Tatkala Dua Pembesar NU dan Muhammadiyah Saling Mengimami Sholat Subuh

Sabtu, 20 Maret 2021 - 16:35 WIB
“Karena Imam Hanafi tidak menyebut qunut sebagai suatu sunnah pada salat Subuh, maka saya meninggalkannya karena menjaga adab kepadanya.”

Adab atau Akhlak

Laman resmi Nahdlatul Ulama (NU) yang memubilasikan kisah ini berpendapat kisah Kiai Idham dan Buya Hamka dalam menyikapi perbedaan tersebut memberikan beberapa pelajaran penting bagi Muslim agar tidak perlu kaku dalam beragama.

Semua berhak memilih mazhab yang diyakini. Lebih dari itu, satu hal yang perlu didahulukan adalah adab atau akhlak. Kita tentu masih ingat sebuah kalimat penting yang selalu ditempel di sekolah, yakni 'Adab itu di atas ilmu'.

Dalam menyikapi perbedaan, dua pembesar organisasi masyarakat Islam terbesar di Indonesia itu memiliki hati yang besar.

Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM PBNU) KH Abdul Moqsith Ghazali pernah menyampaikan, dalam pengajian kitab Syarh al-Waraqat, bahwa perbedaan di antara para ulama disebabkan dua hal, yakni pemilihan dalil dan pemahaman terhadap dalil. Kita sebagai awam tinggal mengikuti pandangan mereka.

(mhy)
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Barangsiapa yang mengerjakan shalat Isya' secara berjamaah, itu seperti beribadah setengah malam. Dan barangsiapa yang mengerjakan shalat Isya' dan Subuh secara berjamaah, maka ia seperti beribadah semalam penuh.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 468)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More