Isyarat Al-Qur'an Perihal Misteri Waktu dan Tempat Gua Ashabul Kahfi

Rabu, 03 November 2021 - 16:13 WIB


Kota Tua di Turki

Setelah ditemukan di mana locus pementasan peristiwanya, maka tersebutlah beberapa gua di sekitar kawasan tersebut yang memiliki ciri-ciri seperti yang disebutkan Al-Qur'an.

Quraish Shibab mengutip Alamah Thabathaba’I yang menyebut lima tempat di mana terdapat gua yang diduga orang sebagai Gua Ashaba Al-Kahfi.

Pertama, di Episus atau Epsus, satu kota tua di Turki, sekitar 73 km dari kota Izmir dan berada di suatu gunung di desa Ayasuluk. Gua ini berukuran sekitar satu kilometer.

Sumber tertua yang berkaitan dengan hal ini adalah penelitian yang dilakukan seorang pendeta asal Syria bernama James dari Saruc (lahir 452 M). Ahli sejarah terkemuka, Gibbon, telah banyak mengutip dari penelitian James dalam bukunya yang berjudul The Decline and Fall of the Roman Empire.

Berdasarkan buku ini, kaisar yang memerintah dan berusaha melakukan penyiksaan terhadap orang-orang yang tidak mau menyembah berhala adalah Kaisar Decius.

Menurut Gibbon, nama dari tempat ini adalah Ephesus. Terletak di pantai barat Anatolia, kota ini adalah salah satu pelabuhan dan kota terbesar dari Kekaisaran Romawi. Saat ini, reruntuhan kota ini dikenal sebagai ‘Kota Antik Ephesus.’

Lokasi ini populer sebagai Gua Ashaba Al-Kahfi di kalangan umat Nasrani dan sebagian umat Islam. Tetapi tidak ada bekas masjid atau rumah peribadatan sekitarnya, padahal Al-Qur’an menjelaskan bahwa sebuah masjid dibangun di lokasi itu.

Arahnya pun tidak sesuai dengan apa yang dilukiskan oleh Al-Qur’an. Al-Qur’an melukiskan bahwa matahari bersinar pada saat terbitnya di arah kanan gua dan ketika terbenam di arah kirinya, dan ini berarti pintu goa harus berada di arah selatan, padahal pintu goa tersebut tidak demikian.

Kedua, gua di Qasium dekat kota ash-Shalihiyyah di Damaskus.

Ketiga, gua al-Batra’ di Palestina.

Keempat, gua yang katanya ditemukan di salah satu wilayah di Skandinavia. Konon di sana ditemukan tujuh mayat manusia yang tidak rusak bercirikan orang-orang Romawi dan diduga merekalah Ashāba Al-Kahfi.

Kelima, Gua Rajib, yang berlokasi sekitar delapan kilometer dari kota Amman, ibukota Kerajaan Jordania, di satu desa bernama Rajib.

Gua itu berada di suatu bukit. Di sana ditemukan satu batu besar yang berlubang pada puncak selatan bukit itu. Pinggirnya di bagian timur dan barat terbuka sehingga cahaya matahari dapat masuk ke dalam gua.

Pintu gua berhadapan dengan arah selatan. Di dalam gua terdapat batu sebagai peti mayat yang digunakan orang Nasrani dengan ciri masa Byzantium, jumlahnya delapan atau tujuh buah. Juga terdapat gambar berwarna merah dari seekor anjing serta beberapa gambar lainnya.

Di atas gua itu terdapat bekas-bekas rumah peribadatan ala Byzantium dan mata uang serta peninggalan-peninggalan yang menunjukkan bahwa tempat itu dibangun pada masa Justiunus (418 – 427 M) dan beberapa peninggalan lain.

Tempat peribadatan itu diubah dan dialihkan menjadi masjid dengan menara dan mihrab ketika kaum muslimin menguasai daerah itu.

Di lokasi depan pintu gua ada juga bekas-bekas bangunan masjid yang lain yang kelihatannya dibangun oleh kaum muslimin pada awal masa Islam, dan yang terus menerus dipelihara dan direnovasi dari saat ke saat. Masjid ini dibangun di atas puing-puing gereja Romawi, sebagaimana halnya masjid yang berada di atas gua.

Gua ini ditemukan pada tahun 1963. Peneliti dan pakar purbakala, Rafiq Wafa ad-Dajani, menulis hasil penelitiannya dalam sebuah buku yang ia namai “Iktisyaf Kahf Ashhab al-Kahf” yang terbit pada tahun 1964.
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari 'Urwah bahwa Aisyah telah mengabarkan kepadanya bahwa dalam shalatnya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sering berdoa: ALLAHUMMA INNI 'AUUDZUBIKA MIN 'ADZAABIL QABRI WA A'UUDZUBIKA MIN FITNATIL MASIIHID DAJJAL WA A'UUDZUBIKA MIN FITNATIL MAHYA WAL MAMAATI, ALLAHUMMA INNI A'UUDZUBIKA MINAL MA'TSMI WAL MAGHRAMI (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, aku berlindung dari fitnah Dajjal, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan kematian, ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan dosa dan lilitan hutang). Maka seseorang bertanya kepada beliau, Alangkah seringnya anda memohon perlindungan diri dari lilitan hutang. Beliau bersabda: Sesungguhnya apabila seseorang sudah sering berhutang, maka dia akan berbicara dan berbohong, dan apabila berjanji, maka dia akan mengingkari.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 746)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More