Azab Kaum Nabi Luth, Peringatan bagi Perilaku Liwath

Jum'at, 26 November 2021 - 17:04 WIB
Perempuan tua itu kemudian menyuruh ia cepat pulang, sementara ia menghampiri kelompok lelaki. "Kalian akan memperoleh apa yang kalian kehendaki, yaitu dua orang lelaki tampan. Mereka ada di rumah Luth..."

Mereka pun segera datang ke rumah Nabi Luth. Sesampainya mereka di sana, didapati pintu rumah Nabi Luth tertutup. Segeralah mereka mengetuk keras sambil berteriak. "Bukakan, Luth bukalah pintu-pintumu! Kalau tidak, kami terpaksa akan mendobrak!"

Teriakan kaum Luth bertambah keras dan garang. Mereka tak sabar dan ingin mendobrak pintu agar dapat masuk dan menemui tamu-tamu Nabi Luth.

Nabi Luth berdiri terpaku. Hanya pintu yang memisahkannya dari kaum durjana itu. Sesaat kemudian, Nabi Luth berkata kepada mereka demi menenangkan keadaan:

"Hai, kaumku, inilah puteri-puteriku, mereka lebih suci bagimu. Maka, bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan namaku di hadapan tamuku. Tidak adakah di antaramu seorang yang dapat menbedakan baik dan buruk”.

Luth kemudian kembali menegaskan permohonannya kepada kaumnya itu, sedangkan istrinya mengintip tidak jauh dari situ.

Nabi Luth menawarkan kepada mereka untuk mengawini puteri-puterinya, tetapi dengan serentak mereka menjawab: "Sesungguhnya engkau telah tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan terhadap puteri-puterimu; dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki."

Sampai di sini, dialog antara Nabi Luth dan kaumnya terputus. Nabi Luth kemudian berpikir, apakah yang akan ia lakukan jika kaumnya mendobrak pintu rumahnya dan masuk untuk melampiaskan nafsu setannya kepada dua orang tamunya. Ia berdiri kebingungan.

Tiba-tiba tamu Nabi Luth berkata kepadanya: "Sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu; sekali-kali mereka tidak dapat mengganggu engkau." Berkata utusan-utusan Allah itu kepada Nabi Luth: "Bukakan pintu, dan tinggalkan kami bersama mereka!"

Maka, Nabi Luth pun membuka pintu rumahnya. Istri Nabi Luth merasa cemas tatkala melihat serombongan kaumnya menyerbu masuk dengan penuh kegilaan, dan segera menuju ke arah tamu-tamu Nabi Luth. Ketika itulah, Jibril mengembangkan kedua sayapnya dan memukul orang-orang durjana itu. Akhirnya, mata mereka, tanpa kecuali, buta seketika. Dengan berteriak kesakitan, mereka semua menghendap-hendap dan bingung, kemana mereka harus berjalan.

Bertanyalah Nabi Luth kepada Malaikat Jibril: "Apakah kaumku akan dibinasakan saat ini juga?"

Malaikat Jibril memberitahu bahwa azab akan ditimpakan kepada kaum Nabi Luth pada waktu subuh. Jibril memerintahkan Nabi Luth agar pergi dengan membawa keluarganya pada akhir malam nanti.

Semua keluarga Nabi Luth pada malam itu pergi bersamanya ke luar kota, kecuali Wa’ilah. Istrinya itu bukan lagi termasuk keluarganya yang beriman kepada risalah Allah yang dibawanya. Sebaliknya, Istri Nabi Luth justru telah membantu orang-orang yang berbuat kerusakan, dan ia harus menerima akibatnya.

Maka, turunlah azab atas dirinya, bersama semua kaum Nabi Luth yang ingkar.



Dosa Besar

Ayat-ayat tentang kisah Nabi Luth dengan kaumnya yang diazab Allah SWT menjadi dasar bahwa Islam memandang praktik homoseksual sebagai tindakan bejat.

Di dalam Ensiklopedi Hukum Islam disebutkan bahwa praktik homoseks merupakan satu dosa besar dan sanksinya sangat berat. Rasulullah SAW bersabda, Siapa saja yang menemukan pria pelaku homoseks, maka bunuhlah pelakunya tersebut. (HR Abu Dawud, at-Tirmizi, an- Nasai, Ibnu Majah, al-Hakim, dan al-Baihaki).

Praktik homoseksual dalam Islam dikenal dengan nama liwath. Baik gay maupun lesbian masuk dalam kategori liwath. Tidak ada pembedaan di antara keduanya.

Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, dia berkata: Orang yang paling Allah benci adalah orang yang suka membantah dan sengit permusuhannya.

(HR. Bukhari No. 4161)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Terpopuler
Artikel Terkini More