Maqam Ibrahim: Batu Kecil yang Mendapat Penjagaan Khusus dari Allah SWT
Minggu, 09 Mei 2021 - 04:14 WIB
Maqam Ibrahim hanyalah bongkahan batu kecil, namun ia sangat istimewa. Batu ini berasal dari surga. Ia mendapatkan penjagaan khusus dari Allah SWT selama ribuan tahun, sehingga tidak hilang sampai kini.
Sewaktu banjir besar ia tersimpan rapi di bukit Qubays. Sempat pula dicuri/hilang sebentar, namun cepat kembali di dekat Ka'bah. Padahal, batu sekecil ini biasanya akan mudah hilang begitu saja, tapi Allah menjaganya tetap ada hingga sekarang sebagai bukti kebesaran-Nya.
Batu ini semula berwarna putih bersih dan bercahaya. Jikalau Allah tak mengambil cahayanya, niscaya akan dapat menerangi timur ke barat. Walaupun bentuknya batu, dan di sekitar Ka'bah banyak berhala, tak satupun orang pernah memuja/menyembah Maqam Ibrahim.
Kisah Maqam Ibrahim
Setelah Nabi Ismail dewasa dan sudah menikah, sementara Ibunda Siti Hajar sudah wafat, Nabi Ibrahim datang dan mengajak Nabi Ismail meninggikan fondasi Baitullah.
Keduanya bekerja bergotong royong. Nabi Ismail yang mengangkut batu, sementara Nabi Ibrahim memasangnya. Semakin lama, bangunan yang mereka dirikan semakin tinggi, sehingga Nabi Ibrahim membutuhkan sesuatu untuk pijakan.
Kemudian, Allah menurunkan batu dari langit, yang sejenis dengan batu Hajar Aswad. Batu itu kemudian digunakan oleh Nabi Ibrahim sebagai pijakan agar beliau bisa menyelesaikan bangunan Ka'bah.
Semula, batu Maqam Ibrahim berwarna putih, seperti halnya Hajar Aswad yang awalnya juga berwarna putih saat diturunkan ke bumi dari surga. Adalah manusia yang banyak mengusap keduanya, sehingga cahaya kedua batu itu diambil kembali oleh Allah SWT dan keduanya menjadi berwarna gelap seperti saat ini.
Nabi Muhammad SAW bersabda: "Hajar Aswad dan Maqam Ibrahim adalah dua batu yang datangnya dari surga, seandainya Allah tidak menghilangkan cahaya (dari) keduanya, niscaya ia akan menerangi Timur dan Barat secara keseluruhan." (Sahih Muslim)
Firman Allah yang menjelaskan bukti bahwa Ka’bah ada di Kota Makkah, yaitu keberadaan maqam Ibrahim. “Di sana ada bukti yang sangat jelas, yaitu maqam Ibrahim…” ( QS Ali Imran: 97 )
Batu yang putih itu menjadi pijakan Nabi Ibrahim saat meninggikan bangunan Ka'bah, sehingga di atasnya tercetak relief cekungan bekas telapak kaki Nabi Ibrahim AS.
Namun, seiring waktu berjalan, banyak tangan-tangan yang mengusap Maqam Ibrahim saat thawaf, sehingga bekas telapak kaki itu hilang. Ada yang berasumsi bahwa batu tersebut dipahat lagi sehingga bekas telapak kaki Nabi Ibrahim terlihat lagi.
Saat ini, Maqam Ibrahim di masjidil haram diletakkan dalam sebuah bangunan kaca berlapis emas, untuk melindunginya. Barang siapa yang ingin melihatnya bisa mengintipnya dari kaca yang melindunginya.
Salah satu fungsi dari Maqam Ibrahim adalah sebagai tempat salat.
Pada suatu hari Umar bin Khattab bertanya kepada Nabi Muhammad, "Bagaimana jika kita jadikan tempat ini sebagai tempat salat?"
Kemudian turun firman Allah SWT: "Dan jadikanlah sebagian Maqam Ibrahim sebagai tempat salat" (Al-Baqarah ayat 125).
Rasulullah mencontohkan untuk melaksanakan salat sunnah 2 rakaat setelah thawaf, utamanya di belakang Maqam Ibrahim. Hal ini diyakini sebagai amalan yang besar pahalanya, sehingga para jamaah umrah berlomba-lomba untuk melakukan shalat sunah di tempat ini.
Mereka meyakini bahwa salat sunnah thawaf dan berdoa di Maqam Ibrahim berpeluang mendapatkan pahala yang besar dan doanya dikabulkan. Hal ini tidak salah, karena Nabi Ibrahim juga berdoa sangat panjang dan lama di tempat ini.
Ketika Nabi Ibrahim memasang batu dan Ismail menyodorkannya, keduanya berdoa, “Ya Tuhan kami, terimalah amal kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi maha Mengetahui”.
Ibnu Abbas berkata, "Maka keduanya terus menuntaskan pembangunan sekeliling Ka’bah sambil berkata, ‘ya Tuhan kami, terimalah amal kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Melihat”.
"Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat salat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang iktikaf, yang rukuk dan yang sujud".
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian.
Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafir pun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali."
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) fondasi-fondasi Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
“Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang." (Al-Baqarah, 125-128).
