Gara-gara Madu, Ali bin Abu Thalib Nyaris Menghajar Husein

Rabu, 03 Maret 2021 - 05:00 WIB
Ali tenang-tenang saja berkata kepadaku: "Itu baru besi yang dibakar dengan api dunia. Bagaimana kalau kelak aku dan engkau dibelenggu dengan rantai neraka jahanam?!"

Setelah ia membaca ayat 71-72 S. Al Mukmin, Ali bin Abu Thalib r.a. berkata meneruskan: "Dariku engkau tidak akan memperoleh lebih dari hakmu yang sudah ditetapkan Allah bagimu… selain yang sudah kau rasakan sendiri itu! Pulanglah kepada keluargamu."

Memang luar biasa. Muawiyah bin Sufyan ketika mendengar cerita tentang peristiwa itu berkomentar: "Terlalu! Terlalu! Kaum wanita akan mandul dan tidak akan melahirkan anak seperti dia!"

Aqil bin Abi Thalib ternyata berusia lebih panjang daripada saudara-saudaranya. Di kalangan orang-orang Qureiys ia terkenal sebagai salah satu di antara empat orang ahli yang dapat dimintai keterangan tentang ilmu silsilah dan sejarah Quraiys.

Empat orang itu ialah Aqil bin Abi Thalib, Makramah bin Naufal Azzuhriy, Abul Jaham bin Hudzaifah Al Adwiy, dan Huwairits bin Abdul Uzza Al Amiriy.

Aqil sanggup memberi keterangan terperinci mengenai soal-soal silsilah dan sejarah Quraiys. Selain itu ia pun seorang periang dan mudah tertawa keras.

Ibnul Atsir meriwayatkan pengalaman Aqil yang lain dengan Ali bin Abu Thalib r.a. Pada suatu hari Aqil datang kepada Ali bin Abu Thalib r.a. untuk meminta sesuatu. Kepada Ali bin Abu Thalib r.a. ia berkata: "Aku ini orang butuh, orang miskin… berilah pertolongan kepadaku."

"Sabarlah dan tunggu sampai tiba waktunya pembagian bersama kaum muslimin lainnya," jawab Ali bin Abu Thalib ra "Engkau pasti kuberi."

Aqil tidak puas dengan jawaban itu. Ia mendesak terus dan merajuk. Akhirnya Ali bin Abu Thalib r.a. memerintahkan seseorang: "Bawalah dia pergi ke toko-toko di pasar. Katakan kepadanya supaya mendobrak pintu toko-toko itu dan mengambil barang-barang yang ada di dalamnya!"

Mendengar perintah Ali bin Abu Thalib r.a. yang seperti itu, Aqil menyahut: "Apakah engkau ingin aku menjadi pencuri?"

"Dan engkau, apakah ingin supaya aku mencuri milik kaum muslimin dan memberikannya kepadamu?" jawab Ali bin Abu Thalib r.a.

"Kalau begitu aku mau datang kepada Muawiyah," kata Aqil dengan nada mengancam.

"Terserah," jawab Ali bin Abu Thalib r.a. dengan kontan.

Aqil lalu pergi ke Syam untuk meminta bantuan kepada Muawiyah bin Abu Sufyan . Oleh Muawiyah ia diberi uang sebesar 100.000 dirham, dengan syarat Aqil harus bersedia naik ke atas mimbar dan berbicara dengan orang banyak tentang apa yang telah diberikan oleh Ali bin Abu Thalib kepadanya dan tentang apa yang telah diberikan Muawiyah.

Dari atas mimbar Aqil berkata dengan lantang: "Hai kaum muslimin, kuberitahukan kepada kalian, bahwa aku telah meminta kepada Ali supaya memilih: 'aku atau agamanya'. Ternyata ia lebih suka memilih agamanya. Kepada Muawiyah aku pun minta seperti itu. Ternyata ia lebih suka memilih aku daripada agamanya!"

Tentang kejujuran dan keadilan Ali bin Abu Thalib r.a. orang tidak segan-segan mengatakan terus terang, sekalipun di depan Muawiyah.

(mhy)
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
وَاَيُّوۡبَ اِذۡ نَادٰى رَبَّهٗۤ اَنِّىۡ مَسَّنِىَ الضُّرُّ وَاَنۡتَ اَرۡحَمُ الرّٰحِمِيۡنَ‌
Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, (Ya Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.

(QS. Al-Anbiya Ayat 83)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More