Tauhid Seorang Muslim: Kemerdekaan dan Makna Syahadat
Jum'at, 05 Februari 2021 - 19:54 WIB
Maka rasa lapar ini diartikan manusia yang bertauhid sebagai signal (wahyu) dari Allah agar ia makan demi mempertahankan kelangsungan hidupnya untuk berbakti (mengabdi) kepada Allah. Oleh karena itu, makan baginya bukan sekadar mengatasi rasa lapar, tetapi demi memenuhi perintah Allah, maka pasti akan dimulainya dengan membaca basmallah.
Rasulullah telah menyatakan, bahwa orang yang makan dengan cara ini dinilai telah melakukan 'ibadah. Demikian pula dengan aktivitas lain. Misalnya, jika ia belajar bukanlah karena ingin mendapat gelar sarjana. Ia belajar karena mematuhi perintah Allah dan Rasul-Nya yang telah mewajibkan setiap Muslim dan Muslimat untuk belajar. Maka jiwa tawhid akan merupakan motivator utama baginya untuk bekerja keras dalam menyelesaikan studinya itu, karena belajar itu dirasakannya sama dengan 'ibadah lain yang akan mendapat ganjaran dari Allah SWT di dunia dan di akhirat nanti.
Dengan demikian, maka seorang yang istiqaamah dalam tawhidnya merasakan seluruh hidup dan kegiatan hidupnya tiada lain melainkan 'ibadah yang kontinyu kepada Allah SWT. Manusia seperti ini pasti akan mempunyai sikap dan akhlaq yang lain dari manusia biasa. Ia punya rasa tanggungjawab yang sangat tinggi, jujur, amanah, kreatif, dan berani mengambil resiko, optimis terhadap masa depan, disamping tawakkal 'ala Allah dalam melakukan setiap tugas yang berupa tantangan bagi kemampuan dirinya. (Bersambung)
Rasulullah telah menyatakan, bahwa orang yang makan dengan cara ini dinilai telah melakukan 'ibadah. Demikian pula dengan aktivitas lain. Misalnya, jika ia belajar bukanlah karena ingin mendapat gelar sarjana. Ia belajar karena mematuhi perintah Allah dan Rasul-Nya yang telah mewajibkan setiap Muslim dan Muslimat untuk belajar. Maka jiwa tawhid akan merupakan motivator utama baginya untuk bekerja keras dalam menyelesaikan studinya itu, karena belajar itu dirasakannya sama dengan 'ibadah lain yang akan mendapat ganjaran dari Allah SWT di dunia dan di akhirat nanti.
Dengan demikian, maka seorang yang istiqaamah dalam tawhidnya merasakan seluruh hidup dan kegiatan hidupnya tiada lain melainkan 'ibadah yang kontinyu kepada Allah SWT. Manusia seperti ini pasti akan mempunyai sikap dan akhlaq yang lain dari manusia biasa. Ia punya rasa tanggungjawab yang sangat tinggi, jujur, amanah, kreatif, dan berani mengambil resiko, optimis terhadap masa depan, disamping tawakkal 'ala Allah dalam melakukan setiap tugas yang berupa tantangan bagi kemampuan dirinya. (Bersambung)
(mhy)