Tumbuhnya Uban Pertanda Semakin Dekatnya Ajal Seseorang (1)

Jum'at, 05 Maret 2021 - 05:00 WIB
Tanda-tanda ajal semakin dekat umumnya manusia memahaminya dengan uban yang merata, kulit keriput, kesehatan menurun. Foto/ilustrasi
Tumbuhnya uban (rambut putih) pertanda semakin dekatnya ajal seseorang. Uban biasanya menghampiri manusia di atas 35 tahun atau 40 tahun. Namun ada juga yang beruban di usia 20-an.

Uban (شَيْب) sering diasumsikan sebagai tanda seseorang mulai menua. Dalam perspektif medis, penyebab tumbuhnya uban di usia muda adalah karena kekurangan vitamin B12, biotin, vitamin D atau vitamin E. Selain itu karena faktor genetika (keturunan) atau akibat stres.



Di antara kaum muslimin mungkin ada yang malu ketika rambutnya beruban. Bahkan ada yang sengaja mencabutnya dan menyemirnya dengan warna hitam. Padahal uban memiliki keutamaan sebagaimana disabdakan oleh Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم:

"Janganlah engkau mencabut uban rambut. Sungguh seorang muslim yang rambutnya beruban, maka uban tersebut kelak pada hari Kiamat akan menjadi cahaya." (HR Abu Dawud dan at-Tirmidzi)

Orang pertama yang memiliki uban adalah Nabi Ibrahim 'alaihissalam. Rasulullah صلى الله عليه وسلم memakruhkan mencabut uban, karena ia adalah kewibawaan, sebagaimana diriwayatkan dari Malik: Bahwa yang pertama kali melihat uban adalah Nabi Ibrahim, lalu beliau berkata: 'Ya Rabb, apa ini?' Allah menjawab: Waqar (kewibawaan/mahkota)." Beliau berkata: "Ya Rabb, tambahkan untukku kewibawaan." Atau juga karena uban adalah cahaya pada hari Kiamat nanti. (Lihat Al Mufhim Lima Asykala Min Talkhish Kitabi Muslim, 19/56. Maktabah Misykah)

Uban Adalah Pengingat Kematian

Ulama besar Yaman, As-Sayyid Abdullah bin Alwi Al-Haddad (1634-1720) dalam kitabnya berjudul Sabilul Iddikar wal Iktibar bima Yamurru bil Insan wa Yanqadhi Lahu minal A'mar (Dar Al-Hawi, Cet. II, 1998, hal. 43) menyebutkan bahwa uban memiliki makna sebagai pengingat dekatnya ajal. Berikut keterangan Imam Abdullah Al-Haddad dikutip dari NU online, kata beliau:

والشيب مُذَكِّرٌ، أي مذكر بقرب الأجل، وَطَيِّ بساط الأمل، وَمُؤْذِنٌ بقرب الرحيل، وسرعة التحويل. ويقال: الشيب مظنة الأجل، وطريدة الأمل ويقال أيضا: ما أقبح غشيان اللَّمَم إذا ألم الشيب باللِّمَم

"Rambut uban (akibat usia) itu merupakan pengingat akan dekatnya ajal, tertutupnya jalan cita-cita dan angan-angan. Ia juga menandakan masa 'berangkat' sudah dekat, dan tidak lama lagi akan berpindah. Ada pula yang mengatakan bahwa rambut uban merupakan pertanda tibanya ajal dan penghapus cita-cita. Sebuah pepatah mengatakan 'Alangkah buruknya perbuatan dosa betapa pun kecilnya bila rambut telah mulai beruban.'

Penjelasansenada disampaikan Ustaz Najmi Umar Bakkar dikutip dari satu kajian online beliau. Bahwa rambut yang beruban akibat usia merupakan pengingat akan semakin dekatnya kematian. Ia juga menandakan masa "berangkat" sudah dekat, dan tidak lama lagi pun akan berpindah.

"Munculnya uban membuat seseorang sadar bahwa keberadaannya di alam dunia tidaklah selamanya, hanya sebentar bila dibandingkan kehidupan selanjutnya, yaitu alam akhirat," kata Ustaz Najmi Umar Bakkar.

Beliau menukil salah satu ayat Al-Qur'an. Allah 'Azza wa Jalla berfirman: "Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia telah menjadikan (kamu) setelah kuat lemah (kembali) dan beruban." (QS. Ar-Rum [30]: 54)

Imam Ibnu Rajab berkata: "Wahai orang yang uban memperingatkannya (akan dekatnya) kematiannya, sementara dia masih terus berkubang dengan dosa-dosa, tidakkah cukup bagimu penasehat berupa uban?" (Lathaa-iful Ma'aarif hal 259)

Iyas bin Qotadah melihat sehelai rambut putih pada jenggotnya. Maka beliau pun lalu mengatakan: "Aku melihat kematian sedang mencariku" (Bahjatul Majaalis hal 219)

Imam Ibnul Jauzi berkata: "Wahai fulan, uban itu adalah adzan dan maut adalah iqamah, sedangkan engkau belum juga bersuci!" (Al-Mudhisy I/293)

Maksudnya uban dan maut ibaratnya seperti adzan dan iqamah yang sangat dekat sekali waktunya. Maka segeralah engkau bersuci, yaitu membersihkan diri dengan bertaubat kepada Allah Tabaaraka wa Ta'ala.

Syekh Muqbil al-Wadi'i berkata: "Tatkala awal pertama kali muncul uban pada diriku, aku pun memegang jenggotku seraya berkata: "Apa yang telah engkau persembahkanuntuk Islam wahai Muqbil?" (lihat Nashaa-ih Waalidii 28-29)

Apabila beliau mengucapkan kata-kata seperti ini padahal dakwah beliau telah tersebar di seluruh penjuru alam baik di timur maupun barat, lalu apa yang bisa kita ucapkan wahai saudaraku?



(Bersambung)!
(rhs)
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
شَهۡرُ رَمَضَانَ الَّذِىۡٓ اُنۡزِلَ فِيۡهِ الۡقُرۡاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَ بَيِّنٰتٍ مِّنَ الۡهُدٰى وَالۡفُرۡقَانِۚ فَمَنۡ شَهِدَ مِنۡكُمُ الشَّهۡرَ فَلۡيَـصُمۡهُ ؕ وَمَنۡ کَانَ مَرِيۡضًا اَوۡ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنۡ اَيَّامٍ اُخَرَؕ يُرِيۡدُ اللّٰهُ بِکُمُ الۡيُسۡرَ وَلَا يُرِيۡدُ بِکُمُ الۡعُسۡرَ وَلِتُکۡمِلُوا الۡعِدَّةَ وَلِتُکَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰٮكُمۡ وَلَعَلَّکُمۡ تَشۡكُرُوۡنَ
Bulan Ramadan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang benar dan yang batil. Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka wajib menggantinya, sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Baqarah Ayat 185)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More