Kisah Salman Al-Farisi: Ahlul Bait yang Bergelar Luqmanul Hakim

Senin, 28 Maret 2022 - 05:15 WIB
“Mohon maaf kami perlu berterus terang,” kalimat itu membuat Salman Al Farisi dan Abu Darda berdebar tak sabar. Perasaan tegang dan gelisah pun menyeruak dalam diri mereka berdua.

“Karena kalian berdua yang datang dan mengharap ridha Allah, saya ingin menyampaikan bahwa putri kami akan menjawab iya jika Abu Darda juga memiliki keinginan yang sama seperti keinginan Salman Al Farisi,” katanya.

Jelas, jawaban itu sangat mengagetkan. Gadis yang diidam-idamkan untuk menjadi istri Salman Al Farisi, justru kepincut dengan Abu Darda. Takdir Allah berkehendak lain. Cinta Salman bertepuk sebelah tangan. Tetapi itulah ketetapan Allah menjadi rahasia-Nya, yang tidak pernah diketahui oleh siapapun kecuali oleh Allah.



Salman Al Farisi tampak tegar. Salman adalah pria saleh, taat, dan juga seorang mulia dari kalangan sahabat Rasulullah. Dengan ketegaran hati yang luar biasa ia justru memekik: Allahu Akbar!

Salman Al Farisi girang. Bahkan ia justru menawarkan bantuan untuk pernikahan keduanya. Salman ikhlas memberikan semua harta benda yang ia siapkan untuk menikahi si wanita itu, termasuk mahar, kepada Abu Darda. Ia juga akan menjadi saksi pernikahan sahabatnya itu. Salman menerima kenyataan itu dengan lapang dada.

Tentang Abu Darda

Salman dan Abu Darda adalah karib. Mereka berdua dipersaudarakan oleh Rasulullah SAW. Abu Darda memiliki kebiasaan luar biasa terhadap para sahabatnya. Beliau selalu mendoakan saudara-saudara dan sahabat-sahabatnya ketika ia sedang bersujud. Ia sebut nama-nama para sahabatnya satu persatu di saat berdoa.

Ada yang menyebut nama asli Abu Darda adalah Uwaimir bin Malik al-Khazraji. Beliau termasuk sahabat yang akhir masuk Islam. Akan tetapi, beliau termasuk sahabat yang bagus keislamannya, seorang faqih, pandai dan bijaksana.

Abu Darda RA memilih hidup zuhud. Tatkala suatu kali tamu-tamunya bertanya ke mana perginya kekayaannya selama ini, Abu Darda menjawab, “Kami mempunyai rumah di kampung sana. Setiap kali memperoleh harta, langsung kami kirim ke sana. Jalan ke rumah kami yang baru itu sulit dan mendaki sehingga kami sengaja meringankan beban kami supaya mudah dibawa.”

Suatu ketika Salman RA mengunjungi Abu Darda RA. Dia melihat Ummu Darda memakai pakaian kerja dan tidak mengenakan pakaian yang bagus. “Wahai Ummu Darda, kenapa engkau berpakaian seperti itu?” Salman bertanya keheranan.

“Saudaramu Abu Darda sedikit pun tidak perhatian terhadap istrinya. Di siang hari dia berpuasa dan di malam hari dia selalu salat malam,” jawab Ummu Darda.

Lantas datanglah Abu Darda dan menghidangkan makanan kepadanya. “Makanlah (wahai saudaraku), sesungguhnya aku sedang berpuasa,” ujar Abu Darda kemudian.

“Aku tidak akan makan hingga engkau makan,” sambut Salman.



Lantas Abu Darda pun ikut makan. Tatkala malam telah tiba, Abu Darda pergi untuk mengerjakan salat. Akan tetapi, Salman menegurnya dengan mengatakan, “tidurlah”. Maka Abu Darda pun menurut. Dia pun tidur.

Tak lama kemudian dia bangun lagi dan hendak salat, dan Salman menyuruhnya tidur lagi.

Ketika malam sudah lewat Salman membangunkan Abu Darda. Keduanya mengerjakan salat. Selesai shalat, Salman berkata kepada Abu Darda. “Wahai Abu Darda, sesungguhnya Rabbmu mempunyai hak atas dirimu. Badanmu mempunyai hak atas dirimu dan keluargamu (istrimu) juga mempunyai hak atas dirimu. Maka, tunaikanlah hak mereka.”

Selanjutnya Abu Darda mendatangi Rasulullâh SAW dan menceritakan kejadian tersebut kepadanya. Nabi SAW menjawab, “Salman benar".
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(mhy)
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Jabir bin Abdillah dia berkata, saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Dzikir yang paling utama adalah Laa ilaaha illallah (tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah). Dan doa yang paling utama adalah Alhamdulillah (segala puji bagi Allah).

(HR. Sunan Ibnu Majah No. 3790)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More