Tuhan-Tuhan Bani Israel dan Misi Tauhid Nabi Musa
Kamis, 04 Juni 2020 - 14:19 WIB
Oleh karena itu, kita bisa melihat relief raja-raja mereka selalu ada di tempat-tempat peribadahan besar mereka yang digunakan untuk menyerupakan peribadatan kepada Aton atau Ra' atau Amon. Sebagaimana kita juga melihat pada sebagian tempat-tempat peribadatan kecil yang selalu diletakan relief Fir'aun yang berada dipaling depan hingga diletakan disamping tuhan-tuhannya. Bahkan relieif tadi terkadang juga bisa meneriman peribadatan dan memiliki hak kekhususan tuhan.
Agama tauhid tersebut tidaklah bertahan lama hingga akhirnya terkontaminasi lalu berakhir riwayatnya, musnah tidak menyisakan sama sekali dengan kesyirikan dan paganisme yang dicampur adukkan oleh para tukang sihir sampai kondisinya sangat mengenaskan sekali di mana ibadah tersebut ada yang ditujukan kepada binatang bahkan ditujukan kepada kecoa dan serangga.
Sedangkan Syaikh Abu Bakar Muhammad Zakaria berpendapat yang mendekati kebenaran dalam masalah ini ialah bahwa penduduk Mesir tergelincir dari agama tauhid lalu berganti menjadi penyembah berhala dengan sebab karena mereka menjadikan tuhan-tuhan yang sangat banyak, setiap sesuatu mempunyai tuhan yang bertugas mengatur sendirian, baginya sifat-sifat serta kekhususan yang tidak dimiliki oleh tuhan yang lain.
Walaupun, menurut Syaikh Abu Bakar, dalam hal ini tidak menutup kemungkinan adanya keyakinan mereka yang menyakini adanya ilah terbesar dari tuhan-tuhan kecil tadi. Dengan dalil adanya nasyid-nasyid yang menunjukan hal tersebut, yang mereka tujukan manakala bermunajat atau berdoa kepada tuhannya tersebut.
Memang benar, apa yang dituturkan oleh para sejarawan kalau raja-raja mereka mempunyai kedudukan yang tinggi. Mereka biasa meletakan reliefnya di barisan terdepan sebelum tuhan-tuhannya. Kedudukan raja tersebut berada di tempat yang tinggi baik dari segi peribadatan ataupun kesuciaanya . Dan yang mendukung hal ini ialah firman Allah ta'ala manakala mengkisahkan Fir'aun, Allah berfirman:
Dan yang mendukung hal ini ialah firman Allah ta'ala manakala mengkisahkan Fir'aun, Allah berfirman:
﴿ فَحَشَرَ فَنَادَىٰ ٢٣ فَقَالَ أَنَا۠ رَبُّكُمُ ٱلۡأَعۡلَىٰ ٢٤ ﴾ [ النازعات: 23-24 ]
"Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya. (seraya) berkata:"Akulah Tuhanmu yang paling tinggi". (QS an-Nazi'aat: 23-24).
Di sini Fir'aun menyatakan dirinya sebagai Rabb yang mengungguli tuhan-tuhan lainya. Bahkan terkadang dirinya tidak menganggap keberadaan tuhan-tuhan tersebut dan menjadikan dirinya sebagai tuhan yang esa sebagaimana hal tersebut direkam oleh Allah ta'ala didalam ayatNya yang lain:
﴿ وَقَالَ فِرۡعَوۡنُ يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡمَلَأُ مَا عَلِمۡتُ لَكُم مِّنۡ إِلَٰهٍ غَيۡرِي ٣٨ ﴾ [ القصص: 38 ]
"Dan berkata Fir'aun: "Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain aku". (QS al-Qashash: 38).
