Menjadi Bidadari di Dunia
Minggu, 01 November 2020 - 08:39 WIB
Bidadari seringkali digambarkan seorang perempuan yang cantik jelita tiada tara. Setiap perempuan tentu sangat memimpikan menjadi bidadari, tak hanya di akhirat kelak, termasuk juga bidadari di dunia .
Dalam Al-Quran, bidadari disebut hurun ‘in sebanyak tiga kali yakni dalam Surah ad-Dukhan (44) ayat ke 54, Surah at-Thur (52) ayat ke 20, dan al-Waqi’ah (56) ayat ke 22. Dalam hadis lebih banyak disebutkan dan lebih lengkap.
(Baca juga : Ummu Salamah, Pemilik Saran dan Ide Dakwah yang Cerdas )
Syaikh Mahir Ahmad ash-Sufi dalam bukunya 'Al-Jannatu wa An Nar (surga dan neraka)' menjelaskan bahwa al hur merupakan jamak dari haura yang artinya perempuan muda jelita, memikat dan putih bersih. Sedangkan al ‘in artinya mata air hitam luas merupakan mata air paling indah yang pernah dilihat manusia. Bidadari adalah makhluk sangat cantik dan memesona yang disediakan Allah Ta'ala di surga bagi para penghuninya.
Islam memandang kecantikan bukan hanya pada zhahir, fisik atau lahiriah saja tapi lebih mengutamakan kecantikan batinnya. Karena Allah Ta'ala berfirman:
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.” (QS. al-Hujurat [49]: 13).
(Baca juga : Bersifat Lemah Lembut Ciri Pengikut Rasulullah )
Islam mengukur kecantikan dari segi lahiriah dan batiniyah. Batin perempuan dikatakan cantik apabila di dalam fisiknya terdapat jiwa yang pasrah tunduk kepada semua ketentuan Allah Ta'ala dan Rasul-Nya. Sekali pun Allah meminta jiwanya untuk dipasrahkan dalam perjuangan Islam, ia akan memberikannya dengan ikhlas tanpa penyesalan sedikit pun.
Sejarah Islam menyebutkan salah satu sahabat Rasulullah SAW, Abu Dzar al-Ghifari lebih suka menikahi perempuan berkulit hitam tetapi taat kepada Allah, daripada perempaun yang cantik tapi suka durhaka pada Allah dan suaminya.
(Baca juga : Inilah Sunnah Rasulullah dalam Menyambut Kelahiran Anak )
Syaikh Mahmud al-Misri dalam kitabnya 'Rihlah Ila Ad-Dar Al-Akhirah' menjelaskan kecantikan muslimah yang taat pada suaminya akan 70 kali lipat jauh melebihi bidadari di surga nanti, dengan syarat ia pandai bersabar dan taat kepada Allah dan beriman kepadanya.
Ibnul Qayyim menyebutkan dalam sebuah hadis sahih dalam musnad Imam Ahmad, bahwa perempuan saleha di dunia akan menjadi ratu bidadari surga, karena bidadari surga tidak pernah mengalami kesulitan yang dirasakan perempuan di dunia. Bidadari surga tidak pernah berjuang di jalan Allah, tidak pernah dicemooh karena mengenakan hijab, tidak pernah merasakan sulitnya patuh pada suami, dan kesulitan lainnya yang harus dihadapi para perempuan di dunia. Tetaplah kuat wahai muslimah karena setiap perjuangan di dunia yang dilakukan hanya karena Allah akan mendapatkan balasan dari-Nya.
(Baca juga : Sentrafarm Jadi Solusi Teknologi Pertanian Masa Depan )
Perempuan Saleha Bidadari Sesungguhnya
Dalam hadis yang lain disebutkan bahwa perempuan dunia yang saleha lebih utama daripada bidadari surga.
Ummu Salamah bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari yang bermata jelita?”
Rasulullah menjawab, “Wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidadari yang bermata jelita, seperti kelebihan apa yang tampak daripada apa yang tidak tampak.”
(Baca juga : Muhammadiyah Berharap Indonesia Bantu Korban Gempa Turki-Yunani )
Kemudian Ummu Salamah bertanya lagi, “Karena apakah wanita dunia lebih utama dari bidadari surga?”
Lalu Rasulullah menjawab “Karena salat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Lalu Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutera, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuning-kuningan, sanggulnya mutiara, dan sisirnya terbuat dari emas.”
(Baca juga : Jelang Hari Pemilu, AS Catat 9 Juta Kasus Virus Corona )
Mereka berkata, “Kami hidup abadi dan tidak mati, kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali, kami ridha dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali. Berbahagialah orang yang memiliki kami, dan kami memilikinya.” (HR. Ath-Thabrani).
Wallahu A'lam
Dalam Al-Quran, bidadari disebut hurun ‘in sebanyak tiga kali yakni dalam Surah ad-Dukhan (44) ayat ke 54, Surah at-Thur (52) ayat ke 20, dan al-Waqi’ah (56) ayat ke 22. Dalam hadis lebih banyak disebutkan dan lebih lengkap.
(Baca juga : Ummu Salamah, Pemilik Saran dan Ide Dakwah yang Cerdas )
Syaikh Mahir Ahmad ash-Sufi dalam bukunya 'Al-Jannatu wa An Nar (surga dan neraka)' menjelaskan bahwa al hur merupakan jamak dari haura yang artinya perempuan muda jelita, memikat dan putih bersih. Sedangkan al ‘in artinya mata air hitam luas merupakan mata air paling indah yang pernah dilihat manusia. Bidadari adalah makhluk sangat cantik dan memesona yang disediakan Allah Ta'ala di surga bagi para penghuninya.
Islam memandang kecantikan bukan hanya pada zhahir, fisik atau lahiriah saja tapi lebih mengutamakan kecantikan batinnya. Karena Allah Ta'ala berfirman:
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.” (QS. al-Hujurat [49]: 13).
(Baca juga : Bersifat Lemah Lembut Ciri Pengikut Rasulullah )
Islam mengukur kecantikan dari segi lahiriah dan batiniyah. Batin perempuan dikatakan cantik apabila di dalam fisiknya terdapat jiwa yang pasrah tunduk kepada semua ketentuan Allah Ta'ala dan Rasul-Nya. Sekali pun Allah meminta jiwanya untuk dipasrahkan dalam perjuangan Islam, ia akan memberikannya dengan ikhlas tanpa penyesalan sedikit pun.
Sejarah Islam menyebutkan salah satu sahabat Rasulullah SAW, Abu Dzar al-Ghifari lebih suka menikahi perempuan berkulit hitam tetapi taat kepada Allah, daripada perempaun yang cantik tapi suka durhaka pada Allah dan suaminya.
(Baca juga : Inilah Sunnah Rasulullah dalam Menyambut Kelahiran Anak )
Syaikh Mahmud al-Misri dalam kitabnya 'Rihlah Ila Ad-Dar Al-Akhirah' menjelaskan kecantikan muslimah yang taat pada suaminya akan 70 kali lipat jauh melebihi bidadari di surga nanti, dengan syarat ia pandai bersabar dan taat kepada Allah dan beriman kepadanya.
Ibnul Qayyim menyebutkan dalam sebuah hadis sahih dalam musnad Imam Ahmad, bahwa perempuan saleha di dunia akan menjadi ratu bidadari surga, karena bidadari surga tidak pernah mengalami kesulitan yang dirasakan perempuan di dunia. Bidadari surga tidak pernah berjuang di jalan Allah, tidak pernah dicemooh karena mengenakan hijab, tidak pernah merasakan sulitnya patuh pada suami, dan kesulitan lainnya yang harus dihadapi para perempuan di dunia. Tetaplah kuat wahai muslimah karena setiap perjuangan di dunia yang dilakukan hanya karena Allah akan mendapatkan balasan dari-Nya.
(Baca juga : Sentrafarm Jadi Solusi Teknologi Pertanian Masa Depan )
Perempuan Saleha Bidadari Sesungguhnya
Dalam hadis yang lain disebutkan bahwa perempuan dunia yang saleha lebih utama daripada bidadari surga.
Ummu Salamah bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari yang bermata jelita?”
Rasulullah menjawab, “Wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidadari yang bermata jelita, seperti kelebihan apa yang tampak daripada apa yang tidak tampak.”
(Baca juga : Muhammadiyah Berharap Indonesia Bantu Korban Gempa Turki-Yunani )
Kemudian Ummu Salamah bertanya lagi, “Karena apakah wanita dunia lebih utama dari bidadari surga?”
Lalu Rasulullah menjawab “Karena salat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Lalu Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutera, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuning-kuningan, sanggulnya mutiara, dan sisirnya terbuat dari emas.”
(Baca juga : Jelang Hari Pemilu, AS Catat 9 Juta Kasus Virus Corona )
Mereka berkata, “Kami hidup abadi dan tidak mati, kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali, kami ridha dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali. Berbahagialah orang yang memiliki kami, dan kami memilikinya.” (HR. Ath-Thabrani).
Wallahu A'lam
(wid)