Perlu Tekad Kuat untuk Naik Kelas di Bulan Ramadhan Tahun Ini

Kamis, 16 April 2020 - 04:25 WIB
Kedua, muqtashid (pertengahan). Mereka ini adalah orang-orang yang bergembira menyambut hadirnya bulan Ramadhan. Rasa gembira itu semakin menjadi-jadi karena setelah itu bakal ada libur panjang dan bisa mudik ke kampung halaman. Bertemu keluarga dan sanak kerabat, selain dari kegembiraan karena kesadaran bergama bahwa di bulan Ramadhan ini waktunya untuk menghapus dosa dan mengambil banyak pahala untuk bekal di akhirat kelak.

Namun padatnya aktivitas bekerja di bulan Ramadhan ini terkadang membuat sebagian mereka lalai untuk memperbanyak ibadah lewat perkara-perkara sunnah. Terkadang beberapa kali, baik disengaja atau tidak, meninggalkan ibadah salat tarawih dan witir, atau hanya melaksanakan salat-salat fardu saja. Mungkin juga dalam satu hari itu ada rasa malas untuk membaca Al-Quran.

Mereka full berpuasa, namun ada di antara mereka yang aktivitas puasanya full tidur. Dan mungkin juga ada yang tidak sempat atau malas untuk beri’tikaf di masjid pada sepuluh hari terakhir.

"Inilah model berpuasanya kelompok muqtashid (sedang) yang mungkin sebagian besar di antara kita masuk dalam katagori ini," ujarnya.

Ketiga, sabiqun bil khairat atau berpestasi. Mereka disebut berprestasi, karena memang mereka adalah orang-orang yang berusaha meninggalkan perkara yang haram dan makruh, dan mereka juga terkadang meninggalkan sebagian perkara mubah demi kesempurnaan ibadah puasa yang mereka jalankan.

Mereka ini sebenarnya bukan hanya berprestasi di bulan Ramadhan saja namun di luar bulan Ramadhan mereka juga orang-orang yang berprestasi. Hasil didikan Ramadhannya sangat berbekas dan terlihat pada sebelas bulan lainnya.

Mereka ini adalah golongan yang sangat memburu pahala, bahkan mereka berharap bahwa seluruh bulan yang ada ini adalah bulan Ramadhan. Kerinduan mereka kepada Ramadhan membuat mereka selalu berdoa sepanjang bulan kepada Allah SWT agar mereka dipertemukan dengan bulan Ramadhan.

Mereka adalah orang-orang yang menangis ketika berpisah dengan Ramadhan. Menangis sedih karena bulan yang mulia yang Allah janjikan jutaan pahala kebaikan berlalu, sedangkan mereka merasa belum banyak meraih kebaikan di dalamnya.

Mereka adalah orang yang oleh Al-Quran disifati dengan: “Di dunia mereka sedikit sekali tidur di waktu malam, dan selalu memohonkan ampunan di waktu pagi sebelum fajar” (QS. Adz-Dzariyat: 17-18)

Kebersamaan mereka dengan Al-Quran sangat luar biasa di bulan Ramadhan.

Menurut Muhammad Saiyid Mahadhir, salafus saleh kita terdahulu ada yang menghatamkan Al-Quran per dua hari. Ada yang menyelesaikanya per tiga hari. Ada yang mengkhatamkannya dengan dijadikan bacaan pada salat malam, bahkan dalam sebagian riwayat ada yang mengkhatamkan Al-Quran bahkan hingga 60 kali selama ramadhan.

Seluruh anggota badan mereka juga berpuasa. Mata berpuasa dari melihat hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT, pun begitu dengan telinga, lidah, bibir, tangan, kaki dan seluruh anggota tubuh lainnya dari maksiat kepada Allah SWT. Mereka inilah yang oleh Rasulullah SAW disifati: ”Siapa yang puasa Ramadhan dengan iman dan ihtisab, telah diampuni dosanya yang telah lalu. (HR. Bukhari Muslim).
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(mhy)
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, ia mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Manusia yang paling dibenci Allah adalah yang keras kepala dan suka membantah.

(HR. Bukhari No. 6651)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More