Pentingnya Menjaga Amal Agar Bisa Masuk Surga Tanpa Hisab
Senin, 23 Agustus 2021 - 08:05 WIB
Saya menyampaikan, “Dia menuturkan hadis dari Buraidah bin Hushaib, bahwa ia berkata, ‘Tidak ada ruqyah yang lebih bermanfaat kecuali untuk penyakit ‘ain. ('Ain adalah pengaruh buruk yang disebabkan oleh rasa dengki seseorang melalui matanya] atau terkena sengatan hewan berbisa").
Sa’id berkata, “Alangkah baiknya orang yang beramal sesuai dengan dalil yang didengarnya, namun Ibnu Abbas radhiyallaahu ‘anhu menuturkan kepada kami hadis dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Beliau bersabda, “Aku telah diperlihatkan beberapa umat oleh Allah Ta'ala, lalu aku melihat seorang Nabi bersama beberapa orang (tidak sampai 10 orang), seorang Nabi bersama seseorang dan dua orang, serta seorang Nabi yang sendirian. Tiba-tiba ditampakkan kepadaku sekelompok orang yang sangat banyak. Aku mengira mereka itu umatku, namun disampaikan kepadaku, ‘Itu adalah Nabi Musa dan kaumnya.’ Selanjutnya, tiba-tiba aku melihat lagi sejumlah besar orang, dan disampaikan kepadaku, ‘Ini adalah umatmu, bersama mereka ada tujuh puluh ribu orang yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab.’ Kemudian beliau bangkit dan masuk rumah. Orang-orang pun memperbincangkan tentang siapakah mereka itu.
Ada di antara mereka yang mengatakan, ‘Barangkali mereka itu sahabat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.’ Ada lagi yang mengatakan, ‘Barangkali mereka orang-orang yang dilahirkan dalam lingkungan Islam dan tidak pernah menyekutukan Allah.’ dan mereka menyebutkan yang lainnya pula.
Ketika Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam keluar, mereka memberitahukan hal tersebut kepada beliau. Lalu beliau bersabda,
هُمُ الَّذِينَ لاَ يَسْتَرْقُونَ وَ لاَ يَكتوونَ وَ لاَ يَتَطَيَّرُونَ وَ عَلَى رَبِّـهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Mereka itu adalah orang yang tidak minta diruqyah, tidak melakukan kay. (Kay adalah menempelkan besi panas atau sejenisnya pada luka) dan tidak melakukan tathayyur. Tathayyur adalah semua hal yang menyebabkan seseorang membatalkan perbuatannya karena takut malapetaka atau meneruskan perbuatannya karena optimis akan beruntung setelah ia melihat atau mendengar sesuatu yang tidak ada bukti ilmiah bahwa sesuatu tersebut bisa mendatangkan malapetaka atau keberuntungan.
Lalu mereka bertawakkal. (Tawakal adalah bersandarnya hati kepada Allah dengan menyerahkan segala urusan kepada-Nya dalam mendapatkan manfaat atau menolak bahaya/kerugian, diiringi dengan percaya kepada-Nya dan mengambil sebab yang diizinkan dalam Syari’at Islam) hanya kepada Rabb mereka.” (kitab Mutiara Faidah)
Jadi dengan tauhid dan bertawakkal, seorang muslim dapat masuk surga tanpa hisab dan azab. Artinya nanti kita langsung masuk surga. Tanpa menjalani proses hisab (peradilan yang seadil-adilnya). Tanpa melalui proses yang sangat lama (ingat satu hari akhirat sama dengan 1000 tahun dunia)
Juga tanpa bersusah-susah melalui beratnya hari akhir nanti. Kemudian melewati shirat dengan sangat cepat dan mudah, diriwayatkan ada yang secepat angin, secepat pandangan mata dan lain-lainnya. Maka kita harus terus berdoa dan berharap kepada Allah Ta'ala agar dimudahkan masuk surga tanpa hisab, karena hisab proses yang berat sekali.
Wallahu A'lam
Sa’id berkata, “Alangkah baiknya orang yang beramal sesuai dengan dalil yang didengarnya, namun Ibnu Abbas radhiyallaahu ‘anhu menuturkan kepada kami hadis dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Beliau bersabda, “Aku telah diperlihatkan beberapa umat oleh Allah Ta'ala, lalu aku melihat seorang Nabi bersama beberapa orang (tidak sampai 10 orang), seorang Nabi bersama seseorang dan dua orang, serta seorang Nabi yang sendirian. Tiba-tiba ditampakkan kepadaku sekelompok orang yang sangat banyak. Aku mengira mereka itu umatku, namun disampaikan kepadaku, ‘Itu adalah Nabi Musa dan kaumnya.’ Selanjutnya, tiba-tiba aku melihat lagi sejumlah besar orang, dan disampaikan kepadaku, ‘Ini adalah umatmu, bersama mereka ada tujuh puluh ribu orang yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab.’ Kemudian beliau bangkit dan masuk rumah. Orang-orang pun memperbincangkan tentang siapakah mereka itu.
Ada di antara mereka yang mengatakan, ‘Barangkali mereka itu sahabat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.’ Ada lagi yang mengatakan, ‘Barangkali mereka orang-orang yang dilahirkan dalam lingkungan Islam dan tidak pernah menyekutukan Allah.’ dan mereka menyebutkan yang lainnya pula.
Ketika Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam keluar, mereka memberitahukan hal tersebut kepada beliau. Lalu beliau bersabda,
هُمُ الَّذِينَ لاَ يَسْتَرْقُونَ وَ لاَ يَكتوونَ وَ لاَ يَتَطَيَّرُونَ وَ عَلَى رَبِّـهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Mereka itu adalah orang yang tidak minta diruqyah, tidak melakukan kay. (Kay adalah menempelkan besi panas atau sejenisnya pada luka) dan tidak melakukan tathayyur. Tathayyur adalah semua hal yang menyebabkan seseorang membatalkan perbuatannya karena takut malapetaka atau meneruskan perbuatannya karena optimis akan beruntung setelah ia melihat atau mendengar sesuatu yang tidak ada bukti ilmiah bahwa sesuatu tersebut bisa mendatangkan malapetaka atau keberuntungan.
Lalu mereka bertawakkal. (Tawakal adalah bersandarnya hati kepada Allah dengan menyerahkan segala urusan kepada-Nya dalam mendapatkan manfaat atau menolak bahaya/kerugian, diiringi dengan percaya kepada-Nya dan mengambil sebab yang diizinkan dalam Syari’at Islam) hanya kepada Rabb mereka.” (kitab Mutiara Faidah)
Jadi dengan tauhid dan bertawakkal, seorang muslim dapat masuk surga tanpa hisab dan azab. Artinya nanti kita langsung masuk surga. Tanpa menjalani proses hisab (peradilan yang seadil-adilnya). Tanpa melalui proses yang sangat lama (ingat satu hari akhirat sama dengan 1000 tahun dunia)
Juga tanpa bersusah-susah melalui beratnya hari akhir nanti. Kemudian melewati shirat dengan sangat cepat dan mudah, diriwayatkan ada yang secepat angin, secepat pandangan mata dan lain-lainnya. Maka kita harus terus berdoa dan berharap kepada Allah Ta'ala agar dimudahkan masuk surga tanpa hisab, karena hisab proses yang berat sekali.
Baca Juga
Wallahu A'lam
(wid)