Kiat Nashruddin Lari dari Kiamat: Jika Aku Mati, Kuburkan Aku Berdiri

Minggu, 07 Februari 2021 - 17:50 WIB
Ilustrasi/Ist
Berikut dari Canda Ala Sufi dinukil dari terjemahan Muhdor Assegaf dari karya Nashruddin dengan judul asli Nawadhir Juha al-Kubra.






Jika Aku Mati, Kuburkan Aku Berdiri

Menjelang wafatnya, Nashruddin memberikan banyak pesan. Di antaranya, dia berkata, "Jika aku mati, kuburkanlah aku dengan berdiri."

Maka orang-orang pun bertanya, "Mengapa demikian?"

Nashruddin menjawab, "Karena esok, ketika kiamat tiba, dunia akan berguncang dengan dahsyat, maka kalau berdiri, aku akan dapat dengan mudah melarikan diri dan tidak akan mengalami kesulitan."

Kita Naiki dan Bawa Barang Kita yang Berat

Nashruddin pergi ke pasar untuk membeli sayuran. Sebagian barangnya dia letakkan di pundi pelana keledainya dan sebagian lain di pundaknya sendiri, lalu dia menunggangi keledainya dan pulang.

Di tengah jalan, dia bertemu dengan salah seorang temannya. Dia lalu berkata pada Nashruddin, "Mengapa engkau tidak meletakkan pundi-pundi itu di depanmu saja, sehingga engkau dapat menaiki keledaimu dengan nyaman dan tenang?"

Nashruddin menjawab, "Ingatlah, wahai temanku, binatang ini merasa senang bila kita naiki. Bukankah dia akan merasa lebih senang bila dia mampu membawa sesuatu yang memiliki beban? Aku belum pernah melakukannya hingga sekarang."

Tambahkan Mantra dengan Sedikit Ter

Kambing milik salah seorang petani terkena penyakit kudis. Dia lalu membawanya ke Nashruddin. Sampai di sana, dia berkata padanya, "Karena engkau sangat ampuh dalam mengobati penyakit kudis, tolong bacakan sesuatu untuk kambingku ini."

Maka Nashruddin pun menjawab, "Jika kambing milikmu ini ingin sembuh, maka aku harus menambahi mantraku dengan sedikit ter."

(mhy)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفۡسًا اِلَّا وُسۡعَهَا ‌ؕ لَهَا مَا كَسَبَتۡ وَعَلَيۡهَا مَا اكۡتَسَبَتۡ‌ؕ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذۡنَاۤ اِنۡ نَّسِيۡنَاۤ اَوۡ اَخۡطَاۡنَا ‌ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحۡمِلۡ عَلَيۡنَاۤ اِصۡرًا كَمَا حَمَلۡتَهٗ عَلَى الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِنَا ‌‌ۚرَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلۡنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖ‌ ۚ وَاعۡفُ عَنَّا وَاغۡفِرۡ لَنَا وَارۡحَمۡنَا ۚ اَنۡتَ مَوۡلٰٮنَا فَانۡصُرۡنَا عَلَى الۡقَوۡمِ الۡكٰفِرِيۡنَ
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat pahala dari kebajikan yang dikerjakannya dan dia mendapat siksa dari kejahatan yang diperbuatnya. Mereka berdoa, Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.

(QS. Al-Baqarah Ayat 286)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More