Bacaan dan Keutamaan Zikir Hauqolah
Senin, 14 Juni 2021 - 15:08 WIB
Salah satu bacaan zikir yang biasa kita ucapkan adalah zikir hauqalah, yang keutamaannya sangat luar biasa dan bertabur pahala . Seperti kita ketahui bahwa zikir adalah ibadah ringan yang dapat mendatangkan rahmat Allah Subhanahu wa ta'ala. Lafadz zikir ini sangat familiar, yakni;
لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ
Lā haula wa lā quwwata illā billāhil ‘aliyyil azhīmi.
“Tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah yang maha tinggi lagi maha agung.”
Dalam kitab 'Kasyifatus Saja' Syekh Imam Nawawi Al Batani menyebutkan sejumlah keutamaan zikir hauqalah tersebut, yakni sebagai berikut:
1. Bentuk kepasrahan terhadap Allah
Lā haula wa lā quwwata illā billāhil ‘aliyyil azhīmi artinya tidak ada kemampuan menghindari maksiat kecuali dengan pertolongan Allah dan tidak ada kekuatan melakukan ketaatan kecuali dengan pertolongan-Nya. Hal ini sebagaimana yang didengar oleh Rasulullah dari Jibril.
Syekh Salim bin Suamir al-Hadromi mendatangkan lafadz hauqalah karena mengakui ketidakmampuannya akan menghindari maksiat dan melakukan ketaatan kecuali hanya dengan pertolongan Allah. Alasan ini merupakan bukti keikhlasan darinya Radhiyallahu ‘anhu.
Hal tersebut sebagaimana perkataan para ulama, “Absahkanlah amalmu dengan ikhlas dan absahkanlah keikhlasanmu dengan mengakui ketidakmampuanmu menghindari maksiat dan melakukan ketaatan kecuali dengan (pertolongan) Allah!”
2. Merupakan tanaman surga
Lafadz hauqalah merupakan tanaman-tanaman surga. Seperti yang diketahui dalam perjalanan Mi’raj Rasulullah, beliau bertemu dengan Nabi Ibrahim yang saat itu tengah duduk di atas sebuah pintu.
“Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam yang tengah berada di samping pintu surga di atas kursi yang terbuat dari intan zubarjud hijau. Nabi Ibrahim berkata kepada Rasulullah, ‘Perintahkanlah umatmu untuk memperbanyak tanaman-tanaman surga karena tanah surga sangatlah subur dan luas!’ Rasulullah bertanya, ‘Apa tanaman-tanaman surga itu?’
Nabi Ibrahim Alaihissalam menjawab, ‘Tanaman-tanaman surga adalah لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ ‘.
3. Didoakan oleh seluruh makhluk di bumi saat dirundung kesulitan.
Qulyubi dalam Syarah Al-Miroj mengatakan, “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma bahwa ia berkata, ‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barang siapa berjalan menuju orang yang menghutanginya dengan membawa hak pihak yang menghutanginya karena hendak membayar hutang kepadanya maka binatang-binatang di atas bumi dan ikan-ikan di lautan memintakan rahmat untuknya, dan ditanamkan baginya pohon di surga dengan setiap langkahnya, dan diampuni dosa darinya. Tidak ada orang yang berhutang yang menunda-nunda membayar kepada orang yang menghutanginya padahal ia mampu untuk membayar kecuali Allah menulis dosa untuknya di setiap waktu.”
4. Dilindungi dari kefakiran
Selanjutnya dalam kitab Fawaid asy-Syarji, bahwa Ibnu Abi Dun-ya berkata keutamaan kalimat hauqalah yang sanadnya sampai pada Rasulullah, bahwa beliau berkata,
“Barang siapa yang membaca laa hawala setiap hari 100 kali makai a tidak akan tertimpa kefakiran selamanya.”
Dalam Hasyiah ‘Ala al Mi’roj, Syaikhuna Yusuf menyebutkan sebuah hadis bahwa Allah dapat memudahkan hajat seseorang yang membaca lafadz hauqalah.
“Ketika seseorang memiliki hajat yang penting, dan ia membaca ‘laa’ sebanyak minimal 300 kali maka Allah memudahkan hajat itu.”
