Jin Qorin Nabi Muhammad Masuk Islam, Jin Qorin Umat Nabi Jadi Pengganggu
Selasa, 02 November 2021 - 16:44 WIB
Setiap manusia diikuti jin dan jin itu disebut jin qorin . Jin tersebut mempengaruhi manusia untuk berbuat jahat. Kecuali jin qorin yang mengiringi Nabi Muhammad SAW . Dia masuk Islam, sehingga mengajak beliau untuk berbuat baik.
Dalam hadis dari Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu, Nabi SAW bersabda:
“Setiap orang di antara kalian telah diutus untuknya seorang qorin (pendamping) dari golongan jin.”
Para sahabat bertanya, “Termasuk Anda, wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Termasuk saya, hanya saja Allah membantuku untuk menundukkannya, sehingga dia masuk Islam. Karena itu, dia tidak memerintahkan kepadaku kecuali yang baik.” (HR. Muslim 7286 & Ibnu Hibban 6417, dan yang lainnya).
Hadits inilah yang menjadi dalil ulama untuk menyatakan bahwa jin yang kafir, bisa saja masuk Islam. Seperti yang dialami oleh jin yang mendampingi Nabi SAW.
Setan dari Kalangan Jin
Qorin termasuk setan dari kalangan jin. Syaikh Ibnu Utsaimin ditanya dalam kitabnya berjudul Majmu’ Fatawa, “Apa itu qorin?”
Beliau menjawab, “Qorin adalah setan yang ditugasi untuk menyesatkan manusia dengan izin Allah. Dia bertugas memerintahkan kemungkaran dan mencegah yang ma’ruf. Sebagaimana yang Allah firmankan,
“Setan menjanjikan kefakiran untuk kalian dan memerintahkan kemungkaran. Sementara Allah menjanjikan ampunan dan karunia dari-Nya. Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 268)
Akan tetapi, jika Allah memberikan karunia kepada hamba-Nya berupa hati yang baik, jujur, selalu tunduk kepada Allah, lebih menginginkan akhirat dan tidak mementingkan dunia maka Allah akan menolongnya agar tidak terpengaruh gangguan jin ini, sehingga dia tidak mampu menyesatkannya.
Selain itu tentang qorin juga disampaikan Allah SWT dalam firmannya:
“Yang menyertai manusia berkata: “Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkannya tetapi dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh.” ( QS. Qaf: 27 )
Dalam tafsir Ibn Katsir dinyatakan bahwasanya Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu, Mujahid, Qatadah dan beberapa ulama lainnya mengatakan, “Yang menyertai manusia adalah setan yang ditugasi untuk menyertai manusia.” (Tafsir Ibnu Katsir, 7:403)
Tugas jin Qorin
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Setiap orang di antara kalian telah diutus untuknya seorang qorin (pendamping) dari golongan jin.” (HR. Muslim)
Imam An-Nawawi mengatakan, “Dalam hadis ini terdapat peringatan keras terhadap godaan jin qorin dan bisikannya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi tahu bahwa dia bersama kita, agar kita selalu waspada sebisa mungkin. (Syarh Shahih Muslim)
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Munajid menjelaskan, “Berdasarkan perenungan terhadap berbagai dalil dari Alquran dan sunah dapat disimpulkan bahwa tidak ada tugas bagi jin qorin selain menyesatkan, mengganggu, dan membisikkan was-was. Godaan jin qorin ini akan semakin melemah, sebanding dengan kekuatan iman pada disi seseorang.”
Apakah qorin juga menyertai manusia setelah dia meninggal?
Syaikh Ibnu Utsaimin menjelaskan, “Apakah qorin ini akan terus menyertai manusia, sampai menemaninya di kuburan? jawabnya, "Tidak."
Zahir hadis –Allahu a’lam– menunjukkan bahwa dengan berakhirnya usia manusia, maka jin ini akan meninggalkannya. Karena tugas yang dia emban telah berakhir. Ketika manusia mati maka akan terputus semua amalnya, kecuali tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya. (HR Muslim).
Di masa Nabi SAW ada kejadian jin yang dulu kafir, kemudian masuk Islam. Lalu mereka menjadi dai, mengajak kawan-kawannya sesama jin untuk ikut masuk Islam.
Allah berfirman, “Ingatlah ketika Kami arahkan serombongan jin kepadamu untuk mendengarkan Al-Qur'an. Tatkala mereka menghadiri pembacaan Al-Qur'an lalu mereka berkata, ‘Diamlah kalian untuk mendengarkannya.’ Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan,” ( QS. Al-Ahqaf: 29 ).
Setelah mereka masuk Islam, mereka mengajak jin yang lain untuk masuk Islam. Mereka mengatakan, bahwa Al-Qur'an yang diturunkan kepada Muhammad SAW ajarannya sama dengan kitab yang diturunkan kepada Musa AS.
Allah berfirman, “Mereka berkata, ‘Hai kaum kami, sesunggguhnya kami telah mendengarkan kitab (Al-Qur'an) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus’,” ( QS Al-Ahqaf: 30 ).
