Hakikat Kesabaran
Kamis, 22 April 2021 - 16:30 WIB
Ketika bulan suci Ramadhan tiba, salah satu hal yang paling dinanti-nanti oleh para umat muslim adalah kumandang adzan Maghrib. Karena itu adalah pertanda selesainya ibadah puasa yang kita jalani dalam sehari.
Melihat dari puasa yang kita laksanakan, ternyata puasa telah mampu mendidik kita menjadi orang yang sabar. Tetapi, apakah hakikat sabar itu sendiri? Ada yang mengatakan sabar adalah yang mampu menahan diri ketika tertimpa musibah. Ada juga yang mengatakan sabar adalah ketika seseorang berpegang teguh menjalankan perintah Allah apa pun bentuk kesulitannya, namun tetap ia jalani. Bentuk kesabaran lainnya adalah, usaha seorang muslim menjauhkan dirinya dari perbuatan dosa.
Ali bin Abi Thalib mengatakan sabar adalah sebuah kendaraan yang ditumpangi oleh orang yang tidak akan pernah jatuh ataupun tersungkur. Artinya adalah orang yang selalu bersabar pasti akan beruntung dalam hidupnya. Pepatah arab mengatakan “man shabara zhafira”, yang artinya barang siapa yang bersabar, pasti akan beruntung.
Sabar adalah sebuah akhlak yang terpuji. Sampai-sampai Allah mengajarkan dan memerintahkan kita untuk meminta pertolongan kepada Allah melalui sabar. Di dalam surah Al-Baqarah ayat 153 disebutkan: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Namun, inilah terkadang yang masih berat untuk kita lakukan. Menjadikan sabar dan shalat sebagai pertolongan pertama ketika musibah menerpa. Ketika tertimpa musibah, hal pertama yang kita lakukan adalah bersabar. Hal itulah yang harus selalu diutamakan. Setelah bersabar, lalu shalat.
Praktik sabar memang tidak semudah ketika kita hanya mengucapkannya. Namun ketahuilah, bahwa ketika kesabaran itu datang pada diri kita, Allah telah menjanjikan banyak hal: Pertama, kita akan diberikan pahala dua kali lipat, bahkan tidak terhingga. Allah berfirman dalam Al-Qur’an: “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”
!
Berarti tidak ada batasan untuk kesabaran. Karena batasan untuk sabar adalah kematian. Bahkan kesabaran juga bagian dari diri kita menerima takdir yang telah Allah berikan. Sabar juga bukan hanya untuk urusan musibah semata. Sabar juga termasuk dalam urusan kenikmatan, yakni bersabar untuk tidak sombong, bersabar untuk tidak merasa lebih dibandingkan orang lain. Bahwa kemudian kita harus menyadari jika nikmat yang diberikan oleh Allah ini hakikatnya adalah sebuah ujian.
Puasa adalah salah satu cara untuk bersabar. Dunia ini adalah ujian dan juga cobaan, maka harus dihadapi dengan kesabaran. Begitu banyak cerita sifat-sifat para ulul azmi atau orang-orang yang memiliki ketabahan tentang kesabaran yang telah diwariskan kepada kita.
Mari di saat bulan suci Ramadhan ini, kita perbanyak sabar sehingga sampai kemudian Allah memanggil kita, insyaAllah kita akan termasuk ke dalam golongan orang-orang yang bersabar. Karena orang-orang yang bersabar, pasti akan bersama Allah.
Melihat dari puasa yang kita laksanakan, ternyata puasa telah mampu mendidik kita menjadi orang yang sabar. Tetapi, apakah hakikat sabar itu sendiri? Ada yang mengatakan sabar adalah yang mampu menahan diri ketika tertimpa musibah. Ada juga yang mengatakan sabar adalah ketika seseorang berpegang teguh menjalankan perintah Allah apa pun bentuk kesulitannya, namun tetap ia jalani. Bentuk kesabaran lainnya adalah, usaha seorang muslim menjauhkan dirinya dari perbuatan dosa.
Ali bin Abi Thalib mengatakan sabar adalah sebuah kendaraan yang ditumpangi oleh orang yang tidak akan pernah jatuh ataupun tersungkur. Artinya adalah orang yang selalu bersabar pasti akan beruntung dalam hidupnya. Pepatah arab mengatakan “man shabara zhafira”, yang artinya barang siapa yang bersabar, pasti akan beruntung.
Sabar adalah sebuah akhlak yang terpuji. Sampai-sampai Allah mengajarkan dan memerintahkan kita untuk meminta pertolongan kepada Allah melalui sabar. Di dalam surah Al-Baqarah ayat 153 disebutkan: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Namun, inilah terkadang yang masih berat untuk kita lakukan. Menjadikan sabar dan shalat sebagai pertolongan pertama ketika musibah menerpa. Ketika tertimpa musibah, hal pertama yang kita lakukan adalah bersabar. Hal itulah yang harus selalu diutamakan. Setelah bersabar, lalu shalat.
Praktik sabar memang tidak semudah ketika kita hanya mengucapkannya. Namun ketahuilah, bahwa ketika kesabaran itu datang pada diri kita, Allah telah menjanjikan banyak hal: Pertama, kita akan diberikan pahala dua kali lipat, bahkan tidak terhingga. Allah berfirman dalam Al-Qur’an: “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”
!
Berarti tidak ada batasan untuk kesabaran. Karena batasan untuk sabar adalah kematian. Bahkan kesabaran juga bagian dari diri kita menerima takdir yang telah Allah berikan. Sabar juga bukan hanya untuk urusan musibah semata. Sabar juga termasuk dalam urusan kenikmatan, yakni bersabar untuk tidak sombong, bersabar untuk tidak merasa lebih dibandingkan orang lain. Bahwa kemudian kita harus menyadari jika nikmat yang diberikan oleh Allah ini hakikatnya adalah sebuah ujian.
Puasa adalah salah satu cara untuk bersabar. Dunia ini adalah ujian dan juga cobaan, maka harus dihadapi dengan kesabaran. Begitu banyak cerita sifat-sifat para ulul azmi atau orang-orang yang memiliki ketabahan tentang kesabaran yang telah diwariskan kepada kita.
Mari di saat bulan suci Ramadhan ini, kita perbanyak sabar sehingga sampai kemudian Allah memanggil kita, insyaAllah kita akan termasuk ke dalam golongan orang-orang yang bersabar. Karena orang-orang yang bersabar, pasti akan bersama Allah.
(aww)
Lihat Juga :