Hindari Perkara Ini Agar Ibadah Puasa Ramadhan Tidak Sia-sia
Minggu, 25 April 2021 - 08:30 WIB
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مَا يَتَبَيَّنُ مَا فِيْهَا يَهْوِى بِهَا فِي النَّارِأَبْعَدَمَا بَيْنَ الْمَسْرِقِ وَالْمَغْرِبِ
"Sesungguhnya seorang hamba yang mengucapkan suatu perkataan yang tidak dipikirkan apa dampak-dampaknya akan membuatnya terjerumus ke dalam neraka yang dalamnya lebih jauh dari jarak timur dengan barat." (HR Al-Bukhari dan dan Muslim)
Masalah ini disebutkan pula di akhir hadits yang berisi wasiat Nabi kepada sahabat Muadz yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi sekaligus dia komentari sebagai hadits yang hasan shahih. Dalam hadits tersebut Rasulullah bersabda:
وَهَلْ يَكُب
ُّالنَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ أَوْ عَلَ مَنَا خِرِهِِمْ إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ
"Bukankah tidak ada yang menjerumuskan orang ke dalam neraka selain buah lisannya?"
Perkataan Nabi di atas adalah sebagai jawaban atas pertanyaan Mu'adz.
يَا نَبِّيَّ اللَّهِ وَإِنَّا لَمُؤَا خَذُونَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ
"Wahai Nabi Allah, apakah kita kelak akan dihisab atas apa yang kita katakan?"
Salafus sholeh pernah mengomentari hadits ini. Yang dimaksud dengan buah lisannya adalah balasan dan siksaan dari perkataan-perkataannya yang haram. Sesungguhnya setiap orang yang hidup di dunia sedang menanam kebaikan atau keburukan dengan perkataan dan amal perbuatannya.
Kemudian pada hari Kiamat kelak dia akan menuai apa yang dia tanam. Barangsiapa yang menanam sesuatu yang baik dari ucapannya maupun perbuatan, maka dia akan menunai kemuliaan. Sebaliknya, barangsiapa yang menanam Sesuatu yang jelek dari ucapan maupun perbuatan maka kelak akan menuai penyesalan.
Demikian pentingnya perkara menjaga lisan dan hati. Semoga di bulan Ramadhan ini, kita dapat menjaga hati dan lisan dari hal-hal yang dapat menghanguskan pahala puasa.
"Sesungguhnya seorang hamba yang mengucapkan suatu perkataan yang tidak dipikirkan apa dampak-dampaknya akan membuatnya terjerumus ke dalam neraka yang dalamnya lebih jauh dari jarak timur dengan barat." (HR Al-Bukhari dan dan Muslim)
Masalah ini disebutkan pula di akhir hadits yang berisi wasiat Nabi kepada sahabat Muadz yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi sekaligus dia komentari sebagai hadits yang hasan shahih. Dalam hadits tersebut Rasulullah bersabda:
وَهَلْ يَكُب
ُّالنَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ أَوْ عَلَ مَنَا خِرِهِِمْ إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ
"Bukankah tidak ada yang menjerumuskan orang ke dalam neraka selain buah lisannya?"
Perkataan Nabi di atas adalah sebagai jawaban atas pertanyaan Mu'adz.
يَا نَبِّيَّ اللَّهِ وَإِنَّا لَمُؤَا خَذُونَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ
"Wahai Nabi Allah, apakah kita kelak akan dihisab atas apa yang kita katakan?"
Salafus sholeh pernah mengomentari hadits ini. Yang dimaksud dengan buah lisannya adalah balasan dan siksaan dari perkataan-perkataannya yang haram. Sesungguhnya setiap orang yang hidup di dunia sedang menanam kebaikan atau keburukan dengan perkataan dan amal perbuatannya.
Kemudian pada hari Kiamat kelak dia akan menuai apa yang dia tanam. Barangsiapa yang menanam sesuatu yang baik dari ucapannya maupun perbuatan, maka dia akan menunai kemuliaan. Sebaliknya, barangsiapa yang menanam Sesuatu yang jelek dari ucapan maupun perbuatan maka kelak akan menuai penyesalan.
Demikian pentingnya perkara menjaga lisan dan hati. Semoga di bulan Ramadhan ini, kita dapat menjaga hati dan lisan dari hal-hal yang dapat menghanguskan pahala puasa.
(rhs)