Demikianlah, hendaknya kita selalu berzikir kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, apalagi dengan paham keutamaan dan makna dari zikir yang kita ucapkan dari lisan maupun hati tersebut, akan dapat mendatangkan pahala.
Wallahu A'lam
لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ
Lā haula wa lā quwwata illā billāhil ‘aliyyil azhīmi.
“Tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah yang maha tinggi lagi maha agung.”
Dalam kitab 'Kasyifatus Saja' Syekh Imam Nawawi Al Batani menyebutkan sejumlah keutamaan zikir hauqalah tersebut, yakni sebagai berikut:
1. Bentuk kepasrahan terhadap Allah
Lā haula wa lā quwwata illā billāhil ‘aliyyil azhīmi artinya tidak ada kemampuan menghindari maksiat kecuali dengan pertolongan Allah dan tidak ada kekuatan melakukan ketaatan kecuali dengan pertolongan-Nya. Hal ini sebagaimana yang didengar oleh Rasulullah dari Jibril.
Syekh Salim bin Suamir al-Hadromi mendatangkan lafadz hauqalah karena mengakui ketidakmampuannya akan menghindari maksiat dan melakukan ketaatan kecuali hanya dengan pertolongan Allah. Alasan ini merupakan bukti keikhlasan darinya Radhiyallahu ‘anhu.
Baca Juga
Hal tersebut sebagaimana perkataan para ulama, “Absahkanlah amalmu dengan ikhlas dan absahkanlah keikhlasanmu dengan mengakui ketidakmampuanmu menghindari maksiat dan melakukan ketaatan kecuali dengan (pertolongan) Allah!”
2. Merupakan tanaman surga
Lafadz hauqalah merupakan tanaman-tanaman surga. Seperti yang diketahui dalam perjalanan Mi’raj Rasulullah, beliau bertemu dengan Nabi Ibrahim yang saat itu tengah duduk di atas sebuah pintu.
“Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam yang tengah berada di samping pintu surga di atas kursi yang terbuat dari intan zubarjud hijau. Nabi Ibrahim berkata kepada Rasulullah, ‘Perintahkanlah umatmu untuk memperbanyak tanaman-tanaman surga karena tanah surga sangatlah subur dan luas!’ Rasulullah bertanya, ‘Apa tanaman-tanaman surga itu?’
Baca Juga
Nabi Ibrahim Alaihissalam menjawab, ‘Tanaman-tanaman surga adalah لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ ‘.
3. Didoakan oleh seluruh makhluk di bumi saat dirundung kesulitan.
Qulyubi dalam Syarah Al-Miroj mengatakan, “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma bahwa ia berkata, ‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barang siapa berjalan menuju orang yang menghutanginya dengan membawa hak pihak yang menghutanginya karena hendak membayar hutang kepadanya maka binatang-binatang di atas bumi dan ikan-ikan di lautan memintakan rahmat untuknya, dan ditanamkan baginya pohon di surga dengan setiap langkahnya, dan diampuni dosa darinya. Tidak ada orang yang berhutang yang menunda-nunda membayar kepada orang yang menghutanginya padahal ia mampu untuk membayar kecuali Allah menulis dosa untuknya di setiap waktu.”
4. Dilindungi dari kefakiran
Selanjutnya dalam kitab Fawaid asy-Syarji, bahwa Ibnu Abi Dun-ya berkata keutamaan kalimat hauqalah yang sanadnya sampai pada Rasulullah, bahwa beliau berkata,
“Barang siapa yang membaca laa hawala setiap hari 100 kali makai a tidak akan tertimpa kefakiran selamanya.”
Dalam Hasyiah ‘Ala al Mi’roj, Syaikhuna Yusuf menyebutkan sebuah hadis bahwa Allah dapat memudahkan hajat seseorang yang membaca lafadz hauqalah.
“Ketika seseorang memiliki hajat yang penting, dan ia membaca ‘laa’ sebanyak minimal 300 kali maka Allah memudahkan hajat itu.”
Demikianlah, hendaknya kita selalu berzikir kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, apalagi dengan paham keutamaan dan makna dari zikir yang kita ucapkan dari lisan maupun hati tersebut, akan dapat mendatangkan pahala.
Wallahu A'lam
(wid)