Surat Al-Baqarah Ayat 102: Fitnah Sihir Nabi Sulaiman Itu Nyata

Selasa, 26 Oktober 2021 - 18:30 WIB
Kemudian Nabi Sulaiman mengirimkan utusannya kepada semua orang untuk menyita buku-buku itu. Setelah terkumpul, semua buku dimasukkan ke dalam peti, lalu peti itu dikuburnya di bawah kursi singgasananya. Tiada suatu setan pun yang berani mendekat ke kursi tersebut melainkan pasti terbakar.

Nabi Sulaiman berkata, "Tidak sekali-kali aku mendengar seseorang mengatakan bahwa setan-setan itu mengetahui hal yang gaib melainkan aku pasti menebas batang lehemya (sebagai hukumannya)."

Setelah Nabi Sulaiman meninggal dunia dan semua ulama yang mengetahui perihal Nabi Sulaiman telah tiada, lalu mereka diganti oleh generasi sesudahnya, maka datanglah setan dalam bentuk seorang manusia.

Setan itu mendatangi segolongan kaum Bani Israil dan berkata kepada mereka, "Maukah kalian aku tunjukkan kepada suatu perbendaharaan yang tidak akan habis kalian makan untuk selama-lamanya?"

Mereka menjawab, "Tentu saja kami mau."

Setan berkata, "Galilah tanah di bawah kursi singgasananya."

Setan pergi bersama mereka dan memperlihatkan tempat tersebut kepada mereka, sedangkan dia sendiri berdiri di salah satu tempat yang agak jauh dari tempat tersebut.

Mereka berkata, "Mendekatlah kamu ke sini."

Setan menjawab, "Tidak, aku hanya di sini saja dekat dengan kalian. Tetapi jika kalian tidak menemukannya, kalian boleh membunuhku."

Mereka menggali tempat tersebut dan akhimya mereka menjumpai kitab-kitab itu. Ketika mereka mengeluarkannya, setan berkata kepada mereka, "Sesungguhnya Sulaiman dapat menguasai dan mengatur manusia, setan-setan, dan burung-burung hanyalah melalui ilmu sihir ini."

Setelah itu setan tersebut terbang dan pergi. Sejak itu tersiarlah di kalangan manusia bahwa Sulaiman adalah ahli sihir, dan orang-orang Bani Israil mengambil kitab-kitab itu.



Sihir Itu Nyata

Mendasarkan pada Surat Al-Baqarah ayat 112 ini, Imam Syamsuddin Al-Qurtubi dalam kitabnya Al-Jami’ Li Ahkami Al-Qur’an mengatakan bahwa sihir itu nyata adanya, terutama pada bagian “mereka mengajarkan sihir kepada manusia”.

Menurut Al-Qurthubi, jika sihir tidak nyata, maka tidak bisa diajarkan dan Allah tidak mengabarkan “sesungguhnya mereka mengajarkan sihir kepada manusia”. Ini, menunjukkan bahwa sihir itu nyata.

Al-Qurthubi lalu mengutip riwayat tentang sebab turunnya surat Al-Falaq, yakni disihirnya Nabi oleh Labid Bin al-Asom.

“Imam Bukhari, Muslim dan lainnya meriwayatkan hadits ini dari A’isyah Ra, berkata bahwa Nabi disihir oleh seorang Yahudi dari Bani Zuraiq. Ia dikenal dengan Labid Bin al-Asom. Dan di dalam hadits dijelaskan bahwa saat Nabi terbebas dari sihir beliau berkata (إِنَّ اللَّهَ شَفَانِي) “sesungguhnya Allah telah menyembuhkanku”.

Adanya syifa/sembuh sebab hilangnya penyakit dan rasa sakit. Ini, menunjukkan bahwa sihir itu nyata. Maka dengan demikian nyatanya sihir telah ditetapkan oleh kabar dari Allah dan Rasulullah atas eksistensi dan kejadian nyatanya.”

Alasan lain bahwa sihir itu memang nyata adalah penyebutan Al-Qur'an tentang sihir pada kisah Firaun, وَجاؤُ بِسِحْرٍ عَظِيم (mereka mendatangkan sihir yang besar atau menakjubkan). Dengan demikian, Al-Qur'an tidak hanya sekali menyinggung dan menyebut secara jelas tentang sihir. Masih menurut Al-Qurthubi- hal ini semakin menguatkan bahwa sihir itu memang ada.

Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah dan Abu Sa'id bahwa keduanya pernah menyaksikan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Tidaklah ada suatu kaum duduk sambil berdzikir kepada Allah, kecuali para Malaikat akan mengelilingi mereka, dan akan diselubungi rahmat, akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), dan Allah akan menyebut-nyebut orang-orang yang ada disisi-Nya.

(HR. Sunan Ibnu Majah No. 3781)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More