Sedekah Apakah Paling Afdhol? Berikut Jawaban Nabi

Jum'at, 19 Maret 2021 - 17:07 WIB
Sedekah tidaklah mengurangi harta. Bahkan menambah harta seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai dan setiap tangkainya menumbuhkan 100 biji. Foto/Ist
Keutamaan bersedekah selain dapat meredam murkanya Allah, juga dapat menghapus dosa-dosa. Muncul pertanyaan, apakah sedekah yang paling afdhol (paling utama)?

Berikut sabda Nabi sebagaimana diterangkan dalam Hadis berikut:

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ جَهْدُ الْمُقِلِّ

Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling utama? Beliau menjawab: " Sedekah yang diberikan secara susah payah oleh orang yang berharta sedikit." (HR Abu Daud, An Nasa'i dalam As Sunan Al Kubra, Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman)



Ustaz Farid Nu'man Hasan menjelaskan, makna hadis di atas diperkuat oleh hadits lain yang mengatakan:

سَبَقَ دِرْهَمٌ مِائَةَ أَلْفٍ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ قَالَ رَجُلٌ لَهُ دِرْهَمَانِ فَأَخَذَ أَحَدَهُمَا فَتَصَدَّقَ بِهِ وَرَجُلٌ لَهُ مَالٌ كَثِيرٌ فَأَخَذَ مِنْ عُرْضِ مَالِهِ مِائَةَ أَلْفٍ فَتَصَدَّقَ بِهَا

"Satu Dirham dapat mengalahkan seratus ribu Dirham." Mereka bertanya: "Wahai Rasulullah, bagaimana itu?" Beliau bersabda: "Ada seorang yang memiliki uang dua Dirham lalu dia menyedekahkan satu Dirham. Ada orang lain yang memiliki banyak harta dia mengambil kekayaannya itu seratus ribu Dirham lalu menyedekahkannya." (HR. An Nasa’i, Ibnu Khuzaimah, Al Baihaqi dalam As-Sunan Al Kubra. Imam Al Munawi mengatakan: isnadnya shahih. (At Taysir, 2/106). Juga dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah).

Dalam timbangan akal bagaimana bisa sedekah satu Dirham mengalahkan seratus ribu Dirham? Itulah syariat. Syariat memandang tingkat kesulitan yang dialami pelakunya dalam menjalankan proses amal, bukan semata-mata angka-angka yang dikorbankannya.

Contoh yang dapat kita teladani adalah ketika Allah memuji kaum Anshar yang melakukan pengorbanan untuk kaum Muhajirin, dalam firmanNya:

وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

"Dan mereka (kaum Anshar) mengutamakan (kaum Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung." (QS Al Hasyr: 9)

Sebenarnya mereka juga sulit, berat, dan berkebutuhan yang sama dengan saudaranya, tetapi kekikiran yang ada pada jiwa mereka bisa tundukkan. Orang yang sedikit harta memiliki kesulitan dan kesusahan, dan kebutuhan, namun kondisi itu tidak membuatnya lupa atas keadaan saudaranya.

Inilah gambaran persaudaraan tertinggi dalam Islam. Jarang yang mampu melakukannya, meskipun kekurangan harta, mereka tetap bersedekah dan membantu saudaranya yang lain. Semoga kita bisa meneladani mereka.

Wallahu A'lam

(rhs)
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Mu'adz bin Jabal bahwa Rasulullah shallallahu wa'alaihi wa sallam menggandeng tangannya dan berkata: Wahai Mu'adz, demi Allah, aku mencintaimu, aku wasiatkan kepadamu wahai Mu'adz, janganlah engkau tinggalkan setiap selesai shalat untuk mengucapkan:  ALLAAHUMMA A'INNII 'ALAA DZIKRIKA WA SYUKRIKA WA HUSNI 'IBAADATIK (Ya Allah, tolonglah aku untuk selalu mengingat-Mu (berdzikir kepada-Mu), dan bersyukur kepada-Mu, serta beribadah dengan baik kepada-Mu.)

(HR. Sunan Abu Dawud No. 1301)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More