Ramadhan: Setan Dibelenggu, Pintu Surga Dibuka, dan Pintu Neraka Ditutup

Selasa, 13 April 2021 - 04:24 WIB
Lalu mengapa kemaksiatan masih ada di bulan ramadhan? Setidaknya, ada empat jawaban. Pertama, efek dibelenggunya setan hanya terasa bagi mereka--orang beriman--yang melakukan berpuasa dengan penuh keikhlasan. Kedua, tak semua setan dibelenggu. Yang dibelenggu hanya sebagian dari mereka, yakni yang membangkang dan lihai menggoda manusia.

Ketiga, dibelenggunya setan dapat bermakna berkurangnya tindak kejahatan atau perilaku maksiat. Memang, selama Ramadhan akan terasa lebih marak majelis-majelis kebaikan, daripada gelaran publik yang sia-sia. Keempat, dibelenggunya setan tidak berarti hilangnya sama sekali aktivitas yang merusak. Sebab, ada pula sifat jelek manusia yang memang sudah bobrok. Toh setan ada pula yang dari golongan manusia.

Terakhir, ada pula kalangan ulama yang memberi makna lebih perinci terkait hadis "dibelenggunya setan-setan kala Ramadhan." Maknanya, setan-setan itu terhalangi dari mencuri-dengan berita langit. Maka, setan-setan yang dibelenggu hanya yang gemar melakukan hal tersebut.

Berangkat dari penjelasan di atas, maka soal dibukanya pintu surga, ditutupnya pintu neraka, dan dibelenggunya setan, para ulama berbeda dalam memahaminya. Ada yang memahami dengan pendekatan makna hakiki sesuai bunyi teks haditsnya, dan ada juga yang memahami dengan pendekatan makna yang terdapat di balik bunyi teksnya (majazi).

(mhy)
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abu Qatadah dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: Tidak ada sikap lalai ketika tidur, akan tetapi kelalaian itu hanya ada ketika terjaga, yaitu mengakhirkan shalat hingga datang waktu shalat yang lain.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 373)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More