Berharap Keberkahan dalam Hidup

Minggu, 03 Oktober 2021 - 17:08 WIB
Keberkahan hidup banyak bentuk dan macamnya, bisa di dalam raga, harta, waktu, keluarga, dan juga anak keturunan, bahkan ilmu. Foto ilustrasi/ist
Keberkahan hidup banyak bentuk dan macamnya, bisa di dalam raga, harta, waktu, keluarga, dan juga anak keturunan, bahkan ilmu. Karena, keberkahan hidup merupakan karunia Ilahi, maka ia tidak bisa dinilai dan diukur menggunakan alat-alat teknologi maupun ilmu matematika manusiawi.

Menurut Ustadz Nofriyanto,MAg, jika Allah memberkahi seorang hamba dalam beramal shaleh misalnya, maka ia akan memiliki kekuatan dan semangat dalam menjalankan beragam amal kebajikan yang orang lain tidak mampu dan bermalas-malasan dalam menjalankannya. Begitu pula jika Allah memberkahi kesehatan tubuh seseorang, maka kita akan mendapatinya sebagai sosok muslim dan muslimah yang kuat, tidak mudah sakit.



Adapun jika Allah memberkahi harta seseorang, maka Allah akan menumbuhkembangkan hartanya. Allah menanamkan dalam hatinya rasa qanaah. Ia tidak diperbudak oleh hawa nafsu terhadap hartanya. Lalu Allah berikan kemampuan padanya untuk mengelola harta tersebut dalam kebaikan dan ketaatan seperti, mewakafkan dan menyedekahkan sebagian hartanya. Tak hanya itu, Allah juga senantiasa menjadikan semua urusan hartanya mudah baginya.

Demikian halnya jika Allah memberkahi anak seseorang, maka Allah akan memberikan kenikmatan kepada orang tuanya dengan keshalehan dan baktinya kepada mereka, senantiasa mendapatkan manfaat dan faedah dari perangai baik anak-anaknya. Dan jika Allah memberkahi istri seorang muslim, maka Allah jadikan senang mata dan hati suaminya tatkala memandang istrinya. Apabila si suami tidak ada di rumah, si istri menjaga amanah kehormatan dan hartanya.

"Adapun yang dimaksud apabila Allah memberkahi ilmu seseorang, maka Allah jadikan ia orang yang khusyuk dan penuh rasa takwa. Orang-orang yang berada di sekitarnya dapat mengambil manfaat dari kebaikan ilmunya,"ungkap dai yang juga dosen Unida Gontor tersebut.

Ia mengutip sebuah syair dalam kitab As-Suluk fi Thabaqat al-Ulama’ wa al-Muluk karya Bahauddin al-Jundi al-Yamani (1/420), “Sungguh ada manusia-manusia yang raganya telah mati namun kemuliaan mereka senantiasa hidup nan abadi, namun juga ada manusia-manusia yang sejatinya ia masih bernyawa akan tetapi orang-orang tidak merasakan akan keberadaannya (bagi manusia ia telah mati).”



Penentu Kebahagiaan Dunia Akhirat

Dambaan dan kebutuhan makhluk akan berkah Allah tidak lain karena ia bisa menjadi penyebab sekaligus penentu kebahagiaan seseorang di dunia dan akhirat. Ustadz Nofriyanto menjelaskan, keberkahan sejatinya hanyalah dari Allah tabaarakasmu rabbika, tabarakalladzi biyadihi malakutus samawati wal ardh, maka bagi siapa saja yang menginginkannya haruslah memohon kepada-Nya.

Selain itu juga, karena Allah merupakan sumber keberkahan hidup, maka tak heran jadilah kitab-Nya kitab yang diberkahi, rasul-Nya rasul yang diberkahi, rumah-Nya (Baitullah) rumah yang diberkahi, dan waktu dan tempat lain yang Allah khususkan juga merupakan waktu dan tempat yang diberkahi.

Orang yang hidupnya berkah, maka waktu dan kesempatannya menjadi lebih luang, kekuatannya bertambah, hasil-hasil yang diinginkan dan diharapkannya tercapai menjadi kenyataan, juga sering menjumpai keajaiban. Sebaliknya, jika seseorang tidak mendapatkan keberkahan dalam hidupnya, bisa jadi ia pergi meninggalkan dunia ini meskipun berumur panjang dan banyak amal namun tanpa bekal hakiki dan manfaat abadi setelah kematiannya.

"Satu hal lain yang perlu kita sadari bersama, keberkahan itu sejatinya bukanlah terletak di harta yang banyak. Bukan pula di kedudukan yang tinggi. Bukan pula pada anak yang banyak. Bukan juga pada hal-hal yang sifatnya materi. Namun keberkahan hidup sejatinya terletak pada perasaan dan jiwa manusia yang menjadikannya senantiasa berusaha menyucikan dan menata hati. Hidup lebih tenteram. Pikiran lebih tenang. Dan merasa cukup dengan apa yang ia peroleh dari karunia dan ketetapan Allah Rabbul Izzati,"paparnya.

Singkatnya, keberkahan hidup merupakan nikmat dan karunia Allah. Maka barang siapa yang Allah berkahi dari apa-apa yang ia peroleh, maka Allah akan melimpahi hidupnya dengan berbagai manfaat dan kebaikan. Sebaliknya, barang siapa yang Allah cabut keberkahan darinya, maka segala yang ada padanya dan apa ia peroleh tidak lain hanyalah keburukan yang akhirnya menjadikan kehidupannya sengsara.



Wallahu A'lam
(wid)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
مَا الۡمَسِيۡحُ ابۡنُ مَرۡيَمَ اِلَّا رَسُوۡلٌ‌ ۚ قَدۡ خَلَتۡ مِنۡ قَبۡلِهِ الرُّسُلُؕ وَاُمُّهٗ صِدِّيۡقَةٌ‌  ؕ كَانَا يَاۡكُلٰنِ الطَّعَامَ‌ؕ اُنْظُرۡ كَيۡفَ نُبَيِّنُ لَهُمُ الۡاٰيٰتِ ثُمَّ انْظُرۡ اَ نّٰى يُؤۡفَكُوۡنَ
Al-Masih putra Maryam hanyalah seorang Rasul. Sebelumnya pun sudah berlalu beberapa rasul. Dan ibunya seorang yang berpegang teguh pada kebenaran. Keduanya biasa memakan makanan. Perhatikanlah bagaimana Kami menjelaskan ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan) kepada mereka (Ahli Kitab), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka dipalingkan (oleh keinginan mereka).

(QS. Al-Maidah Ayat 75)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More