Dalam hadis dari Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu, Nabi SAW bersabda:
مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ وَقَدْ وُكِّلَ بِهِ قَرِينُهُ مِنَ الْجِنِّ
“Setiap orang di antara kalian telah diutus untuknya seorang qorin (pendamping) dari golongan jin.”
Para sahabat bertanya, “Termasuk Anda, wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Termasuk saya, hanya saja Allah membantuku untuk menundukkannya, sehingga dia masuk Islam. Karena itu, dia tidak memerintahkan kepadaku kecuali yang baik.” (HR. Muslim 7286 & Ibnu Hibban 6417, dan yang lainnya).
Hadits inilah yang menjadi dalil ulama untuk menyatakan bahwa jin yang kafir, bisa saja masuk Islam. Seperti yang dialami oleh jin yang mendampingi Nabi SAW.
Setan dari Kalangan Jin
Qorin termasuk setan dari kalangan jin. Syaikh Ibnu Utsaimin ditanya dalam kitabnya berjudul Majmu’ Fatawa, “Apa itu qorin?”
Beliau menjawab, “Qorin adalah setan yang ditugasi untuk menyesatkan manusia dengan izin Allah. Dia bertugas memerintahkan kemungkaran dan mencegah yang ma’ruf. Sebagaimana yang Allah firmankan,
الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُم بِالْفَحْشَآءِ وَاللهُ يَعِدُكُم مَّغْفِرَةً مِّنْهُ وَفَضْلاً وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Setan menjanjikan kefakiran untuk kalian dan memerintahkan kemungkaran. Sementara Allah menjanjikan ampunan dan karunia dari-Nya. Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 268)
Akan tetapi, jika Allah memberikan karunia kepada hamba-Nya berupa hati yang baik, jujur, selalu tunduk kepada Allah, lebih menginginkan akhirat dan tidak mementingkan dunia maka Allah akan menolongnya agar tidak terpengaruh gangguan jin ini, sehingga dia tidak mampu menyesatkannya.
Selain itu tentang qorin juga disampaikan Allah SWT dalam firmannya:
قَالَ قَرِينُهُ رَبَّنَا مَا أَطْغَيْتُهُ وَلَكِنْ كَانَ فِي ضَلالٍ بَعِيدٍ
“Yang menyertai manusia berkata: “Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkannya tetapi dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh.” ( QS. Qaf: 27 )
Dalam tafsir Ibn Katsir dinyatakan bahwasanya Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu, Mujahid, Qatadah dan beberapa ulama lainnya mengatakan, “Yang menyertai manusia adalah setan yang ditugasi untuk menyertai manusia.” (Tafsir Ibnu Katsir, 7:403)
Tugas jin Qorin
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ما منكم من أحد إلاوقد وكل به قرينه من الجن
“Setiap orang di antara kalian telah diutus untuknya seorang qorin (pendamping) dari golongan jin.” (HR. Muslim)
Imam An-Nawawi mengatakan, “Dalam hadis ini terdapat peringatan keras terhadap godaan jin qorin dan bisikannya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi tahu bahwa dia bersama kita, agar kita selalu waspada sebisa mungkin. (Syarh Shahih Muslim)
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Munajid menjelaskan, “Berdasarkan perenungan terhadap berbagai dalil dari Alquran dan sunah dapat disimpulkan bahwa tidak ada tugas bagi jin qorin selain menyesatkan, mengganggu, dan membisikkan was-was. Godaan jin qorin ini akan semakin melemah, sebanding dengan kekuatan iman pada disi seseorang.”
Apakah qorin juga menyertai manusia setelah dia meninggal?
Syaikh Ibnu Utsaimin menjelaskan, “Apakah qorin ini akan terus menyertai manusia, sampai menemaninya di kuburan? jawabnya, "Tidak."
Zahir hadis –Allahu a’lam– menunjukkan bahwa dengan berakhirnya usia manusia, maka jin ini akan meninggalkannya. Karena tugas yang dia emban telah berakhir. Ketika manusia mati maka akan terputus semua amalnya, kecuali tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya. (HR Muslim).
Di masa Nabi SAW ada kejadian jin yang dulu kafir, kemudian masuk Islam. Lalu mereka menjadi dai, mengajak kawan-kawannya sesama jin untuk ikut masuk Islam.
Allah berfirman, “Ingatlah ketika Kami arahkan serombongan jin kepadamu untuk mendengarkan Al-Qur'an. Tatkala mereka menghadiri pembacaan Al-Qur'an lalu mereka berkata, ‘Diamlah kalian untuk mendengarkannya.’ Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan,” ( QS. Al-Ahqaf: 29 ).
Setelah mereka masuk Islam, mereka mengajak jin yang lain untuk masuk Islam. Mereka mengatakan, bahwa Al-Qur'an yang diturunkan kepada Muhammad SAW ajarannya sama dengan kitab yang diturunkan kepada Musa AS.
Allah berfirman, “Mereka berkata, ‘Hai kaum kami, sesunggguhnya kami telah mendengarkan kitab (Al-Qur'an) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus’,” ( QS Al-Ahqaf: 30 ).
(mhy)