Ummu Salamah, Pemilik Saran dan Ide Dakwah yang Cerdas

Sabtu, 31 Oktober 2020 - 08:06 WIB
Abu Salamah berkata, “Jika aku mati terlebih dahulu maka menikahlah lagi. Ya Allah, jika aku mati maka berilah Umm Salamah seorang suami yang lebih baik dariku yang tidak akan membuatnya sedih dan tidak akan menyakitinya.”

(Baca juga : Kabar Gembira! Tahun Depan Seleksi CPNS Dibuka Lagi )

Mereka berdua memang pasangan yang romantis. Tidak lama, Abu Salamah pun meninggal dunia. Dan Allah mengabulkan doanya. Rasulullah Shallahu’alaihi wa sallam datang meminang Umm Salamah. Menikah dengan Rasulullah Shallahu’alaihi wa sallam, masuk dalam keluarga nubuwwah yang mulia.

Betapa Allah mengagungkan Ummu Salamah, keagungan yang tiada bandingnya dengan dunia dan seluruh isinya. Ummu Salamah menjadi seorang isteri yang sangat baik. Beliau banyak membantu dakwah Rasulullah Shallahu’alaihi wa sallam dengan ide-ide yang bernas.

Dikisahkan ketika terjadi perjanjian Hudaibiyah, sebuah perjanjian damai antara kaum muslimin dan musyrikin Mekah. Banyak sahabat yang tidak setuju dan tidak puas dengan keputusan Rasulullah karena sekilas terasa sangat merugikan kaum muslimin dan sebaliknya banyak menguntungkan kaum musyrikin. Setelah selesai penandatanganan, Rasulullah berkata kepada para sahabatnya,

“ Bersiap-siaplah, sembelih binatang korban dan cukurlah rambut kalian.”

Namun, saat itu tidak ada seorang pun sahabat yang berdiri dan melaksanakan perintah beliau meskipun diulang tiga kali. Melihat reaksi sahabat yang demikian, Rasulullah lantas masuk ke kemah, menemui Ummu Salamah, menceritakan kejadian tersebut. Di sinilah Ummu Salamah memainkan perannya dengan baik sekali.

(Baca juga : Banjir Cilacap Meluas, Sebanyak 7.949 Jiwa Terdampak )

Perempuan yang punya pemikiran yang hebat ini menyelamatkan para sahabat dari durhaka kepada Rasulullah, Ummu Salamah berkata; “ Wahai Nabi Allah, apakah engkau ingin sahabat-sahabatmu mengerjakan perintahmu? Keluarlah dan jangan berbicara dengan siapa pun sebelum engkau menyembelih hewan korbanmu, memanggil pencukur untuk mencukur rambutmu.”

Mengikuti saran Ummu Salamah, Rasulullah Shallahu’alaihi wa sallam keluar tanpa berbicara dengan siapa pun lalu menyembelih hewan korbannya serta mencukur rambutnya. Ketika melihat hal tersebut, para sahabat lantas bangkit dan menyembelih hewan kurban serta mencukur rambut mereka.

Ummu Salamah juga sangat menyayangi orang-orang yang ada di sekelilingnya. Beliau akan senantiasa bahagia jika dapat memberi kabar gembira kepada orang sekelilingnya. Beliau juga yang menyampaikan kabar kepada Abu Lubabah bahwa Allah telah menerima taubatnya. Umm Salamah juga pernah membujuk Rasulullah untuk memaafkan Abu Sufyan bin Harits dan Abdullah bin Abu Umayyah.

Mereka berdua ingin menemui Rasulullah yang mulia di Abwa’. Beberapa saat lamanya berusaha mengadap. Namun, melihat kedatangan mereka, Rasulullah lantas memalingkan muka karena masih ada perasaan sakit hati atas perlakuan mereka selama ini. Lantas, Ummu Salamah bertindak membujuk Rasulullah dengan berkata,

“ Wahai Rasulullah, bagaimanapun mereka bukanlah orang yang paling menyakitimu selama ini.”

(Baca juga : Libur Panjang Hari Keempat, Waspada Hujan Petir di Wilayah Jabodebek )

Imam Adz-Dzahabi menyebut sifat Ummu Salamah; “Dia dianggap salah seorang ulama generasi sahabat.”

Mengapa? Disebabkan setiap saat beliau mendengar bacaan Al-Quran langsung dari Rasulullah dan juga petuah-petuah beliau Shallahu’alaihi wasallam. Umm Salamah mencapai derajat tinggi, dimuliakan, juga menjadi rujukan para sahabat dalam persoalan hukum dan fatwa, terutama persoalan yang berkaitan dengan perempuan. Ummu Salamah meriwayatkan 378 hadis yang dihafalnya dengan baik.

Ummu Salamah meninggal dunia ketika usianya sekitar 90 tahun dan sempat berada dalam pemerintahan Khulafah ar-Rasyidin hingga pemerintahan Yazid bin Mu’awiyyah. Imam Adz-Dzahabi berkata, “ Dia adalah Ummul Mukminin yang paling akhir meninggal dunia.”

Ummu Salamah wafat setelah memberikan contoh kepada para perempuan dalam hal kesetiaan, jihad, kecerdasan dan kesabaran.

Wallahu A'lam
(wid)
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
شَهۡرُ رَمَضَانَ الَّذِىۡٓ اُنۡزِلَ فِيۡهِ الۡقُرۡاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَ بَيِّنٰتٍ مِّنَ الۡهُدٰى وَالۡفُرۡقَانِۚ فَمَنۡ شَهِدَ مِنۡكُمُ الشَّهۡرَ فَلۡيَـصُمۡهُ ؕ وَمَنۡ کَانَ مَرِيۡضًا اَوۡ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنۡ اَيَّامٍ اُخَرَؕ يُرِيۡدُ اللّٰهُ بِکُمُ الۡيُسۡرَ وَلَا يُرِيۡدُ بِکُمُ الۡعُسۡرَ وَلِتُکۡمِلُوا الۡعِدَّةَ وَلِتُکَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰٮكُمۡ وَلَعَلَّکُمۡ تَشۡكُرُوۡنَ
Bulan Ramadan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang benar dan yang batil. Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka wajib menggantinya, sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Baqarah Ayat 185)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More