Cerita Ajaran: Orang Paling Bahagia di Dunia
Minggu, 20 Desember 2020 - 08:18 WIB
Seorang laki-laki yang hidup dalam keadaan cukup menyenangkan pergi menemui seorang guru yang dikenal memiliki semua pengetahuan. Dia berkata kepadanya:
"Wahai, guru agung. Aku tidak memiliki masalah materi, dan sampai sekarang aku selalu tidak tenang. Karena bertahun-tahun aku telah mencoba, menjadi bahagia, untuk menemukan suatu jawaban pada pemikiran-pemikiran batiniahku, agar serasi dengan dunia. Tolong, nasihati aku, mengenai bagaimana aku dapat mengobati keadaan yang tidak enak ini?"
Sang Guru menjawab:
"Sahabatku, apa yang tersembunyi pada beberapa orang adalah tampak bagi orang lain. Aku punya jawaban untuk penyakitmu, meski bukan pengobatan yang lazim. Engkau harus bepergian, mencari orang paling bahagia di dunia. Segera setelah menemukannya, engkau harus meminta bajunya dan kenakan."
Pencari ini akhirnya dengan gelisah mulai mencari orang-orang bahagia. Satu per satu, ia menemukan mereka dan bertanya. Lagi-lagi mereka menjawab: "Ya, aku bahagia, tetapi ada yang lebih bahagia daripada aku."
Setelah bepergian dari satu negeri ke banyak negeri lainnya, berhari-hari, ia menemukan hutan di mana setiap orang mengatakan telah tinggal seorang paling bahagia di dunia.
Ia mendengar suara tertawa datang dari pepohonan, dan dipercepat langkahnya hingga dia bertemu dengan seorang laki-laki yang tengah duduk di tempat terbuka.
"Apakah Anda orang paling bahagia di dunia, seperti yang dikatakan orang-orang?" dia bertanya
"Benar sekali, itulah aku," jawab laki-laki itu.
"Namaku si Fulan; keadaanku demikian, dan obatku sesuai pesan guru, adalah mengenakan baju Anda. Aku mohon berikanlah kepadaku, aku akan memberi Anda apa saja yang aku miliki sebagai gantinya."
Laki-laki tersebut memandangnya lebih dekat dan ia tertawa. Dia tertawa dan tertawa. Ketika ia telah sedikit tenang dari tawanya, si tamu yang gelisah tersebut, agak terganggu melihat reaksi ini, berkata:
"Apakah Anda gusar, sehingga Anda tertawa pada permintaan serius ini?"
"Barangkali," kata orang tersebut, "Tetapi jika engkau sedikit lebih memperhatikan, engkau akan melihat, bahwa aku tidak memiliki baju."
"Lalu apa yang bisa aku lakukan sekarang?"
"Engkau akan sembuh sekarang. Berjuang untuk sesuatu yang tidak dapat dicapai, namun pengalaman membuktikan, bahwa itu dapat dicapai atas apa yang dibutuhkan; sebagaimana jika seorang mengumpulkan seluruh kekuatannya untuk melompati sebuah sungai, seolah (sungai tersebut) lebih lebar daripada yang sebenarnya. Dia akan dapat mencapai seberang sungai."
Orang yang paling bahagia di dunia tersebut kemudian menyibakkan surban yang ujungnya menutupi wajahnya. Orang yang gelisah tadi melihat bahwa ia (orang yang paling bahagia tersebut) tidak lain adalah guru agung yang semula telah menasihatinya.
"Wahai, guru agung. Aku tidak memiliki masalah materi, dan sampai sekarang aku selalu tidak tenang. Karena bertahun-tahun aku telah mencoba, menjadi bahagia, untuk menemukan suatu jawaban pada pemikiran-pemikiran batiniahku, agar serasi dengan dunia. Tolong, nasihati aku, mengenai bagaimana aku dapat mengobati keadaan yang tidak enak ini?"
Sang Guru menjawab:
"Sahabatku, apa yang tersembunyi pada beberapa orang adalah tampak bagi orang lain. Aku punya jawaban untuk penyakitmu, meski bukan pengobatan yang lazim. Engkau harus bepergian, mencari orang paling bahagia di dunia. Segera setelah menemukannya, engkau harus meminta bajunya dan kenakan."
Pencari ini akhirnya dengan gelisah mulai mencari orang-orang bahagia. Satu per satu, ia menemukan mereka dan bertanya. Lagi-lagi mereka menjawab: "Ya, aku bahagia, tetapi ada yang lebih bahagia daripada aku."
Setelah bepergian dari satu negeri ke banyak negeri lainnya, berhari-hari, ia menemukan hutan di mana setiap orang mengatakan telah tinggal seorang paling bahagia di dunia.
Ia mendengar suara tertawa datang dari pepohonan, dan dipercepat langkahnya hingga dia bertemu dengan seorang laki-laki yang tengah duduk di tempat terbuka.
"Apakah Anda orang paling bahagia di dunia, seperti yang dikatakan orang-orang?" dia bertanya
"Benar sekali, itulah aku," jawab laki-laki itu.
"Namaku si Fulan; keadaanku demikian, dan obatku sesuai pesan guru, adalah mengenakan baju Anda. Aku mohon berikanlah kepadaku, aku akan memberi Anda apa saja yang aku miliki sebagai gantinya."
Baca Juga
Laki-laki tersebut memandangnya lebih dekat dan ia tertawa. Dia tertawa dan tertawa. Ketika ia telah sedikit tenang dari tawanya, si tamu yang gelisah tersebut, agak terganggu melihat reaksi ini, berkata:
"Apakah Anda gusar, sehingga Anda tertawa pada permintaan serius ini?"
"Barangkali," kata orang tersebut, "Tetapi jika engkau sedikit lebih memperhatikan, engkau akan melihat, bahwa aku tidak memiliki baju."
"Lalu apa yang bisa aku lakukan sekarang?"
"Engkau akan sembuh sekarang. Berjuang untuk sesuatu yang tidak dapat dicapai, namun pengalaman membuktikan, bahwa itu dapat dicapai atas apa yang dibutuhkan; sebagaimana jika seorang mengumpulkan seluruh kekuatannya untuk melompati sebuah sungai, seolah (sungai tersebut) lebih lebar daripada yang sebenarnya. Dia akan dapat mencapai seberang sungai."
Baca Juga
Orang yang paling bahagia di dunia tersebut kemudian menyibakkan surban yang ujungnya menutupi wajahnya. Orang yang gelisah tadi melihat bahwa ia (orang yang paling bahagia tersebut) tidak lain adalah guru agung yang semula telah menasihatinya.