Beberapa Kesalahan Berjimak yang Sering Dilalaikan

Sabtu, 09 Oktober 2021 - 15:12 WIB
Dalam berjimak, masih banyak pasangan suami istri muslim yang mengabaikan adab-adabnya sehingga menciptakan kesalahan yang berujung dosa. Foto ilustrasi/ist
Dalam Islam, jimak (hubungan badan) sudah diatur sedemikian rupa. Ada adab-adab yang harus diperhatikan oleh setiap pasangan suami istri muslim, ketika akan melakukan jimak tersebut. Namun demikian, dalam prakteknya masih banyak pasangan muslim yang telah menikah mengabaikan adab-adab tersebut sehingga menciptakan kesalahan yang berujung dosa.

Apa saja kesalahan-kesalahan itu? Dirangkum dari berbagai sumber, berikut beberapa keselahan dalam berjimak yang sering dilakukan:



1. Tidak berdoa sebelum melakukan

Tidak berdoa sebelum memulai berjimak, menjadi kesalahan yang sangat banyak dilakukan bahan sering dilalaikan. Padahal Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mengajarkan agar tiap pasangan muslim suami dan istri untuk berdoa sebelum melakukan jimak tersebut.

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

"Jika salah seorang dari kalian menginginkan mendatangi istrinya berdoa, ‘bismillaahi allahumma jannibnasy syaithaana wajannibisy syaithoona maa razaqtanaa’ maka jika Allah mentakdirkan memiliki anak melalui persetubuhan itu, maka ia (anak itu) tidak akan dibahayakan oleh setan selama-lamanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

2. Berhubungan badan dalam keadaan kotor

Membersihkan diri merupakan salah satu adab berjimak, bahkan dianjurkan memakai wewangian. Hal ini karena para suami cenderung lebih suka mendatangi istrinya yang dalam keadaan bersih dan wangi. Begitu pula dengan suami yang harus mendatangi istrinya setelah membersihkan diri dan memakai wewangian. Hal ini karena keadaan kotor dapat merusak dien dan akal satu sama lain.

Bagi suami istri, disunnahkan untuk menggosok gigi kemudian memakai pewangi mulut yang berbau semerbak. Pasalnya, aroma-aroma yang wangi dapat saling membangkitkan hasrat.

Dari Abu Rafi’ Radhiyallahu ‘anhu, berkata, “Rasulullah pada suatu hari pernah menggilir istri-istri beliau, lalu mandi tiap kali selesai berhubungan bersama ini dan ini. Aku bertanya, ‘Ya Rasulullah, bukankah lebih baik engkau cukup sekali mandi saja?’ Beliau menjawab, ‘Seperti ini lebih suci dan lebih baik serta lebih bersih.” (HR. Abu Daud dan Ahmad).

3. Tidak melakukan pemanasan

Sebelum berjimak, hendaknya suami dan istri melakukan pemanasan terlebih dahulu. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah Shallalahu alaihi wa sallam, “Janganlah salah seorang di antara kalian menggauli istrinya seperti binatang. Hendaklah ia terlebih dahulu memberikan pendahuluan, yakni ciuman dan cumbu rayu.” (HR. at-Tirmidzi).



4. Melakukan azl

Tidak seharusnya seorang suami menggauli istrinya yang masih perawan dan melakukan azl, yakni ketika suami mencabut kemaluannya dari dalam kemaluan sang istri saat air mani hampir keluar kemudian menumpahkannya di luar. Selain itu, suami hendaknya tidak mencabutnya kecuali setelah air mani keluar dan sang istri mencapai orgasme. Hal tersebut bertujuan agar air mani segera menuju ke rahim.

5. Membayangkan orang lain

Berikutnya juga kesalahan yang kerap dilakukan baik oleh suami maupun istri, yakni membayangkan lai-laki atau wanita lain saat menjimak istri atau suaminya. Pasalnya, yang demikian itu adalah termasuk zina.

6. Berjimak lewat dubur

Melakukan jimak lewat dubur atau tempat yang tidak seharusnya adalah perbuatan yang diharamkan. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh An-Nasa’i dan Ibn Hibban dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, Beliau bersabda,

“Allah Subhanahu wa ta’ala tidak akan memandang seorang pria yang menyetubuhi bagian dubur istrinya.”

Dalam hadis lain, dikatakan juga hal serupa, bahwasanya Rasulullah bersabda,

“Siapa saja yang menyetubuhi istri yang sedang haid atau menyetubuhi istri pada bagian duburnya atau datang menemui peramal dan membenarkan kata-katanya, maka ia sudah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad.” (HR. An-Nas’i).



7. Tidak berwudhu sebelum tidur setelah jimak

Kesalah yang satu ini memang bukanlah kesalahan besar. Namun demikian, berwudhu setelah berjimak dan hendak tidur adalah sunnah Rasulullah. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah Radhiyallahu ‘anha, beliau berkata,

“Bisanya Rasulullah, apabila hendak makan dan tidur sedang beliau dalam keadaan junub, beliau membasuh kemaluannya kemudian berwudhu sebagaimana wudhu untuk shalat." (HR. Al-Bukhari).

Lebih lanjut, Rasulullah pernah mengatakan bahwa orang yang junub adalah salah satu dari orang-orang yang tidak didekati oleh malaikat rahmat. Rasulullah bersabda, “Tiga orang yang tidak dekati oleh malaikat (rahmat): orang yang junub, orang mabuk, dan orang yang berlumuran minyak wangi khaluq.” (HR. Al Bazzar).

Wallahu A'lam
(wid)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
اِقۡرَاۡ بِاسۡمِ رَبِّكَ الَّذِىۡ خَلَقَ‌ۚ (١) خَلَقَ الۡاِنۡسَانَ مِنۡ عَلَقٍ‌ۚ‏ (٢) اِقۡرَاۡ وَرَبُّكَ الۡاَكۡرَمُۙ (٣) الَّذِىۡ عَلَّمَ بِالۡقَلَمِۙ (٤) عَلَّمَ الۡاِنۡسَانَ مَا لَمۡ يَعۡلَمۡؕ (٥)
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.

(QS. Al-'Alaq Ayat 1-5)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More