Barangkali faktor kenapa penduduk Mesir kuno sampai memiliki begitu beragam tuhan, sesungguhnya orang tatkala akalnya tidak lagi mampu menembus batas, pikiranya sudah kering untuk berpikir hingga akhirnya menyisakan pertanyaan-pertanyaan kritis yang sangat banyak, apakah mungkin tuhan esa tersebut mampu mengatur alam semesta yang sedemikian luasnya secara sendirian? Maka pertanyaan-pertanyaan semacam tadi dijawab oleh paranormal dan menyatakan kalau tuhan yang maha mampu tadi telah menciptakan tuhan-tuhan lain, dan bagi setiap sesuatu memiliki tuhan. Wallahhu'alam. (
Lihat Juga: Erdogan Sebut Penangkapan PM Nentanyahu Akan Pulihkan Kepercayaan kepada Sistem Internasional
Agama tauhid tersebut tidaklah bertahan lama hingga akhirnya terkontaminasi lalu berakhir riwayatnya, musnah tidak menyisakan sama sekali dengan kesyirikan dan paganisme yang dicampur adukkan oleh para tukang sihir sampai kondisinya sangat mengenaskan sekali di mana ibadah tersebut ada yang ditujukan kepada binatang bahkan ditujukan kepada kecoa dan serangga.
Sedangkan Syaikh Abu Bakar Muhammad Zakaria berpendapat yang mendekati kebenaran dalam masalah ini ialah bahwa penduduk Mesir tergelincir dari agama tauhid lalu berganti menjadi penyembah berhala dengan sebab karena mereka menjadikan tuhan-tuhan yang sangat banyak, setiap sesuatu mempunyai tuhan yang bertugas mengatur sendirian, baginya sifat-sifat serta kekhususan yang tidak dimiliki oleh tuhan yang lain.
Walaupun, menurut Syaikh Abu Bakar, dalam hal ini tidak menutup kemungkinan adanya keyakinan mereka yang menyakini adanya ilah terbesar dari tuhan-tuhan kecil tadi. Dengan dalil adanya nasyid-nasyid yang menunjukan hal tersebut, yang mereka tujukan manakala bermunajat atau berdoa kepada tuhannya tersebut.
Memang benar, apa yang dituturkan oleh para sejarawan kalau raja-raja mereka mempunyai kedudukan yang tinggi. Mereka biasa meletakan reliefnya di barisan terdepan sebelum tuhan-tuhannya. Kedudukan raja tersebut berada di tempat yang tinggi baik dari segi peribadatan ataupun kesuciaanya . Dan yang mendukung hal ini ialah firman Allah ta'ala manakala mengkisahkan Fir'aun, Allah berfirman:
Dan yang mendukung hal ini ialah firman Allah ta'ala manakala mengkisahkan Fir'aun, Allah berfirman:
﴿ فَحَشَرَ فَنَادَىٰ ٢٣ فَقَالَ أَنَا۠ رَبُّكُمُ ٱلۡأَعۡلَىٰ ٢٤ ﴾ [ النازعات: 23-24 ]
"Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya. (seraya) berkata:"Akulah Tuhanmu yang paling tinggi". (QS an-Nazi'aat: 23-24).
Di sini Fir'aun menyatakan dirinya sebagai Rabb yang mengungguli tuhan-tuhan lainya. Bahkan terkadang dirinya tidak menganggap keberadaan tuhan-tuhan tersebut dan menjadikan dirinya sebagai tuhan yang esa sebagaimana hal tersebut direkam oleh Allah ta'ala didalam ayatNya yang lain:
﴿ وَقَالَ فِرۡعَوۡنُ يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡمَلَأُ مَا عَلِمۡتُ لَكُم مِّنۡ إِلَٰهٍ غَيۡرِي ٣٨ ﴾ [ القصص: 38 ]
"Dan berkata Fir'aun: "Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain aku". (QS al-Qashash: 38).
Barangkali faktor kenapa penduduk Mesir kuno sampai memiliki begitu beragam tuhan, sesungguhnya orang tatkala akalnya tidak lagi mampu menembus batas, pikiranya sudah kering untuk berpikir hingga akhirnya menyisakan pertanyaan-pertanyaan kritis yang sangat banyak, apakah mungkin tuhan esa tersebut mampu mengatur alam semesta yang sedemikian luasnya secara sendirian? Maka pertanyaan-pertanyaan semacam tadi dijawab oleh paranormal dan menyatakan kalau tuhan yang maha mampu tadi telah menciptakan tuhan-tuhan lain, dan bagi setiap sesuatu memiliki tuhan. Wallahhu'alam. (
Lihat Juga: Erdogan Sebut Penangkapan PM Nentanyahu Akan Pulihkan Kepercayaan kepada Sistem Internasional
(mhy)