Kisah Penuh Ibrah: Perusakan Hajar Aswad Jadi Sasaran Musuh Islam

Selasa, 09 Maret 2021 - 08:37 WIB
Ilustrasi/Ist
Sejarah mencatat bahwa Hajar Aswad pernah dijarah oleh kaum Qaramithah dan dirampas oleh mereka selama kurang lebih 22 tahun lamanya sejak bulan Dzulhijjah tahun 317 H hingga Dzulqa’dah tahun 339 H. Upaya perusakan batu hitam di Kakbah ini ternyata tidak hanya sekali itu saja. Kisah tragedi berdarah tentang Hajar Aswad ini diceritakan dalam al-Kamil 6/203–335 oleh Ibnul Atsir dan al-Bidāyah 11/160–223 oleh Ibnu Katsir. Lihat pula risalah Asrar wa Fadha’il Hajar Aswad oleh Majdi Fathi Sayyid.




Ahli sejarah Umar bin Fahd mengatakan, “Pada tahun 363 H, ketika manusia tengah istirahat siang hari, sedang matahari panas terik—terasa sangat menyengat—dan tidak ada yang melakukan thawaf kecuali hanya satu atau dua orang saja, tiba-tiba ada seorang yang menutupi kepalanya dengan kain berjalan pelan-pelan sehingga tatkala sudah mendekati Hajar Aswad dia mengambil palu dan memukulkannya beberapa kali ke Hajar Aswad.

Ada seorang penduduk Yaman yang sedang thawaf melihat perbuatannya berusaha untuk mencegahnya, namun dia ditusuk beberapa kali hingga tewas.




Melihat hal itu, maka orang-orang yang berada di Masjidil Haram langsung berhamburan menghampiri dan menangkap orang tersebut. Ternyata dia adalah orang Romawi yang diutus untuk merampas Hajar Aswad dengan mendapatkan imbalan harta yang melimpah.

Akhirnya orang itu pun dibunuh dan dikeluarkan dari Masjidil Haram.” (Ithaf Wara 2/410–411)

Kisah ini menunjukkan kepada kita kedengkian musuh-musuh Allah dan usaha mereka untuk menghancurkan syi’ar-syi’ar Allah salah satunya dengan menjarah Hajar Aswad.

(mhy)
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Allah 'azza wajalla telah berfirman: Setiap amal anak Adam adalah teruntuk baginya kecuali puasa. Puasa itu adalah bagi-Ku, dan Akulah yang akan memberinya pahala.  Dan puasa itu adalah perisai. Apabila kamu puasa, maka janganlah kamu merusak puasamu dengan rafats, dan jangan pula menghina orang. Apabila kamu dihina orang atau pun diserang, maka katakanlah, 'Sesungguhnya saya sedang berpuasa.'  Demi Allah, yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya. Sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah pada hari kiamat kelak daripada wanginya kesturi. Dan bagi mereka yang berpuasa ada dua kebahagiaan. Ia merasa senang saat berbuka lantaran puasanya, dan senang pula saat berjumpa dengan Rabbnya juga karena puasanya.

(HR. Muslim No. 1944)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More