Fira'un: Beda Antara Zaman Nabi Yusuf dan Zaman Nabi Musa

Jum'at, 05 Juni 2020 - 07:34 WIB
"(Kenapa) kamu menyeruku supaya kafir kepada Allah dan mempersekutukan-Nya dengan apa yang tidak kuketahui". (QS Ghaafir: 42).



Syaikh Abu Bakar menjelaskan di dalam ayat ini disebut kekafiran kepada Allah yang terkandung di dalamnya bentuk pengingkaran, begitu pula disebut kesyirikan kepada Allah, maka firmanNya mengandung dua ucapan di atas disamping itu mengandung juga penjelasan dua kondisi tersebut secara bersamaan.

Sehingga menjadi terang kalau orang yang sombong akan berubah menjadi musyrik, bisa dengan beribadah kepada sesembahan lain bersama kesombongannya untuk mau beribadah kepada Allah azza wa jalla, dan penamaan dengan syirik pada kasus seperti ini memiliki pendukung yang senada, semisal larangan untuk berlaku sombong kepada Allah untuk mengikhlaskan agama hanya kepada Allah semata. Sebagaimana yang Allah terangkan di dalam firmanNya:

﴿ إِنَّهُمۡ كَانُوٓاْ إِذَا قِيلَ لَهُمۡ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ يَسۡتَكۡبِرُونَ ٣٥ وَيَقُولُونَ أَئِنَّا لَتَارِكُوٓاْ ءَالِهَتِنَا لِشَاعِرٖ مَّجۡنُونِۢ ٣٦ ﴾ [ الصفات: 35-36 ]

"Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: "Laa ilaaha illallah" (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri. Dan mereka berkata: "Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?". (QS ash-Shaffaat: 35-36).



Mereka yang disebutkan dalam ayat adalah orang-orang yang sombong dan juga musyrik. Dan orang yang sombong, manakala tidak mau mengakui keberadaan Allah secara terang-terangan semisal Fir'aun maka kekufurannya lebih besar dari pada yang lainnya.

Ibnu Taimiyah menyebut bahwa kalau kaumnya Fir'aun, sebagaimana mereka telah berlaku kesyirikan kepada Allah azza wa jalla dalam perkara rububiyah mereka juga berbuat kesyirikan dalam perkara uluhiyah.

Dan ini sebagai bukti konkret yang menerangkan secara jelas kalau di sana ada perbedaan yang sangat gamblang antara Fir'aun yang ada pada zamannya Nabi Yusuf 'alaihi sallam dengan Fir'aun yang berada pada zamannya Nabi Musa 'alaihi sallam, dari sisi pengetahuan Fir'aun pertama bersama kaumnya tentang keberadaan Allah jalla wa 'alla, dan pengingkaran Fir'aun kedua bersama kaumnya tentang keberadaan Allah secara terang-terangan. ( )
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(mhy)
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Handlalah bin Ali bahwa Mihjan bin Al Adra' telah menceritakan kepadanya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk ke dalam masjid, lalu beliau mendapati seorang laki-laki membaca tasyahud seusai shalat yang mengucapkan: Allahumma inni as'aluka Ya Allah Al Ahad As Shamad alladzii lam yalid wa lam yuulad walam yakul lahuu kufuwan ahad antaghfira lii dzunuubi innaka antal ghafuurur rakhiim (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, Dzat yang Maha Esa, Dzat yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, tiada beranak dan tidak pula diperanakkan dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia, semoga Engkau mengampuni dosa-dosaku, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.  Maka beliau bersabda: Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni, Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni, Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 835)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More