Kabar Gembira, Ketika Izrail Datang Membawa Kafan dan Wewangian dari Surga
Kamis, 11 Februari 2021 - 19:04 WIB
نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ ۖ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ
نُزُلًا مِنْ غَفُورٍ رَحِيمٍ
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu".
Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta.
Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Surat Fussilat Ayat 30-32)
Turunnya malaikat, menurut beberapa ahli tafsir seperti Mujahid dan as-Sady, terjadi pada saat sekarat.
Syaikh Umar Sulaiman menjelaskan tak diragukan lagi bahwa saat sekarat, manusia berada dalam situasi yang sulit. Ia mengkhawatirkan masa depan yang akan datang dan nasib orang-orang yang ia tinggalkan. Maka malaikat datang guna menenangkan dirinya terhadap apa yang dikhawatirkannya sekaligus menenteramkan hatinya seraya berkata, “Jangan takut terhadap masa depan yang ada di alam barzakh dan akhirat, dan jangan berduka cita terhadap keluanga, anak atau utang yang kau tinggalkan.”
Malaikat juga memberikan kabar gembira yang sangat besar, “Dan bergembnalah dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu. Di akhirat kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) apa yang kamu minta.”
Umar Sulaiman al Asygar mengatakan selama hamba menjadikan Allah sebagai wali dan penolongnya, maka Allah akan selalu menolongnya, khususnya dalam situasi sulit yang salah satunya adalah saat sekarat. “Kamilah pehindung-pelindungmu dalam keludupan dunia dan di akhirat”
Adapun terhadap orang-orang kafir, malaikat turun kepada mereka dalam keadaan sebaliknya. Allah berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ تَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ قَالُوا فِيمَ كُنْتُمْ ۖ قَالُوا كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِي الْأَرْضِ ۚ قَالُوا أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوا فِيهَا ۚ فَأُولَٰئِكَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: "Dalam keadaan bagaimana kamu ini?". Mereka menjawab: "Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)". Para malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?". Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. (QS An-Nisa' Ayat 97)
Ayat ini turun, sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari dari Ibn “Abbas, berkenaan dengan sekelompok orang yang telah masuk Islam tetapi tidak hijrah, lalu meninggal atau terbunuh dalam barisan musuh. Pada saat sekarat, malaikat bersikap kasar terhadap mereka dan memberi kabar bahwa mereka akan masuk neraka.
Allah menceritakan pencabutan nyawa orang-orang kafir pada Perang Badar oleh para malaikat,
وَلَوْ تَرَىٰ إِذْ يَتَوَفَّى الَّذِينَ كَفَرُوا ۙ الْمَلَائِكَةُ يَضْرِبُونَ وُجُوهَهُمْ وَأَدْبَارَهُمْ وَذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ
ذَٰلِكَ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيكُمْ وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ
Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): "Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar", (tentulah kamu akan merasa ngeri).
Demikian itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-Nya. (Surat Al-Anfal Ayat 50-51)
Ibn Katsir menafsirkan ayat-ayat di atas sebagai berikut: “Dan seandainya engkau lihat hai Muhammad, keadaan saat para malaikat mencabut nyawa orang-orang kafir, niscaya kau akan melihat hal yang mengerikan. Ketika itu malaikat memukul wajah dan belakang mereka seraya berkata, “Rasakan oleh kalian azab yang membakar!”
Ibnu Katsir mengisyaratkan bahwa walaupun itu terjadi pada Perang Badar, hal ini mencakup semua orang kafir. Karena itulah Allah tidak mengkhususkan kaum kafir yang ikut Perang Badar sebagaimana terlihat dalam ungkapan, “Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang kafir?"
نُزُلًا مِنْ غَفُورٍ رَحِيمٍ
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu".
Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta.
Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Surat Fussilat Ayat 30-32)
Turunnya malaikat, menurut beberapa ahli tafsir seperti Mujahid dan as-Sady, terjadi pada saat sekarat.
Syaikh Umar Sulaiman menjelaskan tak diragukan lagi bahwa saat sekarat, manusia berada dalam situasi yang sulit. Ia mengkhawatirkan masa depan yang akan datang dan nasib orang-orang yang ia tinggalkan. Maka malaikat datang guna menenangkan dirinya terhadap apa yang dikhawatirkannya sekaligus menenteramkan hatinya seraya berkata, “Jangan takut terhadap masa depan yang ada di alam barzakh dan akhirat, dan jangan berduka cita terhadap keluanga, anak atau utang yang kau tinggalkan.”
Malaikat juga memberikan kabar gembira yang sangat besar, “Dan bergembnalah dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu. Di akhirat kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) apa yang kamu minta.”
Umar Sulaiman al Asygar mengatakan selama hamba menjadikan Allah sebagai wali dan penolongnya, maka Allah akan selalu menolongnya, khususnya dalam situasi sulit yang salah satunya adalah saat sekarat. “Kamilah pehindung-pelindungmu dalam keludupan dunia dan di akhirat”
Adapun terhadap orang-orang kafir, malaikat turun kepada mereka dalam keadaan sebaliknya. Allah berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ تَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ قَالُوا فِيمَ كُنْتُمْ ۖ قَالُوا كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِي الْأَرْضِ ۚ قَالُوا أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوا فِيهَا ۚ فَأُولَٰئِكَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: "Dalam keadaan bagaimana kamu ini?". Mereka menjawab: "Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)". Para malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?". Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. (QS An-Nisa' Ayat 97)
Ayat ini turun, sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari dari Ibn “Abbas, berkenaan dengan sekelompok orang yang telah masuk Islam tetapi tidak hijrah, lalu meninggal atau terbunuh dalam barisan musuh. Pada saat sekarat, malaikat bersikap kasar terhadap mereka dan memberi kabar bahwa mereka akan masuk neraka.
Allah menceritakan pencabutan nyawa orang-orang kafir pada Perang Badar oleh para malaikat,
وَلَوْ تَرَىٰ إِذْ يَتَوَفَّى الَّذِينَ كَفَرُوا ۙ الْمَلَائِكَةُ يَضْرِبُونَ وُجُوهَهُمْ وَأَدْبَارَهُمْ وَذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ
ذَٰلِكَ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيكُمْ وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ
Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): "Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar", (tentulah kamu akan merasa ngeri).
Demikian itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-Nya. (Surat Al-Anfal Ayat 50-51)
Ibn Katsir menafsirkan ayat-ayat di atas sebagai berikut: “Dan seandainya engkau lihat hai Muhammad, keadaan saat para malaikat mencabut nyawa orang-orang kafir, niscaya kau akan melihat hal yang mengerikan. Ketika itu malaikat memukul wajah dan belakang mereka seraya berkata, “Rasakan oleh kalian azab yang membakar!”
Ibnu Katsir mengisyaratkan bahwa walaupun itu terjadi pada Perang Badar, hal ini mencakup semua orang kafir. Karena itulah Allah tidak mengkhususkan kaum kafir yang ikut Perang Badar sebagaimana terlihat dalam ungkapan, “Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang kafir?"