Selain Amirul Mukminin, Ini Penyebab Ali Bin Abu Thalib Bergelar Imam

Rabu, 17 Februari 2021 - 15:11 WIB
Ilustrasi Ali Bin Abi Thalib/Ist/mhy
ZAMAN kelahiran Islam dan pertumbuhannya ditandai oleh ciri khusus dalam suatu kurun waktu tertentu. Yaitu sepeninggal Rasulullah SAW umat Islam dipimpin oleh 4 orang Khalifah yang sangat terkenal dan diakui serta dihormati oleh segenap kaum muslimin di dunia.

Buku Sejarah Hidup Imam Ali ra karya H.M.H. Al Hamid Al Husaini menyebut di antara empat orang Khalifah itu, terdapat seorang yang mempunyai kedudukan istimewa dalam sejarah, yaitu Ali bin Abu Thalib r.a .

Banyak sekali hal-hal yang memberikan keistimewaan kepadanya. Antara lain sebagian umat Islam di dunia sampai sekarang ini mengidentifikasikan diri sebagai pengikut Ali bin Abu Thalib r.a., yaitu yang terkenal dengan sebutan kaum Syi'ah .

Selain itu, Al Hamid Al Husaini mengatakan Ali bin Abu Thalib r.a. lebih masyhur disebut "Imam", daripada disebut Khalifah. Sedangkan Khalifah-khalifah lainnya, tak seorang pun yang disebut sebagai Imam.

Sudah pasti hal itu disebabkan oleh adanya keistimewaan-keistimewaan yang melatar-belakangi kehidupan Ali bin Abu Thalib r.a., sehingga ia mempunyai identitas tersendiri dalam sejarah kehidupan ummat Islam.



Gelar Imam

Gelar "Imam" adalah khusus bagi Khalifah Ali bin Abi Thalib di samping gelar "Amirul Mukminin" yang lazim dipergunakan orang pada masa itu, untuk menyebut seorang pemangku jabatan sebagai pemimpin tertinggi dan Kepala Negara Islam.

Gelar ini tidak dikenakan kepada orang lain yang menjadi pemimpin kaum muslimin. Mengapa? Bukankah Abu Bakar Ash Shiddiq r.a. juga seorang Imam seperti Khalifah Ali? Bukankah Umar Ibnul Khattab r.a. juga seorang Imam seperti Ali? Bukankah Utsman bin Affan r.a. juga seorang Imam seperti Khalifah Ali? Bukankah Khalifah Khalifah itu juga Khalifah Rasyidun seperti Ali bin Abu Thalib? Bukankah juga Khalifah-Khalifah itu penerus kepemimpinan Rasulullah SAW sepeninggal beliau?

Bila pengertian "imamah" hanya terbatas pada kekhalifahan saja, tentu tiga orang Khalifah itu semuanya adalah Imam-Imam juga seperti Ali bin Abu Thalib r.a. Bahkan mereka memegang "imamah" lebih dulu daripada Ali bin Abu Thalib r.a.

Mengenai hal itu, seorang penulis modern berkebangsaan Mesir, Abbas Al Aqqad, berpendapat, bahwa kalau yang disebut "imamah" pada masa itu hanya terbatas pengertiannya di bidang hukum, tentu persamaan antara empat orang Khalifah itu tidak perlu disangkal lagi.

Tetapi, demikian kata Aqqad seterusnya, tiga orang Khalifah Rasyidun di luar Ali bin Abu Thalib r.a., tak ada seorang pun di antara mereka itu mengibarkan bendera imamah untuk menghadapi tantangan kekuasaan duniawi yang muncul di kalangan ummat.

Tak ada yang menghadapi adanya dua pasukan bersenjata yang saling berlawanan di dalam satu ummat. Dan tidak ada yang menjadi lambang imamah dalam menghadapi masalah-masalah rumit, yang penuh dengan berbagai problema yang menimbulkan syak dan keraguan di kalangan ummat.

Al Aqqad menambahkan, bahwa dalam keadaan tidak adanya problema-problema seperti itu, tiga orang Khalifah sebelum Ali bin Abu Thalib r.a., boleh saja disebut Imam. Tentu saja pengertian "Imam" itu sangat berlainan dengan gelar "Imam" yang ada pada Ali bin Abu Thalib r.a.

Ia adalah seorang Imam yang menghadapi berbagai kejadian dan peristiwa yang banyak menimbulkan keragu-raguan berpikir di kalangan umat. Oleh karena itulah gelar Imam diberikan kaum muslimin secara khusus kepada khalifah Ali bin Abi Thalib r.a.

Begitu luasnya gelar itu dikenal orang sampai menjadi buah bibir. Hingga anak-anak pun mengenal Ali bin Abu Thalib lewat sanjungan-sanjungan yang dikumandangkan orang di jalan-jalan, tanpa perlu disebut nama orang yang menyandang gelar itu sendiri.

Seterusnya Al Aqqad menjelaskan, bahwa "kekhususan imamah yang ada pada Ali bin Abi Thalib r.a. ialah bahwa ia seorang Imam yang tidak ada persamaannya dengan Imam-Imam lainnya. Sebab Ali bin Abu Thalib mempunyai kaitan langsung dengan mazhab-mazhab yang ada di kalangan kaum muslimin, bahkan dimulai semenjak kelahiran mazhab-mazhab itu sendiri pada masa pertumbuhan Islam.

Jadi sebenarnya Ali bin Abu Thalib adalah pendiri mazhab-mazhab, atau dapat juga disebut sebagai poros di sekitar mana golongan mazhab itu berputar. Hampir tak ada satu golongan mazhab pun yang tidak berguru kepada Ali bin Abu Thalib.

Hampir tidak ada satu golongan mazhab pun yang tidak memandang Ali bin Abu Thalib sebagai pusat pembahasan ilmu agama."



Menurut kenyataannya, Ali bin Abu Thalib r.a. adalah Imam yang benar-benar memiliki semua syarat yang diperlukan. Satu keistimewaan yang paling menonjol dan tidak dipunyai oleh Khalifah-khalifah lainnya, ialah penguasaannya di bidang-bidang ilmu agama. Tentang hal ini akan kita bicarakan di bagian lain buku ini.

(mhy)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Aisyah radliallahu 'anha berkata, Janganlah kamu meninggalkan shalat malam (qiyamul lail), karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah meninggalkannya, bahkan apabila beliau sedang sakit atau kepayahan, beliau shalat dengan duduk.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 1112)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More