Nah, belum lama ini Presidensi Umum Urusan Dua Masjid Suci menangkap detail Maqam Ibrahim dengan teknik baru yang menggunakan fokus panorama bertumpuk sehingga bentuknya bisa dilihat secara detail.
Sewaktu banjir besar ia tersimpan rapi di bukit Qubays. Sempat pula dicuri/hilang sebentar, namun cepat kembali di dekat Ka'bah. Padahal, batu sekecil ini biasanya akan mudah hilang begitu saja, tapi Allah menjaganya tetap ada hingga sekarang sebagai bukti kebesaran-Nya.
Batu ini semula berwarna putih bersih dan bercahaya. Jikalau Allah tak mengambil cahayanya, niscaya akan dapat menerangi timur ke barat. Walaupun bentuknya batu, dan di sekitar Ka'bah banyak berhala, tak satupun orang pernah memuja/menyembah Maqam Ibrahim.
Kisah Maqam Ibrahim
Setelah Nabi Ismail dewasa dan sudah menikah, sementara Ibunda Siti Hajar sudah wafat, Nabi Ibrahim datang dan mengajak Nabi Ismail meninggikan fondasi Baitullah.
Keduanya bekerja bergotong royong. Nabi Ismail yang mengangkut batu, sementara Nabi Ibrahim memasangnya. Semakin lama, bangunan yang mereka dirikan semakin tinggi, sehingga Nabi Ibrahim membutuhkan sesuatu untuk pijakan.
Kemudian, Allah menurunkan batu dari langit, yang sejenis dengan batu Hajar Aswad. Batu itu kemudian digunakan oleh Nabi Ibrahim sebagai pijakan agar beliau bisa menyelesaikan bangunan Ka'bah.
Semula, batu Maqam Ibrahim berwarna putih, seperti halnya Hajar Aswad yang awalnya juga berwarna putih saat diturunkan ke bumi dari surga. Adalah manusia yang banyak mengusap keduanya, sehingga cahaya kedua batu itu diambil kembali oleh Allah SWT dan keduanya menjadi berwarna gelap seperti saat ini.
Nabi Muhammad SAW bersabda: "Hajar Aswad dan Maqam Ibrahim adalah dua batu yang datangnya dari surga, seandainya Allah tidak menghilangkan cahaya (dari) keduanya, niscaya ia akan menerangi Timur dan Barat secara keseluruhan." (Sahih Muslim)
Firman Allah yang menjelaskan bukti bahwa Ka’bah ada di Kota Makkah, yaitu keberadaan maqam Ibrahim. “Di sana ada bukti yang sangat jelas, yaitu maqam Ibrahim…” ( QS Ali Imran: 97 )
Batu yang putih itu menjadi pijakan Nabi Ibrahim saat meninggikan bangunan Ka'bah, sehingga di atasnya tercetak relief cekungan bekas telapak kaki Nabi Ibrahim AS.
Namun, seiring waktu berjalan, banyak tangan-tangan yang mengusap Maqam Ibrahim saat thawaf, sehingga bekas telapak kaki itu hilang. Ada yang berasumsi bahwa batu tersebut dipahat lagi sehingga bekas telapak kaki Nabi Ibrahim terlihat lagi.
Saat ini, Maqam Ibrahim di masjidil haram diletakkan dalam sebuah bangunan kaca berlapis emas, untuk melindunginya. Barang siapa yang ingin melihatnya bisa mengintipnya dari kaca yang melindunginya.
Salah satu fungsi dari Maqam Ibrahim adalah sebagai tempat salat.
Pada suatu hari Umar bin Khattab bertanya kepada Nabi Muhammad, "Bagaimana jika kita jadikan tempat ini sebagai tempat salat?"
Kemudian turun firman Allah SWT: "Dan jadikanlah sebagian Maqam Ibrahim sebagai tempat salat" (Al-Baqarah ayat 125).
Rasulullah mencontohkan untuk melaksanakan salat sunnah 2 rakaat setelah thawaf, utamanya di belakang Maqam Ibrahim. Hal ini diyakini sebagai amalan yang besar pahalanya, sehingga para jamaah umrah berlomba-lomba untuk melakukan shalat sunah di tempat ini.
Mereka meyakini bahwa salat sunnah thawaf dan berdoa di Maqam Ibrahim berpeluang mendapatkan pahala yang besar dan doanya dikabulkan. Hal ini tidak salah, karena Nabi Ibrahim juga berdoa sangat panjang dan lama di tempat ini.
Ketika Nabi Ibrahim memasang batu dan Ismail menyodorkannya, keduanya berdoa, “Ya Tuhan kami, terimalah amal kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi maha Mengetahui”.
Ibnu Abbas berkata, "Maka keduanya terus menuntaskan pembangunan sekeliling Ka’bah sambil berkata, ‘ya Tuhan kami, terimalah amal kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Melihat”.
"Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat salat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang iktikaf, yang rukuk dan yang sujud".
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian.
Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafir pun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali."
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) fondasi-fondasi Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
“Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang." (Al-Baqarah, 125-128).
Nah, belum lama ini Presidensi Umum Urusan Dua Masjid Suci menangkap detail Maqam Ibrahim dengan teknik baru yang menggunakan fokus panorama bertumpuk sehingga bentuknya bisa dilihat secara detail.
(mhy)