5 Rukun Haji, Salah Satunya Menginap di Muzdalifah Sampai Terbit Fajar

Rabu, 15 Mei 2024 - 21:51 WIB
loading...
5 Rukun Haji, Salah...
Menginap di Muzdalifah sampai terbit fajar adalah salah satu rukun haji. Foto: Ist
A A A
Syaikh Abdul Azhim bin Badawai al-Khalafi dalam "Al-Wajiiz fii Fiqhis Sunnah wal Kitaabil Aziiz" yang dalam edisi Indonesia menjadi "Panduan Fiqih Lengkap" (Pustaka Ibnu Katsir, 2007M) mengatakan haji adalah salah satu ibadah dari sekian banyak ibadah, mempunyai rukun, hal-hal yang wajib dan hal-hal yang sunah .

Khusus tentang rukun-rukun haji beliau menyebut ada lima, yakni:

1. Niat

Berdasarkan firman Allah SWT:

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus…” [ QS Al-Bayyinah/98 : 5]

Dan sabda Rasulullah SAW:

إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ.

“Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung niatnya.”



2. Wukuf di Arafah

Berdasarkan sabda Rasulullah SAW :

اَلْحَجُّ عَرَفَةُ.

“Haji adalah wukuf di ‘Arafah.”[Shahih: [Shahiih Sunan Ibni Majah (no. 2441)], Sunan at-Tirmidzi (II/188, no. 890), Sunan an-Nasa-i (V/264), Sunan Ibni Majah (II/1003, no. 3015), Sunan Abi Dawud (V/425, no. 1933)]

Juga berdasarkan hadis ath-Tha-i, ia berkata, “Aku mendatangi Rasulullah SAW di Muzdalifah ketika beliau keluar untuk salat, aku bertanya kepada beliau, ‘Wahai Rasulullah, aku datang dari gunung kembar Thaya, tungganganku telah kubuat lemah, dan diriku juga telah lelah, demi Allah aku tidak meninggalkan satu gunung pun kecuali aku berhenti di sana, apakah aku mendapatkan haji?’

Beliau menjawab:

مَنْ شَهِدَ صَلاتَنَا هَذِهِ وَوَقَفَ مَعَنَا حَتَّى نَدْفَعَ وَقَدْ وَقَفَ بِعَرَفَةَ قَبْلَ ذَلِكَ لَيْلاً أَوْ نَهَارًا فَقَدْ تَمَّ حَجُّهُ وَقَضَى تَفَثَهُ.

“Barangsiapa yang mengikuti salat kami (di Muzdalifah) lalu bermalam bersama kami hingga kami berangkat, dan sebelum itu dia benar-benar telah wukuf di ‘Arafah pada malam atau siang hari, maka hajinya telah sempurna dan ia telah menghilangkan kotorannya.”[Shahih:[Shahiih Sunan Ibni Majah (no. 2442)], Sunan at-Tirmidzi (II/188, no. 892), Sunan Abi Dawud (V/427, no. 1934), Sunan Ibnu Majah (II/1004, no. 3016), Sunan an-Nasa-i (V/263)]



.3. Menginap di Muzdalifah sampai terbit fajar dan salat Subuh di sana

Berdasarkan sabda beliau kepada ‘Urwah pada hadis tadi, “Barangsiapa yang mengikuti salat kami (di Muzdalifah), lalu bermalam bersama kami hingga kami berangkat, dan sebelum itu dia benar-benar telah wukuf di ‘Arafah pada malam atau siang hari, maka hajinya telah sempurna dan ia telah menghilangkan kotorannya.”

4. Thawaf Ifadhah

Berdasarkan firman Allah SWT

وَلْيَطَّوَّفُوا بِالْبَيْتِ الْعَتِيقِ

"…Dan hendaklah mereka melakukan Thawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah).” [ QS Al-Hajj/22 : 29]
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2161 seconds (0.1#10.140)