Kapan Waktu yang Tepat Melaksanakan Zikir Pagi dan Sore?
Sabtu, 30 Januari 2021 - 13:49 WIB
Berzikir merupakan ibadah ringan yang dianjurkan dalam Islam. Banyak ayat Al-Qur'an yang berisi perintah Allah Subhanhu wa ta'ala agar manusia senantiasa berzikir mengingat-Nya. Biasanya umat Islam melakukan zikir setelah salat. Namun ada juga bacaan yang sangat perlu dibiasakan untuk dibaca oleh setiap muslim, yakni bacaan zikir pagi dan sore.
Di kalangan para santri, zikir pagi dan sore sering disebut dengan istilah zikir shobah dan masa’. Berdasarkan petunjuk dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, masing-masing lafal atau teks zikir pagi dan sore memiliki keutamaan yang bervariasi .
Baca juga: Inilah 5 Perisai Diri dari Godaan Setan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُونَ اللَّهَ تَعَالَى مِنْ صَلَاةِ الْغَدَاةِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتِقَ أَرْبَعَةً مِنْ وَلَدِ إِسْمَعِيلَ وَلَأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُونَ اللَّهَ مِنْ صَلَاةِ الْعَصْرِ إِلَى أَنْ تَغْرُبَ الشَّمْسُ أَحَبُّ إِلَيَّ مَنْ أَنْ أَعْتِقَ أَرْبَعَةً
“Sungguh, aku duduk bersama kaum yang berzikir kepada Allah Ta’ala dari salat Subuh hingga terbit matahari lebih aku sukai daripada aku membebaskan empat anak Ismail. Dan sungguh aku duduk bersama suatu kaum yang berzikir kepada Allah dari salat Ashar hingga matahari tenggelam adalah lebih aku sukai daripada aku membebaskan empat orang budak.” (HR. Abu Dawud dihasankan oleh al-Albani)
Di antara macam-macam zikir pagi dan sore yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya antara lain,
مَنْ قَالَ حِينَ يُصْبِحُ وَحِينَ يُمْسِي سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ مِائَةَ مَرَّةٍ لَمْ يَأْتِ أَحَدٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ إِلَّا أَحَدٌ قَالَ مِثْلَ مَا قَالَ أَوْ زَادَ عَلَيْهِ
“Barang siapa ketika pagi dan sore, membaca doa ‘Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya’ sebanyak seratus kali, maka pada hari kiamat tidak ada orang lain yang melebihi pahalanya kecuali orang yang juga pernah mengucapkan bacaan seperti itu atau lebih dan itu.” (HR. Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Jika dia mengatakannya pada waktu pagi hari dalam keadaan yakin dengan-Nya, lalu dia mati maka dia termasuk dari penduduk surga. Jika dia membacanya pada waktu sore dalam keadaan yakin, lalu dia mati maka dia termasuk dari penduduk surga.” (HR. Ahmad)
Masih ada banyak lagi variasi bacaan zikir padi dan sore. Salah satunya bisa merujuk pada kitab Hishnul Muslim min Adzkar al-Kitab wa as-Sunnah karya Syaikh Said bin Ali al-Qahthani. Buku kecil kumpulan zikir dan doa ini sudah banyak diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh banyak penerbit.
Kapan Waktu yang Tepat untuk Membacanya?
Seluruh bacaan zikir pagi dan sore dibaca pada waktu-waktu yang ketentuannya diketahui melalui hadis-hadis Nabi. Namun para ulama saling beda pendapat soal batasan-batasan awal dan akhir waktu pagi dan waktu sore. Sebagian ulama fikih berpendapat bahwa waktu pagi itu dimulai setelah terbit fajar dan berakhir bersamaan dengan terbitnya matahari. Pendapat lain menyatakan bahwa waktu pagi itu berakhir seiring dengan berakhirnya waktu Dhuha.
