Bahayanya Penyakit 'Ain dan Cara Menghindarinya
Sabtu, 22 Mei 2021 - 05:00 WIB
Penyakit 'Ain tiba-tiba viral dan menjadi bahan gunjingan di lingkungan masyarakat kita. Apa sebenarnya penyakit itu? Benarkan dapat menyebabkan kematian? Bagaimana pula syariat Islam memandang penyakit ini? Adakah cara mengatasinya? Tentu masih banyak pertanyaan-pertanyaan lain tentang penyakit tersebut.
Dalam Islam, ‘Ain adalah penyakit atau gangguan yang disebabkan pandangan mata . Tentang penyakit ini ditegaskan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dalam sabdanya:
العين حق، ولو كان شيء سابق القدر سبقته العين
“Ain itu benar-benar ada! Andaikan ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, sungguh ‘ain itu yang bisa” (HR. Muslim).
Dari Aisyah radhiyallahu’anha, ia berkata:
كانَ رَسولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ يَأْمُرُنِي أَنْ أَسْتَرْقِيَ مِنَ العَيْنِ
“Dahulu Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam memintaku agar aku diruqyah untuk menyembuhkan ‘ain” (HR. Muslim)
Pengertian 'Ain sendiri, dijelaskan oleh Al Lajnah Ad Daimah, ‘Ain dari kata ‘aana – ya’iinu yang artinya: terkena sesuatu hal dari mata. Asalnya dari kekaguman orang yang melihat sesuatu, lalu diikuti oleh respon jiwa yang negatif, lalu jiwa tersebut menggunakan media pandangan mata untuk menyalurkan racunnya kepada yang dipandang tersebut” (Fatawa Al Lajnah Ad Daimah, 1/271).
Bentuk gangguan dari ‘Ain bisa berupa penyakit, kerusakan atau bahkan kematian. Penyakit 'Ain ini mudah dideteksi , misalnya anak (bayi) suka menangis, rewel dan tiba-tiba panas demam. Atau seseorang yang mengalami demam, sakit perut, sakit kepala.
Ketika ibu atau ayah memarahi dan memelototi anaknya yang rewel atau bandel, saat itu setan akan datang memasukkan penyakit 'ain itu kepada anak sehingga menjadi sakit. Penyakit 'Ain merupakan penyakit yang dipanas-panasi oleh setan akibat kedengkian manusia kepada manusia yang lain.
Begitu juga istri atau suami yang mengalami perubahan sikap, mudah marah, emosi, enggan menerima nasihat, malas salat atau berat untuk membaca Al-Qur'an. Itu semua disebabkan oleh penyakit 'ain.
Lantas, adakah cara agar kita terhindar atau tidak terkena penyakit ini? Dikutip dari penjelasan Ustadz Yulian Purnama S.Kom, hal pertama yang perlu dilakukan agar terhindar dari penyakit ‘ain adalah menghindari sikap suka pamer, dan berhias diri dengan sifat tawadhu‘.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَإِنَّ اللَّهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلَا يَبْغِ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ
“Sungguh Allah mewahyukan kepadaku agar kalian saling merendah diri agar tidak ada seorang pun yang berbangga diri pada yang lain dan agar tidak seorang pun berlaku zalim pada yang lain” (HR. Muslim no. 2865).
Sebisa mungkin hindari menyebut-nyebut kekayaan, kesuksesan usaha, kebahagiaan keluarga, juga memamerkan foto diri, foto istri/suami, foto anak, dan hal-hal lain yang bisa menimbulkan iri-dengki dari orang yang melihatnya. Atau juga yang bisa menyebabkan kekaguman berlebihan dari orang yang melihatnya. Karena pandangan kagum juga bisa menyebabkan ‘ain, sebagaimana sudah disebutkan.
Kemudian di antara upaya pencegahan penyakit ‘ain adalah dengan menjaga dan memelihara semua kewajiban dan menjauhi segala larangan, taubat dari segala macam kesalahan dan dosa, juga membentengi diri dengan beberapa zikir doa, dan ta’awudz (doa perlindungan) yang disyariatkan. Allah Ta’ala berfirman:
Dalam Islam, ‘Ain adalah penyakit atau gangguan yang disebabkan pandangan mata . Tentang penyakit ini ditegaskan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dalam sabdanya:
العين حق، ولو كان شيء سابق القدر سبقته العين
“Ain itu benar-benar ada! Andaikan ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, sungguh ‘ain itu yang bisa” (HR. Muslim).
Dari Aisyah radhiyallahu’anha, ia berkata:
كانَ رَسولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ يَأْمُرُنِي أَنْ أَسْتَرْقِيَ مِنَ العَيْنِ
“Dahulu Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam memintaku agar aku diruqyah untuk menyembuhkan ‘ain” (HR. Muslim)
Pengertian 'Ain sendiri, dijelaskan oleh Al Lajnah Ad Daimah, ‘Ain dari kata ‘aana – ya’iinu yang artinya: terkena sesuatu hal dari mata. Asalnya dari kekaguman orang yang melihat sesuatu, lalu diikuti oleh respon jiwa yang negatif, lalu jiwa tersebut menggunakan media pandangan mata untuk menyalurkan racunnya kepada yang dipandang tersebut” (Fatawa Al Lajnah Ad Daimah, 1/271).
Bentuk gangguan dari ‘Ain bisa berupa penyakit, kerusakan atau bahkan kematian. Penyakit 'Ain ini mudah dideteksi , misalnya anak (bayi) suka menangis, rewel dan tiba-tiba panas demam. Atau seseorang yang mengalami demam, sakit perut, sakit kepala.
Ketika ibu atau ayah memarahi dan memelototi anaknya yang rewel atau bandel, saat itu setan akan datang memasukkan penyakit 'ain itu kepada anak sehingga menjadi sakit. Penyakit 'Ain merupakan penyakit yang dipanas-panasi oleh setan akibat kedengkian manusia kepada manusia yang lain.
Begitu juga istri atau suami yang mengalami perubahan sikap, mudah marah, emosi, enggan menerima nasihat, malas salat atau berat untuk membaca Al-Qur'an. Itu semua disebabkan oleh penyakit 'ain.
Lantas, adakah cara agar kita terhindar atau tidak terkena penyakit ini? Dikutip dari penjelasan Ustadz Yulian Purnama S.Kom, hal pertama yang perlu dilakukan agar terhindar dari penyakit ‘ain adalah menghindari sikap suka pamer, dan berhias diri dengan sifat tawadhu‘.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَإِنَّ اللَّهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلَا يَبْغِ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ
“Sungguh Allah mewahyukan kepadaku agar kalian saling merendah diri agar tidak ada seorang pun yang berbangga diri pada yang lain dan agar tidak seorang pun berlaku zalim pada yang lain” (HR. Muslim no. 2865).
Sebisa mungkin hindari menyebut-nyebut kekayaan, kesuksesan usaha, kebahagiaan keluarga, juga memamerkan foto diri, foto istri/suami, foto anak, dan hal-hal lain yang bisa menimbulkan iri-dengki dari orang yang melihatnya. Atau juga yang bisa menyebabkan kekaguman berlebihan dari orang yang melihatnya. Karena pandangan kagum juga bisa menyebabkan ‘ain, sebagaimana sudah disebutkan.
Baca Juga
Kemudian di antara upaya pencegahan penyakit ‘ain adalah dengan menjaga dan memelihara semua kewajiban dan menjauhi segala larangan, taubat dari segala macam kesalahan dan dosa, juga membentengi diri dengan beberapa zikir doa, dan ta’awudz (doa perlindungan) yang disyariatkan. Allah Ta’ala berfirman: