Inilah Kebiasaan Nabi Muhammad di Waktu Subuh

Rabu, 20 Oktober 2021 - 23:45 WIB
Kebiasaan Nabi Muhammad pada waktu Subuh patut kita tiru karena di dalamnya terdapat banyak keberkahan. Foto/Ist
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam adalah teladan terbaik dalam segala aspek, termasuk dalam urusan ibadah maupun muamalah. Inilah kebiasaan beliau di waktu Subuh yang patut kita tiru.

Dalam kajian Jalsah Itsnain Majelis Rasulullah (MR) Jawa Barat, Habib Quraisy Baharun, dijelaskan bahwa Nabi selalu memanfaatkan waktu Subuh untuk berzikir dan berdoa hingga terbit matahari.

Imam An-Nawawi dalam Shahih Muslim membawakan bab 'Keutamaan tidak beranjak dari tempat sholat setelah sholat Subuh dan keutamaan masjid'. Dalam bab tersebut terdapat suatu riwayat dari seorang Tabi'in, Simak bin Harb. Beliau rahimahullah mengatakan bahwa dia bertanya kepada Jabir bin Samuroh:

أَكُنْتَ تُجَالِسُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم

"Apakah engkau sering menemani Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam duduk?"



Jabir menjawab:

نَعَمْ كَثِيرًا كَانَ لاَ يَقُومُ مِنْ مُصَلاَّهُ الَّذِى يُصَلِّى فِيهِ الصُّبْحَ أَوِ الْغَدَاةَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ فَإِذَا طَلَعَتِ الشَّمْسُ قَامَ وَكَانُوا يَتَحَدَّثُونَ فَيَأْخُذُونَ فِى أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ فَيَضْحَكُونَ وَيَتَبَسَّمُ

"Iya. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam biasanya tidak beranjak dari tempat duduknya setelah sholat Subuh hingga terbit matahari. Apabila matahari terbit, beliau shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri (meninggalkan tempat sholat). Dulu para sahabat biasa berbincang-bincang (guyon) mengenai perkara jahiliyah, lalu mereka tertawa. Sedangkan beliau shallallahu 'alaihi wasallam hanya tersenyum saja." (HR. Muslim No 670)

Imam An-Nawawi mengatakan, dalam hadits ini terdapat anjuran berdzikir setelah sholat Subuh dan mengontinukan duduk di tempat sholat jika tidak memiliki udzur (halangan).

Al-Qadhi mengatakan bahwa inilah sunnah yang biasa dilakukan oleh salaf dan para ulama. Mereka biasa memanfaatkan waktu tersebut untuk berdzikir dan berdoa hingga terbit matahari." (Syarh An-Nawawi ‘ala Muslim, 8/29, Maktabah Syamilah)

Kebiasaan Ibnu Mas'ud Radhiyallahu 'Anhu

Dari Abu Wa'il, dia berkata, "Pada suatu pagi kami mendatangi Abdullah bin Mas'ud selepas kami melaksanakan shalat shubuh. Kemudian kami mengucapkan salam di depan pintu. Lalu kami diizinkan untuk masuk. Akan tetapi kami berhenti sejenak di depan pintu. Lalu keluarlah budaknya sembari berkata, "Mari silakan masuk." Kemudian kami masuk sedangkan Ibnu Mas'ud sedang duduk sambil berdzikir.

Ibnu Mas'ud lantas berkata: "Apa yang menghalangi kalian padahal aku telah mengizinkan kalian untuk masuk?" Lalu kami menjawab: "Tidak, kami mengira bahwa sebagian anggota keluargamu sedang tidur."

Ibnu Mas'ud lantas bekata, "Apakah kalian mengira bahwa keluargaku telah lalai?"

Kemudian Ibnu Mas’ud kembali berdzikir hingga dia mengira bahwa matahari telah terbit. Lantas beliau memanggil budaknya, "Wahai budakku, lihatlah apakah matahari telah terbit." Si budak tadi kemudian melihat ke luar. Jika matahari belum terbit, beliau kembali melanjutkan dzikirnya. Hingga beliau mengira lagi bahwa matahari telah terbit, beliau kembali memanggil budaknya sembari berkata, "Lihatlah apakah matahari telah terbit." Kemudian budak tadi melihat ke luar. Jika matahari telah terbit, beliau mengatakan:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى أَقَالَنَا يَوْمَنَا هَذَا


"Segala puji bagi Allah yang telah menolong kami berdzikir pada pagi hari ini." (HR. Muslim No 822)

Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(rhs)
Hadits of The Day
Dari Handlalah bin Ali bahwa Mihjan bin Al Adra' telah menceritakan kepadanya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk ke dalam masjid, lalu beliau mendapati seorang laki-laki membaca tasyahud seusai shalat yang mengucapkan: Allahumma inni as'aluka Ya Allah Al Ahad As Shamad alladzii lam yalid wa lam yuulad walam yakul lahuu kufuwan ahad antaghfira lii dzunuubi innaka antal ghafuurur rakhiim (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, Dzat yang Maha Esa, Dzat yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, tiada beranak dan tidak pula diperanakkan dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia, semoga Engkau mengampuni dosa-dosaku, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.  Maka beliau bersabda: Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni, Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni, Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 835)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More