Islam Mengajarkan Berkasih Sayang kepada Hewan
Rabu, 13 Mei 2020 - 21:23 WIB
Ustaz DR Miftah el-Banjary
Pakar Ilmu Linguistik Arab dan Tafsir Al-Qur'an
Sebuah hadis shahih yang diriwayatkan Imam Bukhari-Muslim di zaman Rasulullah SAW dilaporkan bahwa ada seorang perempuan tua ahli ibadah yang pada malam harinya dia habiskan waktu dalam Qiyamul Lail .
Sedangkan pada siang harinya dia berpuasa sunnah, namun perempuan tua itu punya kebiasaan buruk, suka menyakiti hewan peliharaannya. Perempuan ahli ibadah itu senang menyiksa kucing di rumahnya, dikurung tanpa diberikan makanan dan minuman, ditendang disiksa tanpa belas kasihan tak dibiarkan keluar kamar mencari makanan, hingga kucing itu mati mengenaskan.
Laporan tentang perempuan itu sampai kepada Nabi. Lantas, bagaimana tanggapan Nabi ? Dengan nada marah beliau menjawab, "Wanita itu akan disiksa di dalam api neraka, akibat perlakuan kejamnya terhadap kucing peliharannya itu." (Baca Juga: Gara-gara Berbuat Salah dengan Anjing, Nabi Nuh Sering Meratap)
عن عبد الله بن عمر رضي الله عنهما أن رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قال : ( عُذّبت امرأة في هرّة ، سجنتها حتى ماتت ، فدخلت فيها النار ؛ لا هي أطعمتها ، ولا سقتها إذ حبستها ، ولا هي تركتها تأكل من خشاش الأرض (متفق عليه)
Selain riwayat hadis di atas bersumber dari Abdullah bin Umar, hadits yang sama juga diriwayatkan oleh Asma bin Abi Bakar dan perawi lainnya yang menunjukkan betapa kuatnya landasan hadis ini untuk dijadikan dalil hukum bahwa menyiksa binatang, menzalimi makhluk hidup lain hukumnya terlarang dan berdosa besar.
Ajaran Islam adalah agama rahmat, agama kasih sayang, bukan hanya sesama manusia, namun juga terhadap hewan serta makhluk hidup lainnya. Memperlakukan zhalim terhadap binatang sama halnya kezaliman yang terlarang.
Rasulullah SAW pernah marah terhadap seseorang yang membebani keledainya melebihi muatan dan tak memberinya makanan sebagaimana mestinya. Pada saat lainnya, Rasulullah pernah marah terhadap seseorang yang mengasah pedangnya dihadapan hewan yang akan disembelihnya demi menjaga perasaan hewan tersebut.
Dalam kali kesempatan lainnya, Nabi SAW juga mengajarkan agar mengasah pedang atau pisau yang akan digunakan secara tajam agar ketika disembelih hewan tak merasakan tersiksa yang teramat pedih. (Baca Juga: Kisah Ulama Sufi Abu Yazid dan Seekor Anjing)
Begitulah keindahan ajaran Islam yang mengajarkan betapa memperlakukan hewan, binatang sekalipun haruslah tetap diperlakukan sebagaimana mestinya, minimal tidak menyiksa dan menyakitinya, sebab mereka juga makhluk hidup sebagaimana manusia.
Wallahu A'lam Bish Showab
Pakar Ilmu Linguistik Arab dan Tafsir Al-Qur'an
Sebuah hadis shahih yang diriwayatkan Imam Bukhari-Muslim di zaman Rasulullah SAW dilaporkan bahwa ada seorang perempuan tua ahli ibadah yang pada malam harinya dia habiskan waktu dalam Qiyamul Lail .
Sedangkan pada siang harinya dia berpuasa sunnah, namun perempuan tua itu punya kebiasaan buruk, suka menyakiti hewan peliharaannya. Perempuan ahli ibadah itu senang menyiksa kucing di rumahnya, dikurung tanpa diberikan makanan dan minuman, ditendang disiksa tanpa belas kasihan tak dibiarkan keluar kamar mencari makanan, hingga kucing itu mati mengenaskan.
Laporan tentang perempuan itu sampai kepada Nabi. Lantas, bagaimana tanggapan Nabi ? Dengan nada marah beliau menjawab, "Wanita itu akan disiksa di dalam api neraka, akibat perlakuan kejamnya terhadap kucing peliharannya itu." (Baca Juga: Gara-gara Berbuat Salah dengan Anjing, Nabi Nuh Sering Meratap)
عن عبد الله بن عمر رضي الله عنهما أن رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قال : ( عُذّبت امرأة في هرّة ، سجنتها حتى ماتت ، فدخلت فيها النار ؛ لا هي أطعمتها ، ولا سقتها إذ حبستها ، ولا هي تركتها تأكل من خشاش الأرض (متفق عليه)
Selain riwayat hadis di atas bersumber dari Abdullah bin Umar, hadits yang sama juga diriwayatkan oleh Asma bin Abi Bakar dan perawi lainnya yang menunjukkan betapa kuatnya landasan hadis ini untuk dijadikan dalil hukum bahwa menyiksa binatang, menzalimi makhluk hidup lain hukumnya terlarang dan berdosa besar.
Ajaran Islam adalah agama rahmat, agama kasih sayang, bukan hanya sesama manusia, namun juga terhadap hewan serta makhluk hidup lainnya. Memperlakukan zhalim terhadap binatang sama halnya kezaliman yang terlarang.
Rasulullah SAW pernah marah terhadap seseorang yang membebani keledainya melebihi muatan dan tak memberinya makanan sebagaimana mestinya. Pada saat lainnya, Rasulullah pernah marah terhadap seseorang yang mengasah pedangnya dihadapan hewan yang akan disembelihnya demi menjaga perasaan hewan tersebut.
Dalam kali kesempatan lainnya, Nabi SAW juga mengajarkan agar mengasah pedang atau pisau yang akan digunakan secara tajam agar ketika disembelih hewan tak merasakan tersiksa yang teramat pedih. (Baca Juga: Kisah Ulama Sufi Abu Yazid dan Seekor Anjing)
Begitulah keindahan ajaran Islam yang mengajarkan betapa memperlakukan hewan, binatang sekalipun haruslah tetap diperlakukan sebagaimana mestinya, minimal tidak menyiksa dan menyakitinya, sebab mereka juga makhluk hidup sebagaimana manusia.
Wallahu A'lam Bish Showab
(rhs)