Noordjannah: Aisyiyah Meluaskan Manfaatnya Dalam Masa Pandemi
Rabu, 20 Mei 2020 - 15:05 WIB
JAKARTA - Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Noordjannah Djohantini, menegaskan bahwa ‘Aisyiyah berusaha semakin meluaskan manfaatnya, terutama dalam masa pandemi.
Pernyataan ini disampaikan Noordjannah terkait mensyukuri usia ke-103 tahun Aisyiyah, sebagai pergerakan perempuan yang berkhidmat di bidang dakwah sosial, ketahanan keluarga, kesehatan masyarakat, dan pendidikan. ( )
Melalui gerakan nasional Ta’awun Sosial, Noordjannah mengungkapkan bahwa selain telah menggerakkan berbagai jaringan amal usahanya di seluruh Indonesia seperti rumah sakit dan universitas sejak awal Maret 2020 bersama MCCC, ‘Aisyiyah juga menjalankan berbagai program terhadap warga terdampak hingga ke unsur yang paling bawah seperti program lumbung pangan, lumbung hidup, solidarity buying, sapa guru-guru TK ABA, hingga program ketahanan keluarga. ( )
“Ini modal sosial dan institusi yang besar dan luar biasa yang bisa kita gerakkan untuk kepentingan dakwah ‘Aisyiyah sekaligus membangun dan menguatkan bagaimana keluarga sakinah itu dibangun,” urai Noordjannah, Selasa (19/5).
Baca juga: Muhammadiyah Gelontorkan Rp130 M untuk Masyarakat Terdampak Covid-19
Usia 103 tahun ‘Aisyiyah bagi Noordjannah perlu direfleksikan dengan usaha untuk lebih memajukan dan meluaskan manfaat ‘Aisyiyah hingga ke masyarakat di berbagai negara melalui Pimpinan Cabang Istimewa yang tersebar di luar negeri.
“’Aisyiyah melewati sebuah perjalanan yang cukup panjang dari pra-Indonesia ketika kehidupan masyarakat dan perempuan tertinggal tetapi perempuan Muhammadiyah sudah menginisiasi gerakan muslim yang diharapkan mencerahkan dan memberikan manfaat yang luas bagi kehidupan umat dan bangsa,” kesannya.
Terima kasih untuk Para Guru PAUD ‘Aisyiyah
Masa krisis pandemi yang mengakibatkan diliburkannya berbagai sekolah tak urung membuat PP ‘Aisyiyah membuat program sapa guru untuk meringankan beban para pendidik di TK/PAUD ‘Aisyiyah yang tersebar di seluruh Indonesia sekaligus wujud terimakasih atas kiprah mereka.
Dengan suara yang bergetar, Noordjannah terharu atas perjuangan yang telah diberikan para pengajar TK/PAUD ‘Aisyiyah selama ini.
“Mereka serempak mendapatkan apresiasi. Mereka kebanyakan adalah relawan, berkhidmat karena ingin mendidik anak-anak kita agar kokoh imannya dan juga berkemajuan. Semangatnya luar biasa bukan ingin mendapatkan penghargaan materi tapi mereka dengan jerih payah keikhlasannya bersedia dan ikhlas berjibaku mendidik anak-anak kita,” urai Noordjannah.
“Kami menyampaikan kesyukuran pada banyak pihak yang telah mendukung baik dari persyarikatan dengan seluruh komponen amal usahanya dan berbagai pihak pemerintah yang begitu akrab menjalankan tugas-tugas kemanusiaan (bersama ‘Aisyiyah),” ucapnya.
Tanggal 19 Mei 2020 organisasi perempuan berkemajuan terbesar di dunia, 'Aisyiyah tepat berusia 103 tahun. Organisasi ini didirikan pada tahun 1917 yang dipelopori oleh Nyai Siti Walidah (istri KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah).
Salah satu yang melatarbelakangi berdirinya 'Aisyyah adalah karena kondisi yang memprihatinkan terkait dengan posisi dan peran perempuan yang menempatkan perempuan sebagai konco wingking (teman untuk urusan rumah tangga saja). Kondisi ini menjadikan sumber kebodohan dan ketertinggalan. Seperti yang dikutip Haidar Nashir, menurut Junus Anis peran Nyai KH Ahmad Dahlan (Siti Walidah) sejak berdirinya Aisyiyah sebagai pemuka, ulama dan Mubalig Aisyiyah.
