7 Hal Indah yang Disukai Manusia
Jum'at, 06 Agustus 2021 - 06:19 WIB
Kehidupan dunia akan terlihat indah, dan itulah yang disukai oleh manusia pada umumnya. Semua yang terlihat indah akan disukai, padahal semua yang indah dalam pandangan manusia dalam rangka ujian yang Allah Ta'ala berikan kepada hamba-hamba-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَآبِ ﴿١٤﴾
“Dijadikan terasa indah pada pandangan manusia kecintaan terhadap apa-apa yang diinginkannya dari perempuan-perempuan dan anak-anak laki-laki, dan harta yang berlimpah dari emas dan perak, dan kuda pilihan, dan binatang ternak, juga sawah ladang. Itu adalah kesenangan kehidupan dunia, dan di sisi Allah ada tempat kembali yang baik.” (QS. Ali-Imran : 14)
"Ini adalah tujuh hal yang disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dimana biasanya manusia menyukainya,"ungkap Ustadz Abu Ya'la Kurnaedi, Lc dalam salah satu tayangan kajian Islam di kanal televisi muslim RodjaTV, baru-baru ini.
Menurutnya, tujuh hal ini dijadikan indah oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam rangka ujian. Dan kalau tidak ada hal-hal tersebut (ujian), maka kita tidak tahu mana mukmin yang benar-benar mukmin dan mana yang hanya sekadar di lisan saja.
Allah mengatakan pada ayat ini “kecintaan syahwat (terhadap apa yang diingini)”. Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak berkata “kecintaan terhadap wanita”. Kecintaan syahwat inilah yang tercela, sehingga seseorang menikahi wanita hanya karena syahwatnya dan bukan karena yang lain.
"Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak masuk dalam hal ini. Tidak boleh dikatakan bahwa beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam termasuk orang yang dijadikan pandangannya terasa indah mencintai hal-hal tersebut dengan kecintaan syahwat,"papar Ustadz yang rutin mengisi berbabagi kajian di wilayah Jakarta ini.
Menurut Ustadz Abu Ya'la Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam tidak menikahi wanita yang masih gadis kecuali ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha. Kalau menikahnya karena syahwat, niscaya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam akan menikahi gadis-gadis yang cantik. Padahal tidak ada yang menghalanginya, hal ini bisa dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, tetapi beliau tidak melakukannya.
Akan tetapi Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
حُبِّبَ إِلِيَّ مِنْ دُنْيَاكُمُ النِّسَاءُ وَالطِّيبُ
“Dijadikan kecintaan kepadaku dari dunia kalian wanita dan minyak wangi.” (HR. Ahmad dan yang lainnya)
Ustadz Abu Ya'la memaparkan, dalam hal ini karena dalam pemilihannya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam terhadap wanita yang beliau jadikan istri beliau sendiri ada maslahat-maslahat yang sangat besar. Yaitu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sering berinteraksi dengan manusia dan dengan kabilah suku-suku Arab.
Demikian juga maslahatnya adalah untuk menyebarkan ilmu dari jalan para wanita. Apalagi ilmu-ilmu yang berhubungan dengan rumah tangga yang tidak diketahui melainkan oleh para wanita. Juga maslahat-maslahat yang lainnya.
Wallahu A'lam
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَآبِ ﴿١٤﴾
“Dijadikan terasa indah pada pandangan manusia kecintaan terhadap apa-apa yang diinginkannya dari perempuan-perempuan dan anak-anak laki-laki, dan harta yang berlimpah dari emas dan perak, dan kuda pilihan, dan binatang ternak, juga sawah ladang. Itu adalah kesenangan kehidupan dunia, dan di sisi Allah ada tempat kembali yang baik.” (QS. Ali-Imran : 14)
"Ini adalah tujuh hal yang disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dimana biasanya manusia menyukainya,"ungkap Ustadz Abu Ya'la Kurnaedi, Lc dalam salah satu tayangan kajian Islam di kanal televisi muslim RodjaTV, baru-baru ini.
Baca Juga
Menurutnya, tujuh hal ini dijadikan indah oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam rangka ujian. Dan kalau tidak ada hal-hal tersebut (ujian), maka kita tidak tahu mana mukmin yang benar-benar mukmin dan mana yang hanya sekadar di lisan saja.
Allah mengatakan pada ayat ini “kecintaan syahwat (terhadap apa yang diingini)”. Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak berkata “kecintaan terhadap wanita”. Kecintaan syahwat inilah yang tercela, sehingga seseorang menikahi wanita hanya karena syahwatnya dan bukan karena yang lain.
"Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak masuk dalam hal ini. Tidak boleh dikatakan bahwa beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam termasuk orang yang dijadikan pandangannya terasa indah mencintai hal-hal tersebut dengan kecintaan syahwat,"papar Ustadz yang rutin mengisi berbabagi kajian di wilayah Jakarta ini.
Menurut Ustadz Abu Ya'la Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam tidak menikahi wanita yang masih gadis kecuali ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha. Kalau menikahnya karena syahwat, niscaya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam akan menikahi gadis-gadis yang cantik. Padahal tidak ada yang menghalanginya, hal ini bisa dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, tetapi beliau tidak melakukannya.
Akan tetapi Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
حُبِّبَ إِلِيَّ مِنْ دُنْيَاكُمُ النِّسَاءُ وَالطِّيبُ
“Dijadikan kecintaan kepadaku dari dunia kalian wanita dan minyak wangi.” (HR. Ahmad dan yang lainnya)
Baca Juga
Ustadz Abu Ya'la memaparkan, dalam hal ini karena dalam pemilihannya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam terhadap wanita yang beliau jadikan istri beliau sendiri ada maslahat-maslahat yang sangat besar. Yaitu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sering berinteraksi dengan manusia dan dengan kabilah suku-suku Arab.
Demikian juga maslahatnya adalah untuk menyebarkan ilmu dari jalan para wanita. Apalagi ilmu-ilmu yang berhubungan dengan rumah tangga yang tidak diketahui melainkan oleh para wanita. Juga maslahat-maslahat yang lainnya.
Wallahu A'lam
(wid)
Lihat Juga :