Seperti dilansir dakwah.id, pendapat yang terkuat menyatakan bahwa waktu dzikir pagi bisa dimulai sejak terbit fajar dan berakhir ketika matahari sudah mulai meninggi. Adapun tentang waktu sore (Al-Masa’u), sebagian ulama berpendapat bahwa waktu tersebut dimulai sejak waktu Ashar dan berakhir bersamaan dengan tenggelamnya matahari.
Sebagian ulama lain berpendapat bahwa waktu sore/petang berakhir pada sepertiga malam. Ada pula ulama yang berpendapat waktu permulaan untuk zikir sore atau petang adalah setelah matahari tenggelam (ba’da Maghrib).
Syaikh Muhammad Shalih al-Munajji menyatakan, barangkali pendapat yang paling mendekati kebenaran adalah hendaknya seorang muslim membaca zikir pagi dimulai sejak terbit fajar hingga terbit matahari. Jika seandainya kehilangan waktu tersebut, tak mengapa bila ia baca zikir pagi hingga tiba akhir waktu Dhuha; beberapa menit sebelum masuk waktu Zhuhur.
Sementara untuk dzikir petang atau sore bisa dibaca mulai waktu Ashar dan berakhir saat Maghrib tiba. Jika seandainya kehilangan waktu tersebut, tak masalah jika dibaca hingga sebelum tiba sepertiga malam.
Dalilnya adalah firman Allah ‘azza wa jalla,
فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ بِالْعَشِيِّ وَالْإِبْكَارِ
“Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Rabbmu pada waktu petang dan pagi.” (QS. Al-Mukmin: 55)
Maksud dari waktu Al-‘Asyiyyi adalah waktu Ashar hingga Maghrib.
Allah Ta'ala berfirman,
فَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا يَقُولُونَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ الْغُرُوبِ
“Maka bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan dan bertasbihlah sambil memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam(nya).” (QS. Qaf: 39)
Ibnu Qayyim rahimahullah menjelaskan maksud ayat di atas, bahwa makna dari kalimat dalam hadits-hadits Nabi, “Barang siapa yang membaca begini dan begini ketika datang pagi hari atau sore hari…” maksudnya adalah membacanya di waktu sebelum matahari terbit (setelah Subuh), dan sebelum matahari tenggelam (setelah Ashar). Tepatnya antara Subuh dan terbit matahari, dan antara Ashar dan Maghrib.
Wallahu A'lam
Di kalangan para santri, zikir pagi dan sore sering disebut dengan istilah zikir shobah dan masa’. Berdasarkan petunjuk dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, masing-masing lafal atau teks zikir pagi dan sore memiliki keutamaan yang bervariasi .
Baca juga: Inilah 5 Perisai Diri dari Godaan Setan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُونَ اللَّهَ تَعَالَى مِنْ صَلَاةِ الْغَدَاةِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتِقَ أَرْبَعَةً مِنْ وَلَدِ إِسْمَعِيلَ وَلَأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُونَ اللَّهَ مِنْ صَلَاةِ الْعَصْرِ إِلَى أَنْ تَغْرُبَ الشَّمْسُ أَحَبُّ إِلَيَّ مَنْ أَنْ أَعْتِقَ أَرْبَعَةً
“Sungguh, aku duduk bersama kaum yang berzikir kepada Allah Ta’ala dari salat Subuh hingga terbit matahari lebih aku sukai daripada aku membebaskan empat anak Ismail. Dan sungguh aku duduk bersama suatu kaum yang berzikir kepada Allah dari salat Ashar hingga matahari tenggelam adalah lebih aku sukai daripada aku membebaskan empat orang budak.” (HR. Abu Dawud dihasankan oleh al-Albani)
Di antara macam-macam zikir pagi dan sore yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya antara lain,
مَنْ قَالَ حِينَ يُصْبِحُ وَحِينَ يُمْسِي سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ مِائَةَ مَرَّةٍ لَمْ يَأْتِ أَحَدٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ إِلَّا أَحَدٌ قَالَ مِثْلَ مَا قَالَ أَوْ زَادَ عَلَيْهِ
“Barang siapa ketika pagi dan sore, membaca doa ‘Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya’ sebanyak seratus kali, maka pada hari kiamat tidak ada orang lain yang melebihi pahalanya kecuali orang yang juga pernah mengucapkan bacaan seperti itu atau lebih dan itu.” (HR. Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Jika dia mengatakannya pada waktu pagi hari dalam keadaan yakin dengan-Nya, lalu dia mati maka dia termasuk dari penduduk surga. Jika dia membacanya pada waktu sore dalam keadaan yakin, lalu dia mati maka dia termasuk dari penduduk surga.” (HR. Ahmad)
Masih ada banyak lagi variasi bacaan zikir padi dan sore. Salah satunya bisa merujuk pada kitab Hishnul Muslim min Adzkar al-Kitab wa as-Sunnah karya Syaikh Said bin Ali al-Qahthani. Buku kecil kumpulan zikir dan doa ini sudah banyak diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh banyak penerbit.
Kapan Waktu yang Tepat untuk Membacanya?
Seluruh bacaan zikir pagi dan sore dibaca pada waktu-waktu yang ketentuannya diketahui melalui hadis-hadis Nabi. Namun para ulama saling beda pendapat soal batasan-batasan awal dan akhir waktu pagi dan waktu sore. Sebagian ulama fikih berpendapat bahwa waktu pagi itu dimulai setelah terbit fajar dan berakhir bersamaan dengan terbitnya matahari. Pendapat lain menyatakan bahwa waktu pagi itu berakhir seiring dengan berakhirnya waktu Dhuha.
Seperti dilansir dakwah.id, pendapat yang terkuat menyatakan bahwa waktu dzikir pagi bisa dimulai sejak terbit fajar dan berakhir ketika matahari sudah mulai meninggi. Adapun tentang waktu sore (Al-Masa’u), sebagian ulama berpendapat bahwa waktu tersebut dimulai sejak waktu Ashar dan berakhir bersamaan dengan tenggelamnya matahari.
Sebagian ulama lain berpendapat bahwa waktu sore/petang berakhir pada sepertiga malam. Ada pula ulama yang berpendapat waktu permulaan untuk zikir sore atau petang adalah setelah matahari tenggelam (ba’da Maghrib).
Syaikh Muhammad Shalih al-Munajji menyatakan, barangkali pendapat yang paling mendekati kebenaran adalah hendaknya seorang muslim membaca zikir pagi dimulai sejak terbit fajar hingga terbit matahari. Jika seandainya kehilangan waktu tersebut, tak mengapa bila ia baca zikir pagi hingga tiba akhir waktu Dhuha; beberapa menit sebelum masuk waktu Zhuhur.
Baca Juga
Sementara untuk dzikir petang atau sore bisa dibaca mulai waktu Ashar dan berakhir saat Maghrib tiba. Jika seandainya kehilangan waktu tersebut, tak masalah jika dibaca hingga sebelum tiba sepertiga malam.
Dalilnya adalah firman Allah ‘azza wa jalla,
فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ بِالْعَشِيِّ وَالْإِبْكَارِ
“Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Rabbmu pada waktu petang dan pagi.” (QS. Al-Mukmin: 55)
Maksud dari waktu Al-‘Asyiyyi adalah waktu Ashar hingga Maghrib.
Allah Ta'ala berfirman,
فَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا يَقُولُونَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ الْغُرُوبِ
“Maka bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan dan bertasbihlah sambil memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam(nya).” (QS. Qaf: 39)
Ibnu Qayyim rahimahullah menjelaskan maksud ayat di atas, bahwa makna dari kalimat dalam hadits-hadits Nabi, “Barang siapa yang membaca begini dan begini ketika datang pagi hari atau sore hari…” maksudnya adalah membacanya di waktu sebelum matahari terbit (setelah Subuh), dan sebelum matahari tenggelam (setelah Ashar). Tepatnya antara Subuh dan terbit matahari, dan antara Ashar dan Maghrib.
Wallahu A'lam
(wid)