Ini Salah Satu Kemaksiatan Hati yang Sangat Berbahaya
Senin, 11 Mei 2020 - 03:30 WIB
وعن عبداللّه بن مسعودرضى اللّه عنه عن النّبىّ صلّى اللّه عليه وسلّم قال : لايدخل الجنّةمن كان فى قلبه مثقال ذرّةمن كبر ، فقال رجل : انّ الرّجل يحبّ ان يكون ثوبه حسناونعله حسنة ، قال : انّ اللّه جميل يحبّ الجمال . الكبر : بطرالحقّ وغمط النّاس (رواه مسلم)٠
“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada sebesar dzarrah dari kesombongan.” Salah seorang shahabat lantas bertanya: “Sesungguhnya seseorang senang jika bajunya bagus dan sandalnya baik?” Maka beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah Dzat yang Maha Indah dan senang dengan keindahan, Al-Kibru (sombong) adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.”(HR Muslim dalam Shahih-nya).
Dalam ungkapan lain, ada dua golongan manusia yang tak mampu menerima ilmu, orang yang malu (tidak pada tempatnya) dan orang yang sombong (takabbur).
Tak berlebihan kiranya jika Ibnu ‘Athoillah as-sakandari menyatakan,
معصية أورثت ذلا وافتقارا خير من طا عة أورثت عزا واستكبارا
Maksiat yang melahirkan kehinaan dan kefakiran jauh lebih baik daripada ketaatan yang melahirkan rasa bangga dan sombong.
Bagaimana tidak akan menjadi lebih baik jika orang yang maksiat saja merasa dirinya hina (sadar dengan kesalahannya) di hadapan Allah, selalu berharap pengampunan dan tidak henti-hentinya meminta ampun kepada Allah.
Sementara orang yang taat seringkali merasa dirinya lebih baik daripada yang lain, seolah-seolah tak ada satupun yang mampu sepertinya. Maka jelas sekali perkataan Ibnu ‘Athoillah as-sakandari bahwa kemaksiatan yang melahirkan kehinaan dan kafakiran jauh lebih baik daripada ketaatan yang melahirkan rasa bangga dan sombong. Wallahu a’lam
“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada sebesar dzarrah dari kesombongan.” Salah seorang shahabat lantas bertanya: “Sesungguhnya seseorang senang jika bajunya bagus dan sandalnya baik?” Maka beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah Dzat yang Maha Indah dan senang dengan keindahan, Al-Kibru (sombong) adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.”(HR Muslim dalam Shahih-nya).
Dalam ungkapan lain, ada dua golongan manusia yang tak mampu menerima ilmu, orang yang malu (tidak pada tempatnya) dan orang yang sombong (takabbur).
Tak berlebihan kiranya jika Ibnu ‘Athoillah as-sakandari menyatakan,
معصية أورثت ذلا وافتقارا خير من طا عة أورثت عزا واستكبارا
Maksiat yang melahirkan kehinaan dan kefakiran jauh lebih baik daripada ketaatan yang melahirkan rasa bangga dan sombong.
Bagaimana tidak akan menjadi lebih baik jika orang yang maksiat saja merasa dirinya hina (sadar dengan kesalahannya) di hadapan Allah, selalu berharap pengampunan dan tidak henti-hentinya meminta ampun kepada Allah.
Sementara orang yang taat seringkali merasa dirinya lebih baik daripada yang lain, seolah-seolah tak ada satupun yang mampu sepertinya. Maka jelas sekali perkataan Ibnu ‘Athoillah as-sakandari bahwa kemaksiatan yang melahirkan kehinaan dan kafakiran jauh lebih baik daripada ketaatan yang melahirkan rasa bangga dan sombong. Wallahu a’lam
(mhy)