Syaikh Abdul Qadir: Makan, Minum, dan Tidur Berlebihan Melenyapkan Kebaikan

Kamis, 10 Desember 2020 - 05:00 WIB
Ilustrasi/Ist
Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani mengatakan barangsiapa lebih menyukai tidur daripada salat malam yang membawa ke arah ketakwaan , berarti ia memilih sesuatu yang buruk, sesuatu yang mematikannya dan membuatnya acuh tak acuh terhadap segala keadaan. "Sebab, tidur adalah saudara kematian," tuturnya dalam kitabnya Futuh Al-Ghaib . ( )


Allah tak tidur, kata Syaikh Abdul Qadir, sebab Ia bersih dari segala kecacatan. Begitu pula dengan para malaikat, sebab mereka senantiasa amat dekat dengan Allah Yang Mahakuasa lagi Mahaagung. Begitu pula dengan penghuni langit, sebab mereka sangat mulia dan suci, sebab tidur akan menghancurkan keadaan hidup mereka.

"Jadi, kebaikan terletak pada keberjagaan, sedang keburukan terletak pada ke-tidur-an dan ketakacuhan terhadap upaya," ujarnya. "Nah, barangsiapa makan, minum dan tidur berlebihan, maka lenyaplah kebaikan dari dirinya," lanjutnya. ( )

Barangsiapa makan sedikit dari yang haram, katanya, maka ia serupa dengan orang yang makan banyak dari yang halal. Sebab sesuatu yang haram menggelapi iman.

Bila iman tergelapi, maka doa , ibadah dan jihad tak maujud. Barangsiapa makan banyak dari yang halal berdasarkan perintah Allah, maka ia menjadi seperti orang yang makan sedikit dengan penuh pengabdian.

"Jadi, sesuatu yang halal ialah cahaya yang ditambahkan pada cahaya, sedang sesuatu yang haram ialah kegelapan yang ditambahkan pada kegelapan, yang di dalamnya tiada kebaikan," tambahnya. ( )

"Maka makan sesuatu yang halal dengan berlebihan, tak merujuk kepada perintah, adalah seperti makan sesuatu yang haram, dan hal itu menyebabkan tidur, yang di dalamnya tiada kebaikan," demikian Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani.
(mhy)
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Yang pertama kali yang dihisab (dihitung) dari perbuatan seorang hamba pada hari Kiamat adalah shalatnya. Jika sempurna ia beruntung dan jika tidak sempurna, maka Allah Azza wa Jalla berfirman, Lihatlah apakah hamba-Ku mempunyai amalan shalat sunnah? Bila didapati ia memiliki amalan shalat sunnah, maka Dia berfirman Lengkapilah shalat wajibnya yang kurang dengan shalat sunnahnya

(HR. Nasa'i No. 463)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More