Pernyataan ini disampaikan Noordjannah terkait mensyukuri usia ke-103 tahun Aisyiyah, sebagai pergerakan perempuan yang berkhidmat di bidang dakwah sosial, ketahanan keluarga, kesehatan masyarakat, dan pendidikan. ( )
Melalui gerakan nasional Ta’awun Sosial, Noordjannah mengungkapkan bahwa selain telah menggerakkan berbagai jaringan amal usahanya di seluruh Indonesia seperti rumah sakit dan universitas sejak awal Maret 2020 bersama MCCC, ‘Aisyiyah juga menjalankan berbagai program terhadap warga terdampak hingga ke unsur yang paling bawah seperti program lumbung pangan, lumbung hidup, solidarity buying, sapa guru-guru TK ABA, hingga program ketahanan keluarga. ( )
“Ini modal sosial dan institusi yang besar dan luar biasa yang bisa kita gerakkan untuk kepentingan dakwah ‘Aisyiyah sekaligus membangun dan menguatkan bagaimana keluarga sakinah itu dibangun,” urai Noordjannah, Selasa (19/5).
Baca juga: Muhammadiyah Gelontorkan Rp130 M untuk Masyarakat Terdampak Covid-19
Usia 103 tahun ‘Aisyiyah bagi Noordjannah perlu direfleksikan dengan usaha untuk lebih memajukan dan meluaskan manfaat ‘Aisyiyah hingga ke masyarakat di berbagai negara melalui Pimpinan Cabang Istimewa yang tersebar di luar negeri.
“’Aisyiyah melewati sebuah perjalanan yang cukup panjang dari pra-Indonesia ketika kehidupan masyarakat dan perempuan tertinggal tetapi perempuan Muhammadiyah sudah menginisiasi gerakan muslim yang diharapkan mencerahkan dan memberikan manfaat yang luas bagi kehidupan umat dan bangsa,” kesannya.
Terima kasih untuk Para Guru PAUD ‘Aisyiyah
Masa krisis pandemi yang mengakibatkan diliburkannya berbagai sekolah tak urung membuat PP ‘Aisyiyah membuat program sapa guru untuk meringankan beban para pendidik di TK/PAUD ‘Aisyiyah yang tersebar di seluruh Indonesia sekaligus wujud terimakasih atas kiprah mereka.
Dengan suara yang bergetar, Noordjannah terharu atas perjuangan yang telah diberikan para pengajar TK/PAUD ‘Aisyiyah selama ini.
“Mereka serempak mendapatkan apresiasi. Mereka kebanyakan adalah relawan, berkhidmat karena ingin mendidik anak-anak kita agar kokoh imannya dan juga berkemajuan. Semangatnya luar biasa bukan ingin mendapatkan penghargaan materi tapi mereka dengan jerih payah keikhlasannya bersedia dan ikhlas berjibaku mendidik anak-anak kita,” urai Noordjannah.
“Kami menyampaikan kesyukuran pada banyak pihak yang telah mendukung baik dari persyarikatan dengan seluruh komponen amal usahanya dan berbagai pihak pemerintah yang begitu akrab menjalankan tugas-tugas kemanusiaan (bersama ‘Aisyiyah),” ucapnya.
Tanggal 19 Mei 2020 organisasi perempuan berkemajuan terbesar di dunia, 'Aisyiyah tepat berusia 103 tahun. Organisasi ini didirikan pada tahun 1917 yang dipelopori oleh Nyai Siti Walidah (istri KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah).
Salah satu yang melatarbelakangi berdirinya 'Aisyyah adalah karena kondisi yang memprihatinkan terkait dengan posisi dan peran perempuan yang menempatkan perempuan sebagai konco wingking (teman untuk urusan rumah tangga saja). Kondisi ini menjadikan sumber kebodohan dan ketertinggalan. Seperti yang dikutip Haidar Nashir, menurut Junus Anis peran Nyai KH Ahmad Dahlan (Siti Walidah) sejak berdirinya Aisyiyah sebagai pemuka, ulama dan Mubalig Aisyiyah.
(mhy)