenabian) ketika beliau shallallahu 'alaihi wa sallam dilahirkan. Di antaranya: (1) Runtuhnya 14 balkon istana kekaisaran. (2) Padamnya api yang sekian lama disembah oleh kaum Majusi. (3) Hancurnya gereja-gereja di sekitar danau Saawah setelah
airnya menyusut. Riwayat ini dilansir oleh Imam ath-Thabari dan Al-Baihaqi.
Tanda Irhashat yang mengiringi peristiwa kelahiran Rasulullah juga diceritakan dalam Kitab 'Dalail Nubuwwah' karya Al-Hafidz al-Mustaghfiry. Salah satu peristiwanya dialami seorang bernama Amru bin Murah al-Jahny yang meriwayatkan sebagai berikut: "Dulu pada masa Jahiliyyah, aku dan rombonganku pernah sedang menunaikan haji di Makkah (versi haji kaum Jahiliyah sebelum masa kenabian).
Pada suatu malam, aku bermimpi melihat cahaya terang benderang memancar dari Ka'bah hingga ke Bukit Tsabir. Tak lama kemudian, terdengarlah suara ghaib dalam bentuk cahaya yang sangat terang benderang mengatakan:
"Telah tersingkap kegelapan. Telah bersinar cahaya yang menerangi. Telah diutus seorang Khatamun an-Anbiyya (Nabi akhir zaman) yang menerangi segala penjuru lain." Tampaklah bagiku istana-istana Hairah dan putihnya Madyan. Cahaya itu menampakkan suara: "Telah datang Islam . Telah tumbang berhala-berhala. Telah tersambung jalinan silaturrahim."
Lantas aku pun terbangun dari tidurku. Aku menceritakan mimpi yang kualami pada rombonganku tentang apa yang akan terjadi di Makkah dari suku Quraisy. Tak lama setelah kami pulang ke negeri kami, kami pun mendengar berita bahwa Ahmad ( Muhammad ) telah diutus ke muka bumi." ( )
Ibnu Sa'ad juga meriwayatkan bahwa ibunda Rasulullah صلى الله عليه وسلم berkata: "Ketika aku melahirkannya, dari farajku keluar cahaya yang menerangi istana-istana negeri Syam". (Imam Ahmad, ad-Darimi)
Setelah dilahirkan, beliau dikirim oleh ibundanya ke rumah kakeknya, Abdul Muththalib dan menginformasikan kepadanya berita gembiraperihal cucunya itu. Kakeknya langsung datang dengan sukacita dan memboyong cucunya masuk ke Ka'bah , berdoa kepada Allah dan bersyukur kepada-Nya.
Kemudian memberinya nama " Muhammad ", padahal nama seperti ini tidak populer di kalangan bangsa Arab ketika itu. Adapun perempuan pertama yang menyusui beliau setelah ibundanya adalah Tsuaibah. Beliau merupakan budak wanita Abu Lahab yang saat itu jugatengah menyusui bayinya yang bernama Masruh. Sebelumnya, ia juga telah menyusui Hamzah bin Abdul Muththalib, kemudian menyusui Abu Salamah bin 'Abdul Asad al-Makhzumi setelah beliau صلى الله عليه وسلم.
Dari peristiwa Irhashat ini tidak diragukan lagi bahwa Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم memiliki Nur yang mengiringi sebelum, saat dan sesudah kelahiran Beliau. Inilah kemuliaan baginda Nabi صلى الله عليه وسلم sebelum beliau dilahirkan ke dunia. Tak hanya penduduk bumi, penduduk langit pun bergembira menyambut kalahiran Rasulullah صلى الله عليه وسلم yang mulia. ( )
اللهم صلى على سيدنا محمد وآله وصحبه وسلم